❲5❳

6 3 0
                                    

           Fatir membuka matanya yang terasa berat ia menatap sekeliling semuanya terbuat dari batu, tampak ada lentera kecil di beberapa titik ruangan meski lentera itu hanya berukuran 10 cm x 30 cm namun sinarnya tampak terang membuat ruangan ini terlihat tampak jelas

Ruangan ini terbuat dari batu dari mulai lantai, dinding dan atap. Ternyata Fatir berada di sebuah gua yang entah berada dimana ia segera bangkit merasakan tubuhnya seperti remuk ia melihat keadaan sekitar yang sepi yang senyap

Ia melihat lukisan di dinding yang terbuat dari emas dan perak, sebuah lukisan yang menggambarkan ilustrasi menyeramkan. Fatir yakin itu lukisan Monster demon dari tahun ke tahun, tampak di bawah lukisan itu berisi keterangan Demon sesuai huruf alfabet tampak juga sebuah lukisan demon L dengan material emas yang tampak masih mengkilap ia yakin lukisan ini baru berkisar 3 tahun yang lalu

Fatir termenung melihat semua lukisan itu, saat ia akan melangkah lebih jauh ia terjatuh seperti ada sesuatu yang menahan kakinya, ia menoleh ke arah dua pergelangan kakinya yang lilit rantai dengan bayangan hitam dan di selimuti asap berwarna ungu, bayangan yang setiap waktu ia lihat

"Sudah bangun ya?" tanya seseorang membuat Fatir terperangah dan segera bengkit menatap seorang Pria yang tadi bertemu dengannya

"Siapa kau? Kenapa membawa ku kesini?" tanya Fatir menatapnya dengan waspada

"Yah, mari berkenalan" ucapnya dan duduk di atas kursi batu menatapnya dengan tersenyum remeh

"Aku Lezo dan ini Yoza" kata Pria itu menunjuk seseorang yang baru saja datang memasuki ruangan

"Jadi kenapa aku disini?" tanya Fatir menatap keduanya dengan bingung

"Kami butuh bantuan mu" jawab Yoza menatapnya sangar

"Apa ini cara kalian meminta bantuan?!" tanya Fatir menatap keduanya dengan tatapan tidak suka

"Hei, Hei! Santai saja. Akan ku tunjukan" ucapnya menjentikan jari membuat bayang rantai di kaki Fatir lepas dan keduanya berjalan keluar dari ruangan itu diikuti Fatir yang masih penasaran dan belum paham

Mereka di tiba di ruangan lain, ruangan ini tampak sedikit gelap dari pada ruangan tadi. Di depan sana ada sebuah tumpukan batu es dan sebuah pedang menancap disana membeku dengan es-es itu yang membantu dan dingin

"Ada es di ruangan ini? Disini panas dan pengap" seru Fatir dengan heran menatap keduanya

Plak!

"Kenapa kau memukulku?!" tanya Fatir mantap Yoza dengan geram

"Kau rewel juga ya" komentar Yoza membuat Fatir mendengus

"Apa kau bilang?!" tanya Fatir menatapnya tampak marah

"Bicara sopan padaku! Aku lebih tua dari mu!" seru Yoza menatap Fatir sama geramnya

"Sudah, jangan bertengkar" relai Lezo menengahi keduanya, Fatir dan Yoza saling membuang wajah dan menatap pedang itu, Lezo menyodorkan sebuah belati kecil pada Fatir yang terdiam menatapnya bingung

"Teteskan darah mu dan ambil pedangnya" ucap Lezo membuat Fatir bergidik ngeri membayangkannya saja

"Kenapa harus aku? Dia saja!" seru Fatir menunjuk Yoza

"Kau sangat tidak sopan! Hei, kenapa kau membawa dia?" ucap Yoza jengkel dan bertanya pada Lezo

"Kita lihat saja" kata Lezo meraih lengan Fatir dan dengan sekuat menggoreskan belati di telapak tangan Fatir, Fatir membelalakan matanya dan berteriak

"Ahkk!!! Berdaraaaahhhh!!!!" teriak Fatir membuat Lezo dan Yoza menutup kedua telinganya karena teriakan dari Fatir sangat kuat

Yoza menendang punggungnya membuat Fatir melayang dan menghantam bongkahan batu es

Bugh!

