Mother in Law Visit

13 5 0
                                    

Hari ini adalah hari kedua Elora sakit. Meskipun kondisi nya belum sepenuhnya kembali pulih, tapi stamina nya sudah sedikit bertambah dari yang kemarin. Karena melihat kondisi Elora yang masih cenderung lemah, maka saat melihat botol infus nya hampir habis, Mama segera menelpon ibu Bidan supaya segera mengganti botol itu dengan botol yang baru.

07.30 wib

Elora diajak Mama untuk membersihkan tubuhnya, sebelum ibu Bidan datang mengganti botol infusnya. Setelah selesai bersih-bersih dan merasa sudah lebih segar dari sebelum nya, Mama membawa Elora untuk berjemur di teras belakang rumah. Tepat diteras garasi. Elora duduk disebuah kursi plastik yang sudah disiapkan Mama.

Kini ia mengenakan piyama tidur. Karena baju piyama mudah untuk dipakai, dan tidak menggangu selang infusnya. Sekitar setengah jam berjemur, ibu Bidan pun datang untuk mengganti botol infus Elora. Elora masuk kedalam kamarnya setelah di panggil oleh Mama. Kamarnya terlihat sangat rapi.

'Pasti Mama yang beresin sewaktu aku berjemur tadi.' batin nya.

Setelah botol infus nya diganti dengan yang baru, Elora hanya berbaring santai diatas kasurnya. Kini perlahan energi nya sudah mulai kembali. Mama memasuki kamar, untuk memberinya sarapan dan meminumkannya obat.

"Kita ke toko yuk, nak. Kamu pasti bosan, kalau harus terus dikamar terus." Elora mengangguk. Dan Mama mulai memapah nya secara perlahan dan membawanya keteras toko untuk menghilangkan rasa setres nya.

Papa terlihat sibuk menata barang yang baru saja masuk untuk perlengkapan toko nya. Setelah selesai menata barang, Papa ikut duduk bersama Mama dan Elora yang disebelah kirinya terdapat tiang besi tempat botol infus nya digantungkan. "Udah enakan nak,?" Dibalas anggukkan oleh Elora.

"Udah gak selemes kemarin sih, Pa."

"Sudah sarapan,?" Elora mengangguk. "Obat juga udah aku minum, kok Pa." Papa hanya mengangguk-anggukan kepala nya sambil tersenyum dan mengelus pucuk rambut Elora.

Tin..tin..

Sebuah mobil pribadi berwarna hitam berhenti tepat disamping toko keluarga Elora. Elora dan kedua orangtuanya hanya mengamati mobil tersebut dalam diam. Tak lama keluar lah seorang wanita paruh baya, yang sudah pernah Elora lihat sebelumnya-Mama Rico dan seorang pemuda tampan-Rico. Mama Rico berjalan mendahului Rico dan segera menghampiri Elora, dengan sebuah kantung kresek besar di tangan kanan nya. Rico menyusul Mama nya setelah mengunci mobilnya.

Elora menatap kedua orang tersebut dengan senyum manisnya, ia tak menyangka bahwa Rico dan Mama nya lah yang berada di dalam mobil tadi. Karena sewaktu Rico mengajaknya jalan, bukan mobil itu yang Rico gunakan. Dan sekarang Elora baru ingat, bahwa mobil itu yang digunakan keluarga Rico, untuk berkunjung kerumah nya, pertama sekali.

Mama Rico langsung meletakkan bingkisan yang ada ditangannya tepat diatas meja, dan langsung memeluk Elora dengan lembut, "El... El kok bisa sakit nak,?" Melepaskan dekapannya dan menatap lawan bicaranya dengan nada khawatir. Rico menyalami tangan orangtua Elora, lalu ia duduk tepat disamping Mamanya.

Lagi-lagi Elora tersenyum, "Biasa Tan, sakit anak muda. Tapi udah agak mendingan kok, Tan." Jawaban santai yang Elora lontarkan seolah-olah bisa menimbulkan sedikit ketenangan pada Mama Rico.

"Rico juga udah cerita sama Mama, katanya kamu malas makan kan,?" Elora hanya tersenyum, "Oh iya.. Ini Mama sama Abang, bawa bingkisan untuk kamu. Dimakan ya nak, supaya lekas sembuh." Mama Rico menyodorkan kantung tersebut pada Elora. Dan diterima baik oleh Elora, "Terimakasih banyak Tante,"

Mama bersuara, "Kita masuk ke dalam saja yuk, masa tamu duduknya diteras begini." Mama berdiri dan ingin membantu Elora.

"Gak usah, Tan. Kayaknya kita lebih baik duduk disini, kan bisa sambil lihat-lihat. Lagian Elora duduk didepan gini juga pasti karena bosan kan,? kalau dikamar terus-menerus,? Jadi kita disini saja Tan." Rico memang sangat lah bijak dalam berfikir.

Mate from parentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang