Level 0: "Tutorial Level"

Start from the beginning
                                    

Tak kunjung berhasil lolos, Halilintar mencoa mengelabui sang monster. Beberapa kali berusaha, tapi tetap tidak berhasil. Untungnya, ia berhasil lolos di percobaan terakhir.

Air matanya mulai menetes. Jujur saja, ini adalah hal yang sangat langka. Seorang Halilintar. Yang dikenal pemberani, ahli bela diri, dingin, dan suka berkata menusuk ternyata bisa menangis? Sayangnya tak ada orang selain Halilintar sendiri disini yang bisa mengabadikan momen ini.

Halilintar teringat, kalau ia memiliki ponsel dan smartwatch di dalam tas sekolah masih dibawanya. Lengkap dengan seragam yang juga masih ia kenakan.

Buru-buru Halilintar mengambil dua benda modern itu. Menyalakan ponselnya terlebih dahulu, dan menemukan jika di tempat aneh ini tidak ada sinyal. Mungkin ada, tapi hanya beberapa detik saja.

"Coba dulu aja lah," katanya dalam hati. Mencari kontak sang ibu, lalu meneleponnya.

Telepon tersambung, dan Halilintar mulai merasa senang. Terdengar juga suara ibunya yang menanyakan "kenapa Halilintar menelepon?" dengan suara yang putus-putus. Baru saja Halilintar ingin mengutarakan apa yang ingin ia sampaaikan, ponsel tersebut mati. Padahal baterainya masih cukup banyak.

Halilintar mencoba menyalakannya kembali, tapi tidak berhasil.

Tak lupa dengan smartwatch-nya, Halilintar mulai menyalakan benda itu dengan brutal. Tapi sama saja, jam pintar itupun ikut mati total.

Frustasi, Halilintar melempar dua barang mahal tersebut. Menekuk kedua kakinya, dan mulai menenggelamkan kepalanya diantara lutut.

Sungguh, Halilintar tak tahu lagi harus dengan cara apa dia keluar dari sini. Ingin rasanya pasrah, tapi hal itu hanya akan membuatnya mati sia-sia.

Kepekaan Halilintar yang tajam itu mulai bereaksi. Dia merasa jika ada yang sedang memperhatikannya dari arah depan. Dengan perlahan, Halilintar mendongakkan kepalanya. Dan benar saja, ia melihat ukiran dua mata besar, dengan mulut tersenyum lebar mengerikan yang muncul di kegelapan ujung lorong.

Membelalakkan mata, Halilintar segera berlari kencang ke belakang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Membelalakkan mata, Halilintar segera berlari kencang ke belakang. Saking takutnya, ia sampai hampir terjerembap ke depan dan berbelok ke sembarang arah untuk menghindari makhluk itu.

Terlalu sibuk menghindar, membuat ia tidak lagi fokus ke jalanan. Sebuah lubang berbentuk persegi berada tepat di depannya. Karena Halilintar yang tak fokus, berakhir ia jatuh ke dalam lubang itu.

Lalu pandangannya menjadi gelap sepenuhnya.

Bersambung ...

Cuma mau ngucapin makasih yang udah baca dan support cerita ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cuma mau ngucapin makasih yang udah baca dan support cerita ini. Jangan lupa vomment nya juga, dan maafin ya kalo ada salah-salah kata!

Buat yang mau ngasih kritik dan saran boleh banget! Kritik apapun itu akan aku terima kok, asalkan ditulis dengan bahasa yang sopan yaa.

Rabu, 05 Oktober 2022.

The BackroomsWhere stories live. Discover now