"Aaakhhhhh!!!!" Fatir kembali berteriak kesakitan memegangi kepalanya yang terbentur batu es besar itu

"Kenapa kau menendang nya?!" tanya Lezo menatap Yoza dengan segit

"Dia berisik" jawab Yoza dengan singkat

"Cepat teteskan darahnya!" seru Lezo membuat Fatir geram dan tidak menurut ia berdiri dengan berpegangan pada bongkahan es, namun darahnya menetes dengan sendirinya tanpa Fatir teteskan

"Persetan! Tidak mau!" seru Fatir dengan menatap geram pada keduanya

Tiba-tiba asap violet mengepul keluar dari telapak tangan Fatir membuat es itu mencair di selimuti asap violet, Lezo dan Yoza menyaksikan nya dari kejauhan dan tersenyum puas

Fatir terkejut dan tidak bisa menjauhkan lengan itu dari bongkahan es yang mencair, perlahan pegangan pedang muncul terbebas dari es yang beku

"Oy! Tangan ku tidak bisa di gerakan!" seru Fatir melambaikan tangan satunya lagi ke arah Loza dan Yoza

"Tahan saja sebentar lagi!" sahut Loza membuat Fatir melebarkan matanya

"Sialan!" gumamnya kesal, ia hanya di manfaatkan oleh kedua orang itu. Kepalanya mulai pusing karena darahnya terus keluar, wajah Fatir mulai memucat, Pedang itu kian terlihat tampak kilatan petir mengelilingi pedang itu hingga akhirnya terlihat utuh mengapung di kelilingi cahaya kilat

Fatir terjatuh di tempatnya, dengan nafas memburu. Ia menatap pedang itu sebelum pada akhirnya hilang kesadaran kembali.

❏❏❏

       Malam hari yang sunyi, Fatar dan Fatur berjalan meninggalkan rumah Raline dan Sonna. Keduanya tampak berjalan dengan tenang, sesekali menatap bintang di atas sana yang bertebaran

"Apa hubungan mu dengan Sonna?" tanya Fatar membuat Fatur menoleh dan terkekeh kecil

"Tidak tahu" jawab Fatur, Fatar tampak mengerutkan keningnya heran

"Apa maksudnya?" tanya Fatar tidak paham, Fatur berhenti di pembatas jembatan dan menatap hamparan kota di bawah sana

"Dia hanya adik kelas, tidak tahu kapan kita saling kenal. Tapi dia selalu menghampiri ku di sekolah" jawab Fatur membuat Fatar mengikutinya menatap hamparan kota

"Bagaimana dengan mu? Kau menyukai Raline?" tanya Fatur menoleh pada saudara kembar nya

"Tidak, kami hanya memutuskan untuk  berteman. Ku pikir, hanya aku teman nya. Dia tidak pernah bergabung dengan teman-teman yang lain" jawab Fatar diangguki Fatur paham

"Besok seleksi APD, menurut mu apa yang akan Fatir lakukan?" tanya Fatur menatap lurus kedepan

"Dia tak pernah melupakan kejadian itu, dia ingat setiap detail kejadiannya. Aku tidak tahu apa yang ada di pikirannya" jawab Fatar diangguki Fatur setuju keduanya tidak pernah bisa menebak jalan pikiran Fatir

"Jika kita datang hanya berdua, apa yang akan kita dapat? Apa mereka akan membiarkan kita masuk?"

"Entahlah, lebih baik kita cepat pulang. Siapa tahu Fatir sudah di rumah dan belum makan" kata Fatar diangguki oleh Fatur setuju, keduanya segera kembali berjalan menuju rumah.

✧✧✧

Demon Lesson ◐END◑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang