The Philosophy

258 33 1
                                    


Pak Dokter, Pak Dyo, Pak Dehan, Naraka dan dan guru jaga masih setia menunggu hasil penyelidikan awal.

Mereka semua duduk dan berkumpul bersama di ujung rooftop tepat di pembatas depan tkp yang sudah diberi garis polisi.

“Yo, wifi Dawnmarie yang bener passwordnya apaan dah?” tanya Pak Dehan tiba-tiba.

“Mana gue tau lah, gue penghuni Damstaedter” sewot Pak Dyo membuat Jenan, Naraka, Daffa kaget bahkan Hardi yang rebahan setengah badan langsung terduduk tak percaya melihat kedua gurunya yang terlihat sangat apa ya? sama lah ama mereka.

“Kenapa? Lagian itu tulisan free wifi ada passnya segede gaban depan mata lo anjir” ujar Pak Dyo sembari menampol tangan Pak Dehan kesel.

Wah, kelakuan beliau berdua benar-benar membuat siswa yang melihatnya tercengang kapan lagi ngeliat dua guru yang satunya killer ternyata kalo gelud nggajauh beda sama mereka.

“Nggabisa anjir, lu coba dah” ucap Pak Dehan menyuruh Pak Dyo mencoba.

Namun nampaknya tak hanya Pak Dyo yang mencobanya, Jenan dan yang lain pun ikut mencobanya. Dan benar saja.

“Weh iya kaga bisa, Pak” celetuk Jenan setelah beberapa kali mencoba namun tetap tidak bisa.

“BANGSAT NAN! KAN INI MIRIP SEDOT WC!!” teriak Daffa yang sedari tadi diam memusatkan pikirannya pada kertas yang sekarang malah menjadi perdebatan orang-orang di sekitarnya.

Ternyata feelingnya bener, ada yang janggal pada isi kertas tersebut.

Kemudian, Ia menunjuk kombinasi angka dan huruf setelah kata red yang entah apa maksudnya.

Jenan dan Naraka dengan sigap mengambil kertas bertuliskan Free WIFI beserta passwordnya tersebut.

Keduanya mengamati lamat-lamat diikuti Pak Dyo, Pak Dehan dan Hardi yang penasaran tak mengerti maksud Daffa.

FREE WI-FI
DawnMarie_Keceabiz
Password: I80R14.C27R35ing.F62L6.Y289R8
Jaringan tak terbatas di Seluruh Penjuru Sekolah
Red 280L9

“Kak Rani! ini pass wifinya bener kaga?” Jenan seraya melemparkan kertas bertuliskan Free wifi tersebut ke arah Rani anak XII IPA 3 ketua asrama Dawnmarie yang berada di kumpulan sebelahnya bersama guru dan siswa yang masih setia menunggu.

Rani segera membaca kertas yang di berikan Jenan, namun tak lama kemudian dahinya mengkerut lalu menatap Jenan.

“Kw nih, Nan. yang bener pass nya DawnMarieHa’eHa’e D,M sama H nya kapital. Pass ribed gini langsung di demo gue se asrama” ujar Rani menyerahkan kembali kertas tersebut kepada Jenan setelah Jenan memintanya kembali.

“Jangan bilang…” Naraka menggantung seraya menatap Jenan dan Daffa bergantian.

“Chandra balesin belum?” tanya Jenan lagi yang dibales gelengan kuat oleh Naraka. Ya Chandra belum menghubunginya kembali.

Mungkin temannya tersebut sedang kesulitan berkutat dengan benda kesayangannya karena sebelumnya Jenan menyuruh pemuda itu untuk mengecek cctv juga memcahkan kode sedot wc yang bau mereka kirimkan beberapa saat lalu.

“Ini maksud kalian, yang tadi kamu cari-cari itu, Ka?” Pak Dehan dengan segala keingintahuannya Naraka ngangguk, gurunya tersebut memang sempat bertanya dan Naraka menjelaskan semuanya kepada beliau.

Tak apa Naraka mempercayai guru sejarah-nya itu. Jenan dan Daffa juga pasti tak keberatan malah sekarang Daffa menjelaskan semuanya kembali ke Pak Dyo salah satu guru kepercayaan Jenan dan juga dirinya.

Jenan berusaha menghubungi Chandra namun roomatenya tersebut tak mengangkatnya, berulang kali Jenan mencobanya namun hasilnya tetap sama.

Akhirnya Jenan mengirimkan gambar kertas tersebut kepada Chandra.

In The Darkness (Selesai)Where stories live. Discover now