Permulaan: "No-Clipping"

574 78 8
                                    

Kasus orang hilang kini marak terjadi. Korbannya beragam, mulai dari anak kecil, remaja, bahkan hingga orang dewasa. Tidak ada yang tau bagaimana nasib mereka hingga saat ini.

Polisi sudah melakukan berbagai upaya untuk mengungkap misteri orang hilang tersebut. Tapi, sedikit bukti pun tidak ditemukan. Membuat aparat kepolisian makin kebingungan.

Dari kasus itu, banyak masyarakat yang membuat teori-teori mereka sendiri. Ada yang mengatakan mereka di culik oleh pembunuh berantai, ada juga yang mengatakan jika mereka dijadikan tumbal pesugihan, sampai ada yang membuat teori jika mereka masuk ke dalam sebuah tempat yang bernama the backrooms.

Lantas, apa itu the backrooms?

The backrooms adalah sebuah labirin yang tidak berujung. Sebuah tempat yang dipercaya dapat membawa kita ke dimensi lain.

Banyak yang menyebutkan, jika di dalam the backrooms itu dipenuhi oleh berbagai monster menyeramkan. Selain itu, banyak juga yang berteori kalau ada banyak level yang harus ditaklukan oleh setiap orang yang masuk kedalamnya.

Jika begitu, lalu bagaimana caranya untuk bisa keluar dari the backrooms?

Sebenarnya, mustahil untuk bisa keluar dari the backrooms. Namun ada juga yang mengatakan jika kamu mendengar sebuah suara dan mengikutinya, maka kamu dapat keluar dari the backrooms.

Apa benar demikian?

——————

"Eh, lo pada udah denger belum? Tentang anak kelas 10 IPA 2 yang katanya hilang itu?"

"Oh, kalo nggak salah yang ada dua orang itu ya? Yang namanya Thorn sama Solar itu 'kan? Gimana kelanjutannya deh? Kok bisa tiba-tiba ilang gitu sih? Aneh banget."

"Ya mana gue tau, ini aja gue baru denger. Makanya gue tanya lo, kali aja lo tau sesuatu gitu."

Halilintar diam-diam mendengarkan perbincangan dua siswi tadi. Saat ini dirinya tengah menunggu Taufan —adik sepupunya— di depan gerbang sekolah.

Dia mulai berdecak malas. Melirik jam tangannya yang kini menunjukkan pukul 17.00, lalu mengalihkan pandangan lagi ke sekeliling gerbang. Namun batang hidung Taufan tak kunjung terlihat.

Kemana sih anak itu?!

"Yow kak Hali! Lama ya nunggunya? Hehe, sorry. Tadi gue selesaiin mabar dulu. Makanya lama," kekeh Taufan yang tiba-tiba datang dan menepuk bahu Halilintar kuat. Membuat sang empu terlonjak kaget.

Halilintar mengadahkan tangannya di hadapan Taufan. Anak itu menaikkan satu alisnya kebingungan. Selang beberapa detik, ia tertawa.

"Ahahaha! Oh iya lupa gue, ni airpods lu gue balikin. Gausah serem-serem gitu mukanya! Udah serem jadi makin serem tau nggak!" kesal Taufan.

Halilintar segera mengambil airpods yang ada di tangan Taufan, lalu pergi begitu saja. Taufan tercengang ditempatnya.

"Lah, udah gitu doang? Jadi gue ditinggal nih? Nasib amat punya sepupu kulkas."

—————

Kembali lagi pada Halilintar, kini ia tengah berjalan santai untuk pulang ke rumahnya.

Di tengah perjalanan, Halilintar tak sengaja melihat dua buah banner pengumuman orang hilang. Diambilnya banner tersebut, lalu ia mulai membaca deretan huruf yang tertera disana.

"Thorn Mahesa Febrian, dan Solar Arkeano Diandra? Dari SMA Pulau Rintis? Jadi ini yang diomongin sama anak-anak cewek tadi?" batinnya.

Halilintar melihat ke tempat ditulisnya tanggal hilang si korban. Tertera tanggal 2 minggu lalu disana. "Hmm, belum lama juga ternyata."

Matanya melirik lagi ke arah reward yang diberikan bagi siapapun yang melihat korban. Angka 200 juta tertulis. Mata Halilintar pun membelalak, "gede juga rewardnya."

Halilintar kemudian kembali menelusuri jalan dengan dua banner yang masih ia pegang itu. Matanya tetap fokus pada selebaran tersebut dibanding pada jalanan yang dilaluinya.

Tanpa sengaja, ia menginjak ekor anjing berjenis bulldog yang ternyata sedang tidur di depannya. Inilah efek karena tidak melihat jalan. Anjing tersebut menggonggong kencang kearahnya.

Halilintar akui kalau dirinya memang pemberani. Dia tidak mudah takut pada apapun. Tapi untuk seekor anjing? Jelas Halilintar akan langsung menghindar.

Demi apapun, dia takut anjing liar! Apalagi anjing besar seperti bulldog ini.

Tanpa pikir panjang, Halilintar berlari kencang ke arah sebaliknya. Dua selebaran yang tadinya berada di tangannya kini telah hilang entah kemana. Anjing tadi ikut mengejarnya. Membuat Halilintar mempercepat lariannya.

Dia berbelok ke sembarang arah. Sambil terus menengok ke belakang untuk mengetahui apakah anjing tersebut masih mengejarnya atau tidak. Dan kenyataannya, anjing itu masih setia di belakangnya.

Karena terlalu fokus pada si anjing, Halilintar tidak menyadari jika ada tembok besar di depannya yang menghalangi. Ternyata, gang yang ia masuki adalah gang buntu.

Halilintar telat menyadari. Begitu ia memutar kepalanya untuk kembali mengahadap depan, tubuhnya sudah terlanjur menabrak tembok tersebut.

Namun anehnya, bukannya terpental dan merasakan sakit di kepala, ia justru merasa jika badannya menembus tembok tersebut. Jatuh, dan mendarat di sebuah ruangan yang dipenuhi dengan tembok bercat kuning kusam.

Kejadiannya begitu cepat, Halilintar sama sekali tak menyadari apa yang telah terjadi pada dirinya. Mengusap pantatnya perlahan, ia mulai mengedarkan pandangan. Meneliti setiap sisi dari tempat ini.

Seluruh dinding yang dicat dengan warna kuning kusam. Banyak sekali belokan dan lorong-lorong yang ada disini. Karpet lembab, dan lampu remang-remang. Hanya dengan melihatnya sekilas saja sudah cukup membuatnya stress.

"Ck! Ini tempat apaan sih?!"

Bersambung ...

Buat yang masih nggak ngerti sama teori the backrooms, bisa di search sendiri di google ya! Karena kalo aku cantumin disini semua, bakal panjang banget

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Buat yang masih nggak ngerti sama teori the backrooms, bisa di search sendiri di google ya! Karena kalo aku cantumin disini semua, bakal panjang banget.

Janlup komen dan votenya! See you!

Senin, 02 Oktober 2022.

The BackroomsWhere stories live. Discover now