06. Be Mine, Please...

Start from the beginning
                                    

" Aku tidak merasa direndahkan... bagiku itu romantis...", bela Hani.

Jay mengerenyit bingung...
Semua wanita sama bodohnya...!
Mudah tertipu oleh hal berbau romantis...

" Oppa yang KELEWATAN..! kenapa memukul Luis di hadapan banyak orang.... Kau tau kan siapa Luis....??", ujar Hani yang sebenarnya mengkhawatirkan Jay.

" AKU TIDAK PEDULI DIA SIAPA...! Aku melihatnya tak lebih dari REMAJA KONYOL yang salah mengekpresikan rasa cintanya...!"

"Oya......? Lalu bagaimana cinta ala dewasa yang kau MAKSUD.... ??????"

Jay tergagap meski mencoba tenang menatap kedalaman mata Hani.

" Jika orang sungguh mencintaimu...Ia tidak mengharap timbal balik darimu. Ia akan mencintaimu diam-diam.... memperhatikan mu.... Peduli padamu... menjagamu....dan selalu ada kapanpun kau memerlukan....  apa kau sudah bertemu dengan orang seperti itu ...?", ucap Jay merendah. Berharap Hani menemukan jawaban bahwa itu adalah DIRINYA.

Hani terdiam menatap wajah Jay...
Tak yakin arah pembicaraan Jay.

" Bagiku pria seperti itu bodoh. Buat apa dia susah payah tanpa wanita itu tahu bahwa ia mencintainya... Aku tidak akan tertarik pada pria pengecut seperti itu.... Luis mengatakan itu di hadapan semua siswa dengan keberanian.... Dengan resiko menanggung malu di hadapan semua siswa. Bagiku dia gentle kok.....", bela Hani lagi.

Jay tampak mendesis tak senang.

" Kau memang wanita yang bodoh...", gumam Jay akhirnya terpaksa mengatakan itu lagi. Mulut nya yang tidak bisa di rem ini.

" YA! aku tahu aku wanita yang bodoh....kau tidak perlu mengatakan nya terus.... ", Hani sungguh marah. Lagi- lagi Jay menyakiti hatinya dengan kata-kata nya...

Hani pun pergi tak sanggup berdebat lagi.

" Terserah... Lakukan apapun yang kau inginkan.... Aku tak akan ikut campur lagi.. " Jay mengangkat kedua tangannya seraya mengambil tas nya dan pulang ke rumahnya.

Hani terhenyak sendiri menatap punggung lebar Jay yang menghilang di balik pintu keluar rumahnya.

Kenapa Jay begitu keras menentang nya untuk memiliki kekasih...

Ponselnya terus berbunyi sejak tadi...
Luis berkali-kali kali menelepon nya, namun Hani belum siap berbicara dengannya. Saat ini ia lebih memikirkan Jay ketimbang Luis.

Kenapa sikap Jay begitu sulit ditebak... Belakangan ia sering marah dan berkata yang tidak dimengerti maksud arah omongannya....

Atau ini karena dirinya yang mulai sensi dengan kenyataan Jay yang akan segera pergi darinya...

🌱🌱🌱

Esoknya desas desus itu masih ramai dibicarakan. Betapa heboh nya kejadian kemarin. Beberapa bahkan berspekulasi bahwa memang benar Hani dan Jay pasangan kekasih dan ada saja yang melempar rumor bahwa keduanya adalah tunangan..

Entah mulut siapa yang berani duluan menyebar berita palsu itu.  Luis terlihat mengejar Hani di koridor yang tadi pagi bahkan berangkat duluan meninggalkan Luis juga Jay.

" Maaf jika aku salah ... jangan menghindariku seperti ini... jika kau tidak ingin menerimaku tidak apa-apa.. tapi jangan abaikan aku... Kita masih bisa saling menyapa dan tersenyum saat bertemu begini....." bujuk Luis.

" Aku tidak marah. Aku hanya butuh waktu sendiri.... ", jawab Hani.

" Sekali lagi.... dan entah untuk keberapa kali aku ingin bertanya padamu... Apa benar kau dan Jay tidak memiliki hubungan... ?? Aku mendengar kalian adalah tunangan... ", kata itu sukses membuat Hani berhenti ditempat.

" Siapa yang menyebar rumor itu .. ?! Kami hanya tetangga dekat dan aku menganggap Jay tak lebih dari seorang kakak laki-laki ...", kilah Hani yang kemudian tergagap.

Sosok Jay muncul dari belakang Hani ..dan menunduk melewati nya....  Kedua tangannya ia masukkan ke saku celana nya.
bahkan tanpa sepatah kata pun. Wajah Jay terlihat kecewa dan lesu.

🌱🌱🌱

Beberapa hari ini Jay terus menyaksikan pemandangan itu. Luis tak gentar .. dia dengan setia terus datang ke rumah Hani setiap pagi meski Hani tetap menolak berangkat dengannya...

Hani hanya menolak dan berjalan kaki meninggalkan Luis. Bahkan Hani juga menghindari Jay.. Dan hari Sabtu itu pun, Jay melihat Luis sudah ada di rumah Hani tak kenal menyerah menunggunya...

Dia terlihat duduk di anak tangga luar rumah Hani... Namun Hani kekeuh tidak juga membuka pintu. Sepertinya Hani sungguh mengabaikan pria itu...

Sedikit hati Jay melunak, Hani tentu mengabaikan Luis demi dirinya. Jay keluar rumah dan mengambil keputusan. Ia memanggil Luis untuk masuk kerumah nya.

Luis tahu bahwa dia kalah.
Ya, kenyataan Hani menunda menjawabnya karena Jay... Itu artinya Jay sangat berarti untuk Hani. Luis bukan tandingan Jay di hati Hani. Dan Hani hanya akan menuruti pria yang dianggap nya oppa itu.

Luis mencoba memahami...
Ya mungkin Hani tidak memiliki orangtua lagi. Dan keluarga Jay layaknya keluarga terdekat baginya. Dan Hani sungguh merasa berhutang budi pada keluarga Jay.

" Apa kau bersedia berjanji padaku untuk menjaga Hani ...? dari semua orang bahkan dari diri mu sendiri ...", tanya Jay serius saat ia dan Luis ada di dalam rumahnya.

Luis tampak mengangguk.
" Tentu saja aku akan melindungi Hani apapun yang terjadi..... "

" Aku akan kuliah di Inggris. Dan aku ingin kau menjaga Hani dengan baik. Jangan pernah sakiti dia dan membuat dia bersedih.... ", pesan Jay. Matanya nampak memanas merelakan kata-kata itu dari mulut nya.

Luis mengangguk menatap mata Jay yg berkaca-kaca. Jay merasakan keyakinan dan perasaan positif dalam sorot mata Luis.
Ya, sepertinya Luis sungguh mencintai Hani. Ia akan mencoba memberikan kesempatan Hani untuk lepas darinya.

Tapi Jay berjanji ia akan kembali lagi sebagai calon suami Hani. Bukan sebagai pacarnya... atau Oppa nya. Setelah lulus dan mendapatkan pekerjaan bagus, ia segera akan menyatakan cintanya pada Hani dan meminta seluruh sisa waktu Hani ..
menjadi istrinya...

 menjadi istrinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vrene or Jinrene...?

?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
a Love to RevengeWhere stories live. Discover now