Makan

32 26 5
                                    

Sampai di depan rumah Elora. Elora turun lebih dulu. Lalu tak lama mama nya pun turun. Sementara Rico melajukan mobil nya menuju ke garasi. Mama yang tidak sadar jika Elora mengekori nya, menoleh kebelakang.

"Loh, kamu ikut turun,?"

"Loh kan udah sampai mama. Ya turun dong emang mau ngapain lagi,?" mama melanjutkan langkahnya menghampiri papa yang sudah berdiri menyambut mereka

"Pergi kebelakang susul Rico. Bukain pintu garasi. Cepat!"

"Oh? Iya ya astaga. Tapi kenapa harus masuk garasi ma,? emang bang Rico mau lama,?"

"Iyalah. Makan siang dulu kita, masa nanti dia pulang tanpa makan."

"Ooh" Elora hanya mengangguk mendengar pernyataan mamanya. Lalu berlalu kedalam rumah menuju garasi.

Papa dan mama mengikuti gerakan anaknya itu. Ia menyambar kunci yang di gantung di paku dekat pintu kamarnya. Ia langsung menuju garasi, membuka garasi itu dari dalam menggunakan kunci yang di bawa nya tadi.

Sambil membuka pintu lipat garasi mereka, Elora melihat Rico sudah keluar dari mobil dan terlihat sedikit bingung. Menunggu pintu itu terbuka. Tapi posisi Rico membelakangi pintu garasi. Mendengar suara decitan pintu, Rico langsung berbalik, menghadap kearah suara bunyi itu.

"Abang masukin mobil nya kedalam sini aja. Biar gak terganggu kalau ada orang lewat ntar." Elora mengarahkan Rico sambil membuka lipatan pintu terakhir.

"Oh iyaiya." Rico masuk ke mobil nya, menghidupkan mesin mobil itu kembali. Dan menempatkan mobil itu didalam garasi. Elora memilih minggir keluar dari garasi. Supaya Rico tidak terganggu saat mamasukkan mobilnya. Elora menatap mobil Rico dari luar garasi.

Setelah mobil itu terparkir manis di garasi, Rico keluar dari mobil itu. Elora masuk kedalam garasi dan mengunci kembali pintu garasi itu dari dalam. Rico menunggu sampai Elora selesai mengunci pintu garasi itu dengan benar. Lalu mereka sama-sama masuk kedalam rumah.

***

Pukul 12.00 Wib.

Saat ini mereka tengah berada di teras toko. Sambil bersantai dan membahas tentang hasil belajar Elora.

Papa sesekali melayani pembeli dibantu oleh mama. Dan Rico anteng duduk di kursi sender nya. Elora juga tidak mengerti kenapa Rico belum pulang dari tadi, mungkin benar bahwa seperti yang mama katakan tadi. Bahwa ia tidak boleh pulang sebelum makan siang. Kini pakaian sekolah Elora sudah berganti menjadi pakaian rumah. Kaos oblong hitam, beserta celana boxer pendek abu.

Saat ingin beranjak dari duduk nya, tiba tiba mama bertanya, "Mau kemana?"

"Mau makan ma. Laper."

"Is kok makin lama makin gak ada sopan santun nya, Elora?" protes mama.

Elora mengerutkan keningnya bingung. Tidak biasanya mama akan memanggil nya dengan namanya.

"Kek gitu memangnya kalau ada tamu,? Makan main makan aja sendiri, hah,?"

Elora terlanjur merasa sedikit sakit hati. Ia juga merasa malu karena mamanya secara terang-terangan memarahi nya didepan orang asing.

"Mari.." ucapan Elora mendadak formal. Ia ingin semua orang yang sedang berada dihadapannya sekarang mengetahui bahwa ia telah merasa sakit hati dengan ucapan mamanya barusan.

"Pergi co... makan siang didapur ya sama Elora. Nanti setelah kalian selesai, kita bergantian."

Mama benar-benar tidak perduli akan perasaan Elora saat ini. Elora segera berlalu lebih dulu.

"Mari tante dan om, kita makan duluan."

***

Rico menarik salah satu kursi yang ada di meja makan, dan duduk di kursi tersebut. Sedangkan Elora menghidangkan makanan di meja makan.

Mengangkat sayur, lauk pauk, beserta buah yang selalu disediakan oleh mama dari dalam lemari tempat penyimpan makanan keatas meja makan.

Elora duduk tepat dihadapan Rico. Setelah selesai menghidangkan semua jenis masakan mama nya. Tak kunjung ada pergerakan dari Rico, akhirnya Elora bersuara.

"Udah bisa dimakan bang. Ambil duluan aja."

Mendengar itu, Rico langsung mengisi piring nya dengan nasi, beserta lauk pauk nya. Setelahnya Elora juga ikut mengisi piring nya. "Jangan lupa doa."

Pernyataan Elora membuat Rico langsung menundukkan kepalanya, menutup matanya dan melantunkan doanya dalam hati. Begitu pun dengan Elora. Kemudian Rico dan Elora menyantap makanan itu hingga habis tanpa ada yang berbicara sepatah kata pun.

Setelah makanan mereka habis, Elora mengangkat bekas piring kotor mereka tadi kearah wastafel, dan mencuci piring itu. Elora asik dengan kegiatannya, seolah melupakan akan keberadaan Rico.

Rico yang sedari tadi merasa dicueki, tak enak hati juga, Rico jadi teringat sikap Elora tadi saat mamanya sedikit menceramahi nya karena dirinya. Ia jadi sedikit merasa bersalah.

"Perlu abang bantu?" basa-basi Rico tepat berada dibelakang Elora.

Elora menoleh, " Gak perlu bang. Entar yang ada mama makin ngatain aku gak punya sopan santun lagi. Abang kedepan aja, gantian sama mama sama papa biar mereka makan siang. Aku sedikit lagi selesai kok. Nanti aku langsung nyusul kedepan juga." Elora sambil melanjutkan pekerjaanya.

"O-oh yaudah kalau gitu." Rico segera berlalu ketoko dengan perasaan tak enak hati.

Tidak berapa lama, tepat saat cucian piring Elora selesai. Mama dan papa duduk dimeja makan menikmati makan siang mereka. Mama menatap Elora, "Kamu temani Rico didepan ya nak,! jangan dicuekin,."

Elora hanya berlalu saja tanpa mengindahkan ucapan itu.

***

Hai, Terimakasih sudah mampir. Semoga suka

Mate from parentsWhere stories live. Discover now