06. DENIAL

217 45 315
                                    

06. DENIAL

Ganteng itu manusiawi.
Tapi cowok denial itu kayak babi.

Kecuali Kak Agaskar sih, hehehehe.

- Biyra Seyara -

-SELAMAT MEMBACA. RAMEINS GES!-

❤❤

"Selatan?"

Hal yang membuat langkah Agaskar terhenti di depan pintu kamar adalah keberadaan Selatan yang pagi-pagi begini sedang pemanasan diruang tamu rumahnya.

Agaskar pun menuruni anak tangga seraya mengenakan jam tangan hitam dilengan kiri lengkap dengan seragam sekolah yang membungkus tubuh professionalnya.

"Ngapain?" tanya Agaskar.

"Lo gak tau? Gue tiap pagi emang gini. Pemanasan. Biar lentur. Tuh si Abie sama Chiko jago bet pargoy. Lah gue malah kek zombie kena penyakit asma njir!"

Selatan tertawa ngakak memegangi perut seperti bapak-bapak komplek.

"Anjir! Tokek bunda lo ulangtahun apa gimana, Kar? Banyak amat nih hidangan!"

Selatan melotot ketika baru menginjakkan kaki diruang makan langsung disambut oleh berbagai jenis makanan diatas meja.

"Ngapain dirumah gue?" tanya Agaskar lebih jelas.

"Au! Bunda lo yang manggil kemari." Selatan menyomot nugget dan mencoleknya dengan saos sambal.

"Mantap! Emang rejeki anak piatu bukan kaleng-kaleng! Nyesel dah si Utara kagak ikut kesini! Ngeyelan bocahnya!" ucap Selatan.

Kemudian Agaskar melirik sang bunda yang datang dengan dua piring berisi buah-buahan segar. Salah satunya adalah pisang. Buah kesukaan Selatan.

"Wih tacan! Tante cantik! Ada buah kesukaan Selatan, nih! Sini biar Selatan bantu, tan!"

"Iya dong! Pisangnya langsung tante petik sendiri dikebunnya tok dalang. Khusus buat kamu!"

"Wanjay! Slebew!" seru Selatan tertawa.

"Agaskar? Duduk sini ganteng. Kita sarapan," kata sang bunda. Agaskar menurut dan duduk di depan Selatan yang sudah asik memakan pisang dan meneguk susu.

Agaskar hanya menatap datar kelakuan teman kampretnya itu yang selalu brutal ketika berkunjung dirumahnya.

Suara sepatu pun terdengar dari arah tangga. Ketiganya kompak menoleh.

"Pagi Om Agra. Tambah ganteng aja nih pake putih-putih," sapa Selatan sok asik pada pria tampan yang mengenakan jas putih dengan kemeja hitam polos didalamnya.

Agra Graha Sadipta. Direktur utama Graha Hospital. Salah satu rumah sakit besar dengan catatan melakukan operasi paling banyak hingga mendapatkan penghargaan The Most Inovatif Hospital selama 7 tahun berturut-turut pada kategori perusahaan kesehatan terbaik bahkan hingga saat ini.

Bunda Nayla hanya melirik suaminya sekilas. Lalu sibuk mengisi piring Agaskar dan Selatan dengan nasi goreng dan ayam kecap.

Semenjak hari dimana Biyra dan ayahnya saling bertukar pesan hingga menimbulkan kesalahpahaman. Kekesalan sang bunda belum juga mereda. Meski sudah dijelaskan dan diberi pengertian. Akan tetapi tetap saja diungkit-ungkit hingga sekarang. Untungnya Ayah Agra cukup mengerti dengan tabiat istrinya yang suka ngambekkan.

AGASKARWhere stories live. Discover now