" Mama jangan pergi ma!, Tania mohon hikss."

Tangisan yang sangat memilukan bukan?, Lihatlah! mungkin jika bukan wanita yang sangat berharga ini yang pergi rasanya tak Mungkin sesakit itu..

Ibu adalah surga untuk anaknya...
Ibu kata yang setiap hari selalu kita sebut, ibu yang setiap katanya ada sebuah jawaban dari apa yang kita butuhkan, tangannya yang setiap saat menjadi sebuah kenyamanan untuk diri ini...
Setiap rangkulan dan tatapan nya selalu memancarkan kehangatan..

Orang yang sangat-sangatlah berarti dalam hidup nya kini sudah tiada, bagaimana harus menjalani hidup tanpa adanya tujuan yang jelas tanpa kehadirannya.

Hidup yang dulu secerah mentari kini gelap bagai  malam tanpa bulan dan bintang.

" Mama!"

Brukk..

Sebegitu memilukan rasa yang Tania rasakan membuat dirinya tak sanggup untuk berdiri, karena menerima kenyataan itu, dan berakhir pingsan di dalam dekapan Erda.

Gadis itu berharap setelah dirinya sadar, kejadian ini hanya mimpi buruk yang tak akan pernah terjadi dalam hidupnya.

***

Seorang gadis yang baru saja tersadar dari pingsannya mulai mengerjapkan matanya untuk menetralisirkan rasa sakit yang ada di dalam kepalanya.
Setalah tersadar 100% ia pun mencoba untuk bangkit dari posisinya namun untuk menggerakkan tubuhnya tak bisa seluruh anggota badannya seakan tak bernyawa karena saking lemasnya.

Krek...
*Suara pintu dibuka

Menampakkan seorang lelaki yang mengenakan jas hitam, lelaki yang dulu pernah mengisi sepenuh hatinya.

Perempuan itu menatap lelaki itu yang sedang berjalan kearahnya," Erda dimana mama?" Tanya perempuan itu langsung.

Erda terdiam tak ada jawaban apapun yang keluar dari mulutnya, lidahnya terasa kelu untuk menjawab pertanyaan dari Tania.

" Erda jawab dimana mama? Aku mau keruangan mama da!" Seru Tania yang terus berusaha untuk bangkit dari ranjang rumah sakit itu.
Namun usahanya sia-sia tubuhnya benar-benar tak sanggup untuk bangkit.

Erda yang tak tega pun mencoba untuk membantu Tania mengubah posisinya untuk duduk.

" Saya akan menjawab tetapi kamu tenang ya!" Pinta Erda pada Tania.

Tania mengangguk

" Mama kamu baru saja selesai di-dimakamkan" jelas Erda pada Tania.

" Ma-maksud kamu mama be-beneran meninggal?" Tanya Tania menatap Erda dengan mata yang berkaca-kaca.

Tubuh Tania mendadak lemas semakin tak berdaya, ia kira dirinya tadi hanya bermimpi namun, itu semua nyata dan sekarang ia benar-benar merasakan sebuah kehilangan yang abadi.

Tania mulai menangis, sesakit itu ya Allah Dunianya kini pergi meninggalkan nya seorang diri.

" Antar aku ketempat mama da?" Pinta Tania.

" Tidak Tania kamu baru saja bangun dari pingsan," cegah Erda tak mengizinkan.

" Tapi aku mau ke makam mama da!" Kukuh Tania mencoba untuