"Anak kalem kan gak pernah bikin ulah."
Aletta Florency Mahendra.
Putri kedua dari keluarga Mahendra yang melabeli dirinya dengan sebutan 'anak kalem'. Namun 'anak kalem' versi Aletta jelas berbeda.
Anak kalem mana yang sering langganan ke BK?
Kale...
Udah nyampe part 25 nih. Mau tau dong kesan pesan kalian pas baca cerita ini😸
Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote dan komen ya bestie. Thank you!!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
* * *
Gelas berisi minuman tanpa alkohol itu hanya dipandangi oleh Aletta tanpa disentuh sedikitpun. Rumitnya isi kepalanya membawa Aletta ke club malam ini seorang diri setelah berhasil mengendap-endap keluar dari rumah.
Alih-alih ingin melupakan masalahnya sejenak dengan datang ke tempat ini, yang dilakukan Aletta hanya berdiam diri seraya memandangi gelas minuman di depannya. Aletta bahkan sudah berniat untuk mabuk untuk malam ini tapi segera ia urungkan. Ia hanya seorang diri datang kemari, terlalu beresiko jika sampai mabuk. Maka ia kembali memesan minuman tanpa alkohol pada barista.
"Sendirian aja? Mungkin butuh temen gitu, gue siap nemenin kok."
Aletta mendengus jengkel ketika tiba-tiba datang seorang laki-laki dan duduk di kursi bar sebelahnya yang kosong. Setelah diliat sebenarnya laki-laki itu lumayan tampan juga, tapi untuk sekarang Aletta benar-benar tidak ingin diganggu.
Tanpa memperdulikan laki-laki itu, Aletta meminum minumannya dengan santai.
"Diem aja. Ada masalah, ya? Cerita aja gak papa, gue dengerin."
Aletta mendengus. "Apasih manusia, sok akrab banget." Gumamnya.
"Gue tebak, pasti masalah cowok, ya?" meskipun Aletta tidak menyahuti tetapi laki-laki itu tetap saja berbicara. "Cewek tuh gitu, suka cari yang bad boy. Tapi kalo udah disakiti ya ujung-ujungnya nangis, galau, pergi ke club. Mending kan cari yang good boy kayak gue gini gak sih."
"Gak ada good boy yang pergi ke club." Sahut Aletta cepat.
"Wow! Akhirnya ngomong juga. Suara lo lebih merdu dari yang gue bayangin ternyata." Sumpah demi Tuhan, Aletta sangat ingin laki-laki itu segera pergi dari sana. Aletta sudah sangat muak mendengar semua ucapan laki-laki itu.
"Mau jalan-jalan keluar gak? Biasanya cewek kalo lagi bete gitu paling seneng diajak keliling-keliling," laki-laki itu menjeda ucapannya lalu mengeluarkan sebuah kunci mobil dan meletakkannya di atas meja bar. "Tapi hari ini gue cuma bawa BMW sih. Kalo tau mau gajak jalan cewek cantik pasti gue bakal bawa yang Lamborghini."
Aletta berdecih. Laki-laki itu pikir Aletta akan langsung luluh begitu saja melihat mobil yang dibawa oleh laki-laki itu? Jelas, jawabannya tentu saja tidak. Cara laki-laki itu mendekati Aletta terlihat sangat norak dan membosankan. Tidak menarik sama sekali.
"Sayang, maaf ya aku telat. Udah lama nunggu?" badan Aletta sedikit tersentak ketika dengan tiba-tiba seseorang melingkarkan lengannya di pinggang Aletta. Setelah gadis itu menoleh, baru Aletta ketahui jika pelakunya tak lain yaitu Jevano.