Part 41

1.3K 124 43
                                        

Widih gengs, gak nyangka udah 20rb aja yang baca, thank you😭😚
Makasih banyak yang udah setia baca cerita ini, ngasih vote dan rajin komen juga.
LOVE YOU GENGS!!😭

Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote dan komen ya bestie.
Thank you!!

 Thank you!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*
*
*

Olahraga yang tidak disukai Aletta selain voli yaitu lari. Sebenarnya hampir semua olahraga tidak disukai Aletta kecuali basket dan renang. Tapi jika diurutkan, olahraga lari akan berada di urutan paling atas.

Dan sialnya hari ini ketika pelajaran olahraga, pak Ali memberikan materi tentang lari jarak jauh. Sehingga mereka mau tidak mau harus mempraktekannya untuk pengambilan nilai.

"Yordan ada?" tanya Pak Ali seraya mengabsen murid-muridnya.

"Gak masuk, Pak." Jawab mereka serentak.

"Ada keterangannya?"

"Tanpa keterangan."

Mendengar hal itu, Aletta mencibir. "Gila, masih anak baru udah berani bolos aja."

"Yaudah, kita mulai aja ya prakteknya. Nanti yang kembali ke sekolah paling cepat, bapak kasih nilai paling tinggi." Ujar Pak Ali memotivasi anak muridnya. Dan benar saja, semua siswa bersorak senang mendengar kalimat yang diucapkan oleh Pak Ali. Kecuali Aletta tentu saja.

Jadi lari jarak jauh ini dimulai di sekolah dengan garis finish di sekolah juga. Mereka diminta untuk berlari keluar sekolah dengan rute yang telah ditentukan.

Mendengar rute yang cukup jauh saja sudah membuat Aletta lelah terlebih dahulu. Padahal belum juga dimulai.

Meskipun Aletta termasuk gadis yang aktif, tapi dia paling malas jika disuruh olahraga. Maka tak heran jika belum ada setengah perjalanan dirinya sudah merasa kelelahan.

Padahal Aletta bisa menari dengan durasi yang cukup lama, tapi baru berlari beberapa meter saja sudah kelelahan.

"Anjir, bengek gue." gumam Aletta dengan suara yang tersenggal.

Beberapa temannya sudah jauh di depan, dan hanya dirinya dan beberapa siswi yang tertinggal. Teman-temannya ini terlalu ambisius untuk mendapatkan nilai tinggi. Sedangkan Aletta sudah pesimis mengingat posisinya yang jauh di belakang. Dua siswi yang bersamanya tadi juga sudah berlari di depannya.

Tak kuat lagi untuk berlari, Aletta memilih untuk jalan dengan santai saja. Toh untuk menyusul pun rasanya juga tidak mungkin.

Sambil berjalan, sesekali Aletta akan menyeka keringatnya yang mengucur dengan deras. Meski masih lumayan pagi, tapi cuaca hari ini cukup terik. Belum lagi Aletta yang baru saja berlari tadi.

Hello, AlettaWhere stories live. Discover now