Part 23

6.1K 677 21
                                    

Selamat membaca....






























Terlihat shani sedang duduk termenung di teras rumahnya sendirian. Dan tiba-tiba saja sosok gracia muncul dari dalam rumah.

"Onty" Panggilnya

Tapi shani hanya merespon dengan lirikan dan kembali menatap lurus ke depan.

"Mau sampai kapan onty diemin aku kaya gini? Apa onty udah gak sayang lagi sama aku ya?" Kata gracia yang terdengar begitu sakit di telinga shani

Bohong kalo aku udah gak sayang sama kamu, gracia. Justru aku sayang banget sama kamu. Tapi kita gak bisa seperti ini. Batin shani

"Onty tuh gak boleh diemin aku kaya gini. Kecuali... "

"Kecuali apa?"

Gracia tersenyum, akhirnya shani mau bersuara juga.

"Kecuali onty diem di sini, di hati aku" Tunjuk gracia ke dadanya, membuat shani salting dan tersenyum dalam hati

Pinter juga gombal nya. Batin shani

"Alay, udah sana masuk terus tidur. Besok pagi-pagi banget kita harus ke rumah sakit" Kata shani, lalu masuk ke dalam rumah meninggalkan gracia yang masih terdiam di teras

Shani yang sudah masuk ke dalam kamar dan bersiap-siap untuk tidur. Tiba-tiba teringat kalau handphone nya tertinggal di teras rumah. Dan shani pun kembali ke teras untuk mengambil nya.

Tapi belum sampai di depan teras rumahnya. Shani agak kaget melihat gracia masih berada di sana dengan posisi berdiri tapi mereka saling berhadapan. Dan shani juga melihat kalau gracia menggenggam handphone miliknya.

"Kamu kenapa belum masuk ke kamar?" Tanya shani sambil perlahan mendekati gracia

Sekarang shani sudah berdiri tepat di depan gracia yang masih diam menatap shani.

"Hey, aku ngomong sama kamu. Kenapa kamu belum masuk ke kamar juga?" Tanya shani untuk kedua kalinya

"Oh ya, handphone aku siniin" Shani mengambil handphone nya begitu saja dari gracia

Lalu shani mengecek handphone nya yang ternyata ada panggilan dari anin sekitar 10 menit yang lalu.

"Kamu angkat telfon dari anin?" Tanya shani dan gracia mengangguk

"Anin ngomong apa?" Tanya shani lagi, tapi gracia malah pergi meninggalkan shani dan masuk ke dalam kamar

Shani yang bingung akhirnya lebih memilih untuk menelfon balik anin.

"Nin, tadi kamu telfon aku? Sorry, tadi gracia yang angkat. Kamu ada ngomong sesuatu?"

Pertanyaan shani yang seperti itu pun membuat anin di sebrang sana begitu panik.

"J-jadi yang angkat telfon aku tadi itu gracia?"

Shani berdehem mengiyakan ucapan anin di sebrang sana.

"Kamu kenapa kedengeran panik gitu, nin? Emang tadi kamu ngomong apa?" Tanya shani

"Shan, sumpah aku gak tau kalo yang angkat telfon aku tadi itu gracia. Dan tadi aku langsung nyerocos aja tanya rencana kamu yang mau putusin dia dan pergi ke Jepang" Jawab anin, dan detik itu juga ganti shani yang terlihat panik mendengar penjelasan dari anin

Belum selesai obrolan nya dengan anin, shani langsung menutup panggilan nya dan bergegas ke kamar gracia.

Sesampainya di depan kamar gracia, shani mencoba untuk masuk. Tapi sayang, pintu itu dikunci oleh gracia dari dalam.

Shani pun coba memanggil gracia sambil mengetuk-ngetuk pintu tapi tidak ada jawaban.

"Ge, tolong buka pintunya" Pinta shani yang berkali-kali memohon tapi gracia masih tidak memberikan respon

Shani sendiri juga akhirnya menyerah dan memilih pergi ke kamarnya untuk menenangkan diri dan berfikir bagaimana caranya ia menjelaskan pada gracia tentang apa yang sudah gracia dengar dari anin.

**

Keesokan harinya

Hasil test DNA gracia dan Kinan akhirnya keluar dan dinyatakan cocok. Itu artinya, gracia memang lah anak kandung Kinan dan veranda.

Shani pun tersenyum bahagia mendengar kabar itu. Dan karena tidak ingin mengganggu kebahagiaan mereka, Shani memisahkan diri. Ia memilih untuk menjauh dan menyendiri di taman rumah sakit.

Di saat Shani sedang duduk termenung di bangku taman rumah sakit sendirian. Tiba-tiba seseorang datang lalu duduk di sebelah Shani.

Shani agak terkejut dengan kedatangan seseorang itu yang tak lain adalah gracia.

"Ge... "

"Sssttt!!" Gracia menyuruh Shani untuk diam

Setelah itu gracia mendekatkan tubuhnya ke shani untuk bisa memeluk shani.

"Nyaman" Ucap gracia sambil menghirup aroma tubuh Shani yang selalu wangi

"Onty"

"Ya?"

"Jangan putusin aku hanya karena onty mau pergi ke Jepang untuk cari mama. Aku mohon, onty" Kata gracia dengan ekspresi yang terlihat lucu di mata Shani

"Tapi ge... "

"Gak ada tapi-tapian. Onty harus tanggung jawab karena udah buat aku nyaman sama perasaan ini. Titik!"

Astaga, kok gemes gini sih kamu ge. Batin Shani

"Loh, kok maksa? Kalo aku gak mau tanggung jawab gimana?"

Mendengar Shani bicara seperti itu, gracia langsung melepaskan pelukannya dari tubuh Shani sambil memasang ekspresi kesal yang lucu.

"Aku bakal lapor ke bubi, om Kinan dan bu melody kalo selama ini kita pacaran. Dan onty juga udah macem-macemin aku!" Ancam gracia, yang agak membuat Shani shock tapi juga tertawa mendengar nya

"Heh, ngancem nya jelek banget sih!" Shani yang gemas pun mencubit hidung mancung gracia

"Biarin. Pokoknya onty jangan putusin aku, oke!"

Shani tersenyum, lalu mengangguk.

"Oke, tapi janji ya jangan lapor apa-apa ke mereka!"

Gracia mengangguk dan menyatukan kelingking nya dengan milik Shani.

"Janji!"

"Kalo gitu aku boleh kan pergi ke Jepang untuk cari mama kamu?"

Gracia mengangguk tanpa ragu, yang artinya ia mengijinkan Shani untuk pergi ke Jepang.

"Tapi jangan lama-lama ya onty, nanti aku rindu" Kata gracia dan Shani mengangguk

"iya sayang, paling aku di Jepang sekitar 10 tahun" Canda Shani yang langsung mendapat cubitan kecil di perutnya oleh gracia

"Ih, sekalian aja gak usah pulang!"

Shani tertawa melihat ekspresi kesal gracia yang sangat menggemaskan.

"Haha, bercanda sayang. Secepatnya aku kembali buat kamu kok" Dipeluk nya gracia oleh Shani

"Janji?"

"Yeah, aku janji!"

Keduanya pun saling tersenyum dan mengeratkan pelukan Masing-masing.

Onty, I love you! Where stories live. Discover now