Badan asisten rumah tangga itu gemetar, kenapa semua majikannya bisa melakukan hal konyol seperti itu? Mereka seperti tidak takut dengan hukum di Indonesia.

"Tapi majikan saja sedang tidak berada di rumah pak."

"Kapan kira-kira mereka kembali ke kediamannya?"

"Sore nanti, pak."

Polisi itu mengangguk, "saya akan datang lagi nanti. Mohon kerja samanya untuk tidak memberitahukan perihal kedatangan kami sekarang."

Asisten rumah tangga itu mengangguk, lagian dirinya tidak berniat memberitahu kepada majikannya itu.

"Kalau begitu kami permisi dulu."

Setelah para polisi itu pergi, asisten rumah tangga Revan yang bernama Sari berlari ke dalam rumah. Dia memasukan barang-barangnya ke dalam tas yang selalu dia bawa.

"Saya harus segera pergi dari sini, saya tahu tabiat mereka semua. Mereka pasti akan menjerumuskan saya."

Setelah selesai, Sari langsung pergi meninggalkan kediaman Daniarta.

****

Mobil Revan memasuki pekarangan rumahnya. Dia baru kembali dari rumah sakit tempat Zea di rawat.

"Pah, Nisa ke kamar duluan yah." tanpa mendengar jawaban, Nisa langsung beranjak ke lantai dua tepat kamarnya berada.

"Ayo, mas."

Revan mengangguk, berjalan mendahului Sinta. Memasuki rumahnya yang sepertinya sedang sepi. "Sari kemana, mah?"

Sinta mengedarkan pandangannya, tetapi Sari benar-benar tidak kelihatan dimana pun. "Mungkin belanja kali."

Revan mengangguk, saat dia akan beranjak dari kursinya. Mata Revan menatap sesuatu yang tergeletak begitu saja di bawah sofa.

Revan mengambilnya, kemudian membaca isi surat itu.

Setelah selesai membacanya, Revan langsung merobek kertas itu. "SIALAN, BERANI-BERANINYA MEREKA LAPORIN KITA!! SEPERTINYA KELUARGA ALEXANDER SUDAH TIDAK MEMBUTUHKAN SOSOK SANDRA!!"

Sinta terkejut saat Revan tiba-tiba berteriak, bahkan Nisa juga langsung keluar dari kamarnya.

"Kenapa sih pah? Nisa baru aja mau tidur, kenapa papah pake acara teriak-teriak segala!"

Sinta mengangguk, "kenapa? Ada masalah?"

Revan mengeraskan rahangnya, "bajingan itu rupanya menganggap ucapanku omong kosong sepertinya. Akan aku perlihatkan, permainan yang sebenarnya!"

Nisa dan Sinta mengernyitkan dahinya, ini sama kepala keluarganya ada apa sih sebenarnya? Kenapa langsung teriak-teriak seakan ini adalah hutan rimba.

"Ck, papah sebenarnya kenapa? Kenapa tiba-tiba ter--"

"KAMU BISA DIAM TIDAK?!! KELUARGA BAJINGAN ITU MELAPORKAN KITA KEPADA PIHAK BERWAJIB!!"

Nisa tersentak saat Revan membentaknya, bukan takut. Tapi Anissa mendengar dengan jelas jika mantan keluarganya itu melaporkan tindakan mereka kepada pihak berwajib.

"Maksud papah, keluarga Alexander benar-benar membawa kita ke pengadilan?"

Revan menghela napasnya pelan, kemudian dia mengangguk, tubuhnya meluruh ke sofa. Napasnya memburu, "akan kubuat perhituangan denganmu, Bima. Lihat saja, siapa nanti yang akan menang!"

Sinta panik? jelas lah. Itu berarti sekarang mereka buronan? Jika kemana-mana harus menggunakan pakaian yang tertutup untuk menutupi jika itu dirinya?

Tidak! Sinta tidak mau! "Kamu lakuin sesuatu kek, mas. Apa gitu, biar mereka mencabut tuntutannya sama kita."

"Iya, papah harus cari cara! Nisa gak mau yah kalau harus masuk penjara. Lagain Nisa cuman ikutin permainan papah, jadi yang salah itu papah."

Revan mengeratkan giginya, dasar benalu! Giliran begini, mereka malah menyalahkan dirinya. Padahal mereka berdua yang benar-benar terlibat dengan semua kejadian ini, Revan hanya membantunya sedikit.

Tapi giliran begini, semua kesalahan dilimpahkan kepada dirinya. Jika tidak ingat mereka berdua adalah anak dan istrinya, mungkin sudah Revan tembak dengan pistol kesayangannya.

"DIAM!!! Kalian tenang saja. Papah punya cara supaya mereka membatalkan tuntutannya!"

Mata Nisa dan Sinta berbinar, apa dengan rencana Revan sekarang bisa membuat posisi mereka aman? Jika iya, mereka akan melakukan apapun untuk membuat rencana Revan berjalan dengan mulus.

"Gimana?"

Revan menyeringai, matanya menyorot ke pintu depan rumahnya dengan tajam. "Kalau mereka gak mempan dengan kata-kata, kita buat mereka diam dengan tindakan!"

_____

Haha, ternyata masih bisa up guys. Acara di rumah gw gak lama, jadi gw sempetin buat nulis😅.

Buat part ini gak ada Mora atau Alexo yahh, khusus buat keluarga Daniarta.

Spam apapun terserah kalian👉

Guys, ada beberapa orang yang nyangka kalau Guntur itu Carel.  Disini bakal aku jelasin, Guntur dan Carel adalah orang yang berbeda. Carel di dunia Zea, sedangkan Guntur di dunia novel. Jadi mereka bukan orang yang sama!

Kalau pun Guntur adalah Carel, kenapa Zea gak mengenalinya saat berada di raga Mora? Padahal Zea udah anggap Carel seperti keluarganya. Gak mungkin dia gak bisa mengenali kan?

Extra Love Story Where stories live. Discover now