01

1.7K 180 71
                                    


Cahaya matahari begitu terik untuk ukuran baru saja naik. Terlalu silau dan panas bagi yang kini sedang berada di luar ruangan.

Termasuk seorang remaja berumur 16 tahun yang kini mengibas-ngibaskan jaket hoodie nya karena kegerahan.

Tiga puluh menit.

Sudah setengah jam ia berdiri menunggu di depan pintu ruangan bertuliskan 'Ruang guru'.

Namun wanita paruh baya yang ia tunggu-tunggu, tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Ia berdecak kesal. Hari ini benar-benar panas, dan menunggu membuatnya lebih jengkel lagi.

Akhirnya sosok wanita yang disebut guru tersebut keluar dari ruang guru. Remaja yang kelihatannya adalah murid pindahan itu menghela nafas lega. Akhirnya ia bisa masuk kelasnya.

"Ayo Soobin, ikut ibu. Kebetulan saya wali kelas kamu."

Remaja yang dipanggil Soobin mengangguk. Mengekori guru di depannya.

Mereka menyusuri koridor sekolah yang sepi. Semua siswa telah masuk kelasnya masing-masing sejak bel berbunyi sejam yang lalu. Berhubung sekolah itu adalah sekolah indoor, jadi ada banyak sekali lorong yang menghubungkan gedung satu dengan yang lainnya.

Soobin memperhatikan kanan dan kirinya dengan seksama. Gedung sekolah barunya sangat besar dan megah. Benar-benar sesuai dengan namanya, Seoul National High School. Sekolah paling bergengsi di Seoul.

Tiba-tiba guru di depannya berhenti. Soobin hampir saja menabrak punggung gurunya, jika saja tak cepat berhenti.

"Yeonjun! Apa yang kamu lakukan di situ?! Bel kan sudah berbunyi dari tadi! Cepat kembali ke kelasmu!"

Soobin menatap arah pandang guru tersebut. Ternyata ada seorang remaja yang sepertinya seumuran dengannya sedang tidur selonjoran di sebuah kursi panjang. Ia mengenakan Headset berwarna hitam. Serta jaket tudung polos senada dengan warna Headsetnya. Baju seragamnya dikeluarkan yang pasti akan tertangkap razia setiap hari senin.

Remaja bernama Yeonjun itu memutar bola matanya malas. Tanpa bersuara sedikitpun, ia berjalan pergi dan tak menghiraukan guru itu, yang kini berteriak marah.

Setelah Yeonjun pergi, guru itu menggelengkan kepalanya pasrah. Semburat lelah dan muak terlihat jelas di wajahnya.

"Ayo Soobin, jangan hiraukan anak itu," ucapnya kembali berjalan.

Soobin hanya mengangguk dan kembali mengekori guru tersebut. Soobin tak ingin ambil pusing soal itu.































Akhirnya mereka sampai di kelas 11-C.

Guru tersebut masuk duluan, diikuti Soobin di belakangnya. Soobin menatap seisi kelas. Dan penglihatannya menangkap sosok yang tadi dia lihat di koridor. Anak yang tadi dimarahi oleh guru di depannya.

Yeonjun, anak itu terlihat cuek. Atau bahkan tak peduli sama sekali.

Guru tadi menepuk meja dengan buku tebal di tangannya. Menimbulkan suara cukup keras yang otomatis mendiamkan seisi kelas.

"Nah, kalian punya teman baru, silahkan perkenalkan dirimu," ucap sang guru membuka suara membiarkan Soobin untuk memperkenalkan dirinya.

"Salam kenal, aku Choi Soobin."

Kelas itupun riuh, ada yang antusias ingin berkenalan, ada juga yang berbisik-bisik tentang tampannya seorang Choi Soobin.

"Hmm baiklah, mari kita lihat apakah ada kursi kosong... "

Starter | One | TXT | ✔️Where stories live. Discover now