Dibawah Jam 10

168 23 2
                                    

Part 23

H A P P Y R E A D I N G✨

Kring ... Kring ...

Bel istirahat baru saja berbunyi. Semua murid SMA Tirtayasa segera menuju ke kantin.

Anak-anak kelas 12 IPA 1, keluar kelas setelah 5 menit berlalu. Mereka menjalani UH matematika. Tidak ada satupun di antara mereka yang tidak ketar ketir saat mengerjakan nya terlebih lagi saat bel istirahat berbunyi, termasuk Mora juga.

"Huh! Sumpah deh. bisa enggak sih, mapel matematika di hilangin aja?" keluh Nita.

"Tunggu gue jadi presiden, nah baru deh di hilangin tu matematika," canda Putri.

"Kalau Lo udah jadi presiden, gue udah jadi ibu rumah tangga. Jadi, enggak ada guna nya Lo hilangin tu mapel," balas Nita.

"Janji gak ibu rumah tangga," timpal Mora.

Mereka bertiga tertawa mendengar penuturan satu sama lain. Sangat receh sekali.

Saat Nita mengalihkan pandangan nya, ia tidak sengaja melihat sosok laki-laki yang ia kenal.

"Ra, itu pacar Lo kan? Sekolah disini?" tanya Nita.

Mora dan Putri pun mengarahkan pandangannya ke depan mengikuti arah pandang Nita.

"Apa mungkin itu murid baru nya?" tanya Putri menatap Mora.

Mora terdiam. Apa ia tidak salah lihat? Itu beneran Geral kan? Kenapa Geral bisa masuk ke sekolah nya.

Geral sampai di depan mereka bertiga, tepatnya di depan Mora yang berada di tengah antara Putri dan Nita.

Menatap manik mata satu sama lain. Jujur, Mora sangat merindukan tatapan mata Geral.

"Ikut aku," ujar Geral seraya menarik lengan Mora untuk ikut dengan nya.

Geral membawa Mora ke atas rooftop. "Kenapa?" tanya Mora to the point.

"Kamu enggak senang lihat aku disini?"

Mora terdiam, tidak berniat manjawab pertanyaan Geral.

Geral memeluk Mora erat. "Kamu suka kan, kalau aku peluk?" Geral berujar seakan tidak terjadi apa-apa kemarin.

"Gimana sama dia?" Mengabaikan pertanyaan Geral, Mora balik bertanya.

Dia yang Mora maksud itu pasti Selin, Geral peka sekali akan hal itu.

"Selin?"

"Hmm," Mora berdehem seraya mengangguk dalam pelukan Geral.

"Kamu mau tahu apa tentang Selin, hm?"

"Siapa nya kamu?" tanya Mora to the point.

"Mantan aku," jawab Geral.

Melerai pelukan nya, Mora mendongak menatap Geral. "Beneran?" Geral mengangguk.

Mora menunduk kembali. Geral sedikit menunduk lalu mencium pipi Mora sekilas yang membuat sang empu merasa malu sekaligus senang.

"Aku minta maaf. Maaf udah buat kamu nangis," ujar Geral menatap Mora dengan tulus.

"Tapi beneran kan, dia cuma mantan kamu?"

"Iya sayang ku, Selin cussft-"

"Jangan sebut nama dia,aku enggak suka." Ujar nya.

"Iya-iya okey, jadi di maafin?"

"Iya, aku maafin,"

•••

Di kantin banyak pasang mata, bukan! Tepatnya semua pasang mata tertuju pada pasangan yang baru berbaikan ini. Geral dan Mora.

Putri dan Nita pun tidak habis pikir, Mora bisa semanja ini dengan laki-laki selain Zean.

"Ra, Lo baik-baik aja kan? Lo enggak kesurupan setan bucin kan?" tanya Putri.

Mora tidak menghiraukan nya, ia masih tetap bermanja-manja dengan Geral yang membuat putri cemburu karena tidak bisa memamerkan nya pada Mora juga. Erlang sedang ada urusan di ruang guru.

"Jadi kita manggil nya apa nih?" Geral? Aldi? Atau apa?" tanya Nita.

Mora menatap sinis ke arah Geral. "Ssht ... Jangan sebut nama Aldi di depan gue atau berani manggil pacar gue dengan sebutan Aldi, paham?!"

"Ih, kenapa sih loh? Sensitif banget, kita kan nanya anj." Ketus Nita.

"Kayaknya Mora emang benar-benar lagi kesurupan deh," bisik Putri pada Mora.

"Entar malam jadi kan kita keluar?" tanya Nita lagi memastikan acara mereka bertiga.

"Keluar kemana?" tanya Geral pada kedua sahabat pacar nya dengan suara berat.

Putri dan Nita menelan Saliva nya susah payah mendapatkan pertanyaan dari Geral. Sangat menyeramkan sekali di mata mereka, muka datar dan suara berat.

"Hmm ... Mau jalan-jalan aja," jawab Nita berusaha untuk tidak gugup.

"Enggak! Mora enggak bisa ikut sama kalian," tolak Geral yang Mora pun heran kenapa.

"Kok? Mau ikut ya?" dengan polosnya Mora bertanya.

"Enggak! Intinya nanti malam kamu jangan keluar bareng mereka!" Perintah Geral.

"Ra, pacar kamu kok gitu? Ngelarang kamu buat main sama kita?" Timpal Putri.

"Boleh yaaaa?" Mora memohon agar Geral mengizinkan nya. Memang nya kenapa Geral melarang nya.

"Yaudah, kamu boleh pergi, tapi ...."

"Tapi apa?" Tanya mereka bertiga serempak.

"Dibawah jam 10 malam udah pulang,"

"Lah? Gak seru dong," protes Nita.

"Yaudah, Mora enggak pergi." Putus Geral.

Dengan terpaksa mereka bertiga mengiyakan persyaratan dari Geral. Entah apa yang akan mereka lakukan dengan waktu singkat itu.

•••

TBC!

Next part?

Spam voment🔥

See u next part!






GERALDI Where stories live. Discover now