"Terus dia sopan gak sama sohib gue? Dia tau Clara tunangan Gara, tapi dia masih berani deket-deket sama si Garajing!"

"Lagian apa-apa kalian agung-agung kan pangkat kalian sebagai osis, bangga banget kaya nya lo jadi babu sekolah," Gara sebagai ketua osis merasa tersinggung, mata nya menatap Lisa tajam, namun sayang Lisa tampak biasa saja.

Beda lagi dengan Tiara dan Kirana yang menelan ludah nya susah payah saat aura di sekitar nya mulai terasa tak nyaman.

"Lis, kamu salah paham. Kamu tau kan kalau aku itu sahabat Gara dari kecil. Belum lagi jabatan aku sebagai wakil osis dan Gara ketua nya."

"Otomatis kita bakal sering bersama membahas rapat. Lagian bukan cuma kita berdua aja yang rapat, tapi banyak osis-osis yang lain nya." jelas Anna.

"Noh denger, jadi cewek jangan dulu berprasangka buruk. Dasar telur kutu," ucap Kevin.

"Siapa tau aja, di belakang kan gak ada yang tau."

"Lisa, lo masih ingat ucapan gue 'kan?" Lisa mengangkat bahu nya acuh lalu mulai menyantap bakso milik nya, mengabaikan suasana tak nyaman akibat ulah nya.


"Soal tugas kelompok.."

"Fiks nya kita ngerjain di rumah siapa?" tanya Clara, yang sedari tadi diam.

"Di rumah si telor kutu aja," ujar Kevin, membuat Lisa mendelik.

"Enak aja, gue gak mau rumah suci gue di injak kalian para human."

"Udah, Lis. Kita kerjainnya di rumah lo aja. Lagian gue udah kangen sama tante Selly," Lisa berdecak, mau tak mau ia mengangguk tak rela.

***

"Nying! Gimana gue pulang nya kalau gini cara nya!" ujar Lisa, kesal. Baru saja mang Sumanto mengabarinya kalau mobil yang di gunakan nya mogok.

Mana Tiara dan Kirana sudah pulang duluan untuk ngerjain tugas kelompok di rumah si boneka Annabella, sedangkan Clara sudah pergi di bonceng Gara.

"Mana uang gue habis lagi, gini amat nasib anak orang kaya tapi di kasih jajan di batas mulu, herman gue!"

Tak sengaja mata Lisa melihat Iqbal dan Kevin yang tengah mendekati motor mereka.

Dengan semangat yang kembali meningkat, Lisa mendekat ke arah mereka berdua, "Bal, gue boleh numpang sama lo gak?" tanya Lisa, dengan muka di imut-imutin.

Iqbal melirik ke arah Lisa, namun dengan acuh dia menancap gas motor nya.

Lisa yang melihat itu napas nya langsung memburu, dengan kesal ia mengambil batu lalu di lemparkan ke arah Iqbal, "Mampus lo, setan!"

Iqbal menghentikan motor nya karena lemparan Lisa mengenai kaca spion motor nya hingga retak parah.

Mata nya menatap Lisa nyalang, ia menuruni motor berjalan ke arah Lisa.

Lisa yang melihat itu dengan panik menaiki motor Kevin, "Heh, ngapain lo naik motor gue!"

Kevin berusaha menarik Lisa turun dari motor nya, namun Lisa malah memeluk erat pinggang pria itu.

My Duda || Lalisa Transmigrasi (Pre-Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang