kanker

186 16 7
                                    

Levi tengah melangkahkan kakinya menyusuri lorong rumah sakit tempat dimana mikasa tengah dirawat, ia sedang mencari ruangan milik dokter hanji untuk menanyakan beberapa hal tentang mikasa.

Setelah berjalan beberapa menit levi menemukan ruangan milik dokter hanji dan levi pun langsung mengetuk pintunya.

Tok.....tok.....tok.....

"masuk" ucap dokter hanji dari dalam ruangan

"permisi, apa aku mengganggu?" ucap levi seraya membuka pintu ruangan itu

"ohh levi, ada yang bisa aku bantu?" tanya dokter hanji

"dimana erwin?" tanya balik levi

"erwin? Dia sedang membeli makanan diluar, ada apa?" tanya hanji

"tidak ada, mmmm... Aku hanya ingin menanyakan sesuatu" ucap levi

"apa itu?" tanya hanji seraya bersiap mendengarkan pertanyaan dari levi

"ini tentang mikasa, sebenarnya apa penyakit yabg ia derita?" tanya levi

Hanji terdiam sejenak mendengar pertanyaan dari levi, namun setelahnya dengan cepat ia mengambil catatan miliknya tentang mikasa.

"seharusnya aku memberitahu ini secepatnya kepadamu, mikasa.... Ia menderita kanker mesothelium." ucap hanji yang membuat levi sangat-tangat terkejut.

"ka-kanker me-mesothelium?" ucap levi terbata-bata

"ya, ada 4 jenis kanker dalam mesothelium ini dan yang diderita mikasa berjenis peritoneal mesothelioma yaitu kanker yang menyerang jaringan sel yang mengelilingi organ perut seperti perut dan hati." jelas hanji

"a-a-apakah ada cara u-untuk membuatnya sembuh?" tanya levi

"ada beberapa cara untuk penyembuhannya yaitu pembedahan, kemoterapi, radioterapi, terapi bertarget, dan imuno terapi" jawab hanji

Levi menatap hanji dengan mata yang berkaca-kaca, tangannya menggenggam tangan hanji dan dirinya memohon kepada hanji untuk menyembuhkan mikasa.

"to-tolong sembuhkan mikasa, aku ingin dia sembuh sepenuhnya tapi tidak dengan pembedahan...." ucap levi dengan air mata yang mulai menetes, hanji yang melihatnya pun merasa iba kepada levi.

"karena aku yang menangani mikasa maka aku akan melakukan yang terbaik untuknya agar ia bisa sembuh, aku berjanji" ucap hanji kepada levi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah bertemu dengan dokter hanji, levi kembali melangkahkan kakinya menuju ruangan mikasa dirawat. Namun tatapan levi kini terasa kosong, pikiran dan hatinya masih belum menerima kenyataan yang tadi ia dengar dari doktet hanji.

Levi mengangkat kepalanya menatap langit-langit lorong rumah sakit, ia ingin berteriak sekeras mungkin demi mengeluarkan rasa sedih yang berada di hatinya namun levi menahan itu semua dan hanya bisa menutup mata dengan kedua tangannya.

Kini levi telah berada di depan pintu ruangan mikasa, dari balik pintu levi melihat eren dan yang lain tengah berbincang dengan mikasa.

Air mata levi kembali mengalir saat dirinya melihat mikasa tertawa kecil dalam perbincangan teman-temannya, rasa takut mulai menghinggapi levi. Rasa takut akan kehilangan sosok yang ia rindukan setelah sekian lama berpisah, walaupun dokter hanji telah berjanji kepadanya namun rasa takut itu tak bisa levi hilangkan.

Levi memalingkan wajahnya lalu menarik nafas dalam-dalam seraya menghapus air mata yang mengalir membasahi pipinya sebelum ia membuka pintu ruangan mikasa.

Before You Go [Rivamika]Where stories live. Discover now