K e m b a l i | 06

989 179 40
                                    

“PEREMPUAN MACAM APA KAMU, LADY?!”

Baju bagian depan Lady ditarik, dicengkeram kuat lehernya hingga wanita itu tak dapat berbicara.

“I-Izar, a-ap-pa mak-- lep-lepasss!”

Jongin tak mau mendengarkan, cengkeramannya semakin kuat, matanya memerah, urat wajahnya menyembul sarat akan amarahnya yang membuncah. Dia ingin memutus leher wanita yang pandai menutup kebusukannya melalui kedok lugunya.

Lady hampir kehabisan nafas dan tak sadarkan diri, namun cengekeraman Jongin langsung terlepas ketika beberapa orang masuk dan menyeret pria tinggi itu menjauh.

“LEPASIN GUE! BIAR GUE BUNUH WANITA SOK BAIK ITU!” Jongin meronta, berteriak kalap hingga membuat seluruh karyawan yang mengenal siapa dia terkaget dan sangat heran.

Sebagian karyawan yang lain membantu Lady berdiri.

Devan berlari sempoyongan, menyibak seluruh karyawan.

“Pak Izar! Tenang, Pak!” serunya.

Jongin menggeleng, dia tak bisa tenang, dia ingin membunuh Lady, orang yang sudah dengan tega mengirimkan petaka ke keluarganya.

“Pak Izar tenang!”

“GUE GAK BISA TENANG! DIA YANG MAU NYELAKAIN ISTRI GUE! DIA YANG KIRIM SANTET BUAT DYO!”

Semua terperanjat, tak percaya, tapi yang berkata adalah Jongin.

Seluruh mata tertuju pada Lady yang masih berusaha menetralkan nafasnya sambil terbatuk.

Jongin menangis tersedu-sedu di hadapan semua orang, tubuhnya melemas. Rasanya sakit sekali mengetahui orang yang dipercayanya ternyata dalang dari kesakitan istrinya.

Devan merogoh sakunya ketika ponselnya berdering. Dia lihat id Reski terpampang di layar. Cepat-cepat dia angkat dan meload speaker,

“Halo, Res--

“Bang Izar, Bang Izar! Zaman sekarat. ZAMAN SEKARAAAT!”

Jongin lupa seperti apa caranya bernafas, tubuhnya gemetar dan segera berlari kesetanan menjauh dari kerumunan.

Dyo-nya, kekasihnya, hidupnya.

~*~

-kilas balik-

Lady berdecak kesal, barang di atas meja berserakan karena perbuatannya sendiri. Baru kali ini dia tak bisa menahlukan hati seorang lelaki dengan pesona dan kepandaiannya dalam berbisnis.

“Sombong banget dia gak mau ngelirik aku, nolak semua ajakan makan siangku, bahkan sebagai rekan kerja sekalipun dia tetep nolak! Secantik apa istrinya?” kaki meja ditendangnya.

Kali itu pertama kalinya dia menjalin kerjasama dengan perusahaan tempat Jongin bekerja, dan dia amat terkagum dengan kerja keras Jongin, bagaimana pria itu sangat telaten dan serius. Tapi sayang sekali pria itu begitu dingin dan sulit untuk disentuh. Jangankan disentuh, didekati saja sangat sulit.

Lady melacak alamat rumah Jongin dan menemukannya. Dia memiliki kenalan orang pintar. Katakanlah seorang dukun. Dia meminta dukun kepercayaannya untuk membunuh istri Jongin. Dan pada malam itu dukun itu mengirimkan makhluk peliharaannya ke rumah Jongin dengan menyerupakan wajahnya dengan wajah Jongin.

Kali itu hampir saja makhluk itu dapat menghabisi Dyo, tapi sayangnya Jongin lebih dulu datang dan menghabisi makhluk itu lebih dulu.

“Bangsat! Bangsat! Bangsat! Kenapa susah banget sih, anjing?”

Sebenarnya Lady ingin mengirimkan serangannya lagi, namun dia tak mau gegabah. Dia takut Jongin akan mencurigainya, karena dia tahu, Jongin bukanlah orang bodoh. Insting lelaki itu sangat kuat, terlebih untuk istrinya. Jadilah dia mencoba untuk merencanakannya dengan lebih matang lagi. Selain itu, dia butuh sesuatu dari Dyo yang bisa dijadikan sebagai media. Pun, dia belum pernah bertemu dengan Dyo sama sekali karena lelaki manis itu tak pernah mau diajak untuk mengikuti acara perusahaan, jarang sekali keluar rumah.

KEMBALI [KaiSoo] ✔Where stories live. Discover now