Unreal Self Love

9 2 0
                                    

Judulnya terdengar klise, benar kan?

Tapi seharusnya kau paham, bahwa aku tidak bisa mencintai siapa pun di dunia ini, kecuali diriku sendiri

Oh, bukan– lebih tepatnya diriku yang lain, yang kuakui eksistensinya, dan hanya aku yang bisa melihatnya dan merasakannya.

*
*
*


*
*
*

"Nicole, aku menyukai mu," ungkap seorang pria di hadapan ku seraya menggenggam tangan kanan ku.

Aku spontan menarik tanganku. "Gwen, aku–"

"Sstt... Tidak perlu dijawab sekarang. Kau bisa memikirkannya terlebih dahulu." Gwen menyela kalimat ku yang belum selesai.

"Gwen, mau dijawab nanti pun hasilnya sama saja," ujar ku memandangnya sedikit kasihan.

Pria itu kemudian tertunduk lesu, membuat ku tak tega mengatakan ini padanya.

"Dengar, Gwen... Mungkin ini terdengar aneh untuk manusia normal. Tapi, kau tahu, aku tidak bisa jatuh cinta. Jadi aku minta maaf, dan tolong jangan menyia-nyiakan perasaan tulus mu hanya untuk perempuan tak tahu cara membalas cinta seperti ku," jelas ku selembut mungkin agar tidak menyinggung perasaannya.

"Jujur saja, Nicole. Kau sudah memiliki kekasih?" Aku menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaannya.

"Gwen, sebaiknya lupakan aku. Aku sungguh menghargai ketulusan mu, terima kasih. Tapi, aku juga tidak ingin memberi harapan palsu."

"Tapi kita masih bisa berteman, kan?"

"Tentu saja. Asal kau jangan menaruh rasa padaku."

Gwen pun mengangguk lemah. "Baiklah, jika itu mau mu. Kuharap, aku bisa secepatnya menyingkirkan perasaan ku ini," tekadnya dengan senyum yang dipaksakan.

Tentang Gwen, sebenarnya dia adalah pria ke sekian yang berani confess dan menunjukkan ketulusannya untuk ku.

Namun, aku selalu menolaknya. Tolong, jangan pernah mengatai ku sebagai wanita yang sok jual mahal atau terlalu pemilih.

Aku juga ingin membuka hati seperti orang lain. Hanya saja, masalah terbesarnya adalah hatiku benar-benar tertutup rapat.

"Kau pasti lelah," tebak Juan membuat ku menoleh lalu tersenyum simpul membenarkan.

"Jangan sekarang, kita masih di tempat ramai." Aku memperingati saat dia hendak bertingkah.

Juan mendengus lalu pergi begitu saja. Aku harus segera pulang sebelum matahari terbenam. Dan ada banyak hal yang ingin aku ceritakan pada Juan.

*
*
*

Aku merebahkan tubuh ku di atas kasur ku yang nyaman. Memandang langit-langit kamarku yang gelap dihiasi lampu hologram yang dipantulkan ke seluruh ruangan membentuk konstelasi.

Antologi KACAU✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang