K e m b a l i | 03

970 170 61
                                    

Jongin merasa kesal. Ini hari Minggu, tapi Dyo mengabaikannya. Bukannya bermesraan dengannya, pria manis itu malah sibuk bermesraan dengan ponsel sialannya. Dia dibiarkan mengurus si Ucil seorang diri. Ingin sekali rasanya dia menyita benda kotak menjengkelkan yang telah merenggut penuh atensi istri manisnya.

“Chatt-an sama siapa sih? Seru banget sampe suaminya dianggurin.” ujar Jongin, menghempaskan pantatnya di sebelah Dyo yang duduk manis di sofa. Mata tajamnya melirik layar ponsel sang istri.

Dyo menurunkan ponsel yang semula berhadapan langsung dengan wajahnya. Matanya melirik ke arah suaminya dan menjawil hidung bangir itu.

“Cieee cemburu sama HP.” kikiknya sambil sematkan kecupan kilat di bibirnya, “Lagi chattan sama Lady, rekan kerja kamu itu loh. Seru banget orangnya hehehe. Dia pengen tau katanya ngetreat suami yang baik tuh gimana.” lanjutnya.

Jongin tak menanggapi, memilih melingkarkan lengannya di pinggang Dyo dan mendusal manja di sana. Arvenda dia biarkan bermain sendiri di atas karpet.

“Ucil main sendirian tuh.” Dyo menyentil kening suaminya, tapi Jongin masih bodoh amat dan semakin menelusupkan wajahnya ke perut Dyo.

“Dia bisa main sendiri, toh kalo aku di sana juga dianggurin. Kamu juga anggurin aku. Sedih tau.” satu kecupan dia daratkan di perut Dyo, buat si manis meremang beberapa saat lalu menyentil kening sang suami.

“Yaudah terserah. Aku mau lanjut chattan.”

Jongin hela nafas, tapi tak banyak berkomentar. Dia biarkan saja, asalkan Dyo mengizinkannya mendusal manja di perut tummynya.

Sambil membaca balasan dari Lady, tangan Dyo yang menganggur dia gunakan untuk mengusap surai hitam suaminya. Jongin memejamkan mata, menikmati usapan lembut itu hingga membuat matanya berat. Mengantuk. Tapi ketika matanya hendak terpejam, sebuah tangan kecil menarik kakinya, ketika dilirik ternyata si kecil Arvenda sedang mencoba naik ke sofa.

Jongin terkekeh. Dia menurunkan kakinya, Arvenda faham maksudnya. Dia memeluk kaki abinya dan tubuhnya terangkat ketika Jongin menggerakkan kakinya ke atas. Si kecil terkikik lucu, ketika sampai di atas sofa dia segera masuk ke pelukan sang ayah dan tidur dengan nyaman berbantal bahu lebar.

Lengan Jongin yang semula memeluk pinggang Dyo kini digunakan untuk memeluk Arvenda. Mereka bertiga terlihat harmonis sekali. Dan memang begitu kenyataannya.

Ayah dan anak itu mulai nyaman, dan tak lama keduanya tertidur. Dyo melirik dan tertawa pelan.

“Kalian tuh. Gak muka, gak kelakuan, sama aja deh.” kekehnya gemas. Dia cubit pipi Jongin dan Arvenda kemudian lanjut bertukar pesan dengan Lady.

Lady mengakhiri kegiatan berbalas pesan karena ada pekerjaan. Dyo merutuki nasib wanita itu. Menurutnya kasihan sekali, di hari Minggu masih harus mengurusi pekerjaan. Pikirnya, sayang sekali wanita secantik Lady tak sempat mencari pasangan untuk dijadikan sandaran karena hidupnya dipenuhi dengan pekerjaan.

Ah, tapi Dyo tak tahu bagaimana kehidupan wanita itu. Dia hanya menerka-nerka dari apa yang dia lihat saja.

Dia beralih membuka grup bersama dua sahabatnya. Grup itu, entah sudah berapa tahun bertahan. Dibuat sejak mereka masih SMA hingga dirinya telah berkeluarga.

MEMANDANGMU~ NAJIS!
Mamad, Tirta, Anda

Mamad : Gaes

Tirta : Gak penting gue kick

Mamad : Yang tukang ngekick jodohnya hilalnya masih burem 😌

Tirta : Asu🖕

Mamad : Thanks. Asu too🖕

KEMBALI [KaiSoo] ✔Where stories live. Discover now