"Om Rion, dia di depan."

Anna mengangguk seraya mengusap puncak kepala Visya, beberapa karyawan yang hendak mendekat cepat-cepat ia kode untuk tidak menganggu waktu nya. Atau bisa saja Visya lebih parah merajuk nya. "Anak Mama udah makan?"tanya Anna lembut.

Visya menggeleng. "Belum. Visya sebenarnya pengen makan sayur pohon masakan Mama."

"Nanti pulang dari sini Mama masakin ya, sekarang Mama pesenin dulu."

Visya mengangguk setuju. Hanya membutuhkan beberapa menit, seseorang pengantar makanan datang.

Gadis cantik itu bersorak gembira. Cacing di perutnya sudah menjerit minta makan.

Anna yang melihat terkekeh gemas, dengan telaten ia menyiapkan makanan untuk anak nya. "Ayo di makan."

"No, Mama dulu baru Visya makan."ujar Visya seraya menyendokan sesuap nasi beserta lauk nya ke arah sang Mama.

Dengan senang hati Anna membuka mulut menerima suapan itu. "Makan yang banyak Visya..."ujar Anna di angguki Visya.

Gadis mungil itu kini fokus dengan makanan nya, berbeda dengan Anna yang sesekali mengecek ponsel nya dan melirik ke arah kaca jendela yang menampilkan rintik hujan.

"Kenapa Ma?"

Anna tersenyum. "Nunggu temen Mama. Katanya mau dateng buat fitting baju pernikahan anak nya, tapi ini udah lewat dengan waktu yang dia janjikan."

"Mungkin ga jadi, lagian di luar hujan."

Anna yang hendak menjawab ucapan Visya ia urungkan ketika melihat notif di ponsel nya.

Ting!

"Oh, mereka udah di depan."ujar nya seraya bangkit dan mengusap kepala Visya. "Lanjutin makan nya, Mama ke depan dulu."

"Iya."jawab Visya dengan mulut sesak penuh makanan.

Anna berjalan sedikit ke depan. Di sana sudah ada orang yang ia kenal. "Mba Audi?"

"Oh Anna, maaf atas keterlambatan ku. Pasti kamu sudah menunggu lama."

"Tidak perlu meminta maaf Mba..."ujar Anna jadi tak enak. Audi ini beberapa tahun lebih tua dari nya, dia adalah salah satu pelanggan gaun-gaun yang dia rancang.

"Halo...apakah kalian calon pengantin nya?"

Sepasang kekasih yang berada di samping Audi sontak tersenyum dan mengangguk. "Iya Tante."jawab gadis cantik dengan rambut terurai rapi.

"Oh, pantas aura kalian sangat bersinar."goda Anna membuat sepasang kekasih itu tersenyum malu.

"Dia Daniel, anak pertama ku."ujar Audi memperkenalkan Daniel kepada Anna."Dan gadis cantik itu Riana, calon mantu ku."lanjutnya.

"Serasi sekali."

Audi mengangguk menyetujui ucapan Anna. Sedangkan Daniel dan Riana sudah berjalan melihat-lihat gaun pengantin yang berjejer dengan cantik.

"Ini gaun yang sudah saya rancang sesuai keinginan anda..."ujar Anna seraya menunjuk ke arah gaun putih mewah yang beberapa bulan ini ia persiapkan.

Audi berdecak kagum begitu juga Riana. "Gaun mu tidak pernah mengecewakan Anna..."kagum Audi.

Mata Riana ikut berbinar."Ini gaun terindah yang pernah aku liat."puji Riana. Setelah itu ia menoleh ke arah Daniel. "Niel, kalo Riana yang pake cocok engga ya?"

"Kenapa engga. Pasti gaun itu bakal berkali-kali lipat lebih cantik kalo yang pake bidadari kaya kamu..."jawab Daniel seraya menaik turun kan alisnya.

Uhuk!

AVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang