"Astagfirullah, Mas, hati-hati dong kalau ngomong! Gue belum siap jomblo lagi," potong Julia dengan wajah galaknya. Hubungannya dengan sang kekasih masih terlalu dini, dan ia belum siap kembali menyandang status single dalam waktu dekat.

"Jomblo nggak bakal bikin lo mati kali, Jul. Lo lihat gue berapa lama jomblo? Masih idup kan? Masih bisa cari duit dan lainnya. Selow aja kali, sesekali lo itu perlu menjomblo untuk waktu yang lama biar lo paham rasanya kayak apa."

Julia langsung menggeleng cepat. "Sorry, gue nggak tertarik ya, Mas. Kalau gue bisa dapetin pacar dengan mudahnya, ngapain harus repot-repot menjomblo?"

Kali ini Panji memilih untuk tidak berkomentar karena pesanan mereka sudah datang.

"Mas," panggil Julia tiba-tiba, "spill saldo rekening dong, gue kepo deh. Segendut apa sih saldo rekening lo."

"Nanti gue spill kalau lo udah tanda tangan buku nikah sama gue."

"Anjay!"

*

*

*

*

Setelah perut mereka terisi kenyang, Julia langsung bergegas untuk membayar, sesuai janjinya. Panji sendiri langsung menuju tempat parkir.

Selesai membayar, Julia langsung menyusul Panji. Pria itu langsung menyodorkan helm kepada gadis itu dan memerintahnya untuk segera memakainya.

"Buruan naik, Jul, kayaknya mau ujan deh. Gue nggak mau basah-basahan."

"Langsung pulang, Mas?"

"Ya, iya lah. Kenapa? Lo mau ngajak gue ngedate dulu?" tanya Panji dengan wajah sinisnya, sebelum Julia menjawab, pria itu kembali mengimbuhi, "kaga. Gue mau balik, kalau lo nggak mau balik, terserah lo. Gue udah gerah pengen mandi terus tidur. Buruan naik!" perintahnya terdengar tidak ingin dibantah.

"Masa langsung pulang sih, Mas, main dulu, yuk!"

"Keburu ujan, Julia! Buruan naik! Astagfirullah, lo itu bener-bener menguji kesabaran gue banget sih," keluh Panji saat menemukan Julia belum juga memakai helmnya. Dengan gerakan tidak sabaran, pria itu kemudian merebut helm tersebut dan langsung memakaikan pada kepala gadis itu, "udah sekarang naik! Sebelum gue tinggal."

"Galak banget sih lo, Mas." Kali ini giliran Julia yang mengeluh, dengan wajah cemberutnya ia kemudian naik ke atas motor, "mampir ke mini market dulu, Mas, stok cemilan gue abis."

"Astaga, ribet banget sih lo jadi manusia. Tahu gini gue tadi pulang sendiri," gerutu Panji. Setelah memastikan Julia duduk dengan nyaman, ia langsung menstarter motornya.

"Kalau lo pulang sendiri, nggak bakal dapet makan gratis kali, Mas."

"Gue juga masih mampu kali kalau cuma bayar makan doang," balas Panji tidak mau kalah.

Pria itu benar. Dan itu membuat Julia agak kesal.

"Iya, iya, percaya yang duitnya banyak."

Kali ini Panji tidak membalas, pria itu memilih fokus pada jalanan ibukota. Ia langsung menghentikan motornya saat menemukan sebuah mini market.

"Buruan! Nggak usah lama-lama milihnya," ucap pria itu seraya melepas helm, "gue males ujan-ujanan.

Julia ikut melepas helm dan turun dari motor. "Iya, iya, Mas, bawel banget sih lo."

"Soalnya lo kalau nggak dibawelin suka ngelunjak," balas Panji lalu ikut turun dari motor. Pria itu kemudian merogoh tasnya untuk mengambil dompet, "oh iya, gue nitip deterjen cair, yang apa aja bebas. Gue nggak pilih-pilih soalnya."

"Lo nyuci baju sendiri, Mas? Nggak loundry? Gue aja loundry loh, Mas."

"Ya, kalau gue masih sempet nyuci sendiri kenapa harus repot-repot ngeluarin duit?"

"Buset, lo itu hemat apa pelit sih, Mas. Heran gue." Julia berdecak sambil geleng-geleng kepala lalu masuk ke dalam mini market begitu saja, mengabaikan selembar 50 ribuan milih Panji yang disodorkan pria itu sejak beberapa detik yang lalu.

Karena uangnya tidak diambil Julia, Panji memutuskan untuk memasukkan uang itu kembali ke dalam dompet. Itu perempuan kalau lagi tanggal muda suka songong, giliran tanggal tua aja ngemis-ngemis minta dijajanin.

Tak ingin gabut menunggu Julia yang sedang belanja, Panji kemudian memutuskan untuk duduk di sebuah kursi yang memang disediakan di mini market tersebut. Tangannya sibuk menscrol layar ponsel sampai akhirnya tiba-tiba hujan turun cukup deras. Umpatan samar seketika langsung lolos dari mulutnya.

"Mau diterobos apa nunggu reda, Mas?"

Panji langsung menoleh ke asal suara dan menemukan Julia dengan dua kantong plastiknya. "Ya menurut lo? Ujannya deres gini gimana mau diterobos? Pengen kena demam lo?"

"Emang lo nggak bawa jas ujan, Mas?"

Panji langsung menggeleng sebagai tanda jawaban. Julia mengangguk paham lalu duduk di sebelah pria itu seraya meletakkan plastik belanjaannya.

"Ya, udah, nongkrong depan mini market juga nggak masalah, dari pada gabut di rumah nggak tahu mau ngapain. Gue lagi nggak mood nonton juga soalnya, Mas."

Mood Panji yang mendadak buruk karena hujan tiba-tiba seketika langsung mendengus. "Nggak mood nonton tapi lo ada rencana ngajakin cowok lo nonton? Mau modus di bioskop lo?"

Julia langsung terbahak. "Sialan lo, Mas!"

To be continue

Gi nanagi1309 masih inget Panji gk lu🙃

After Meet YouWhere stories live. Discover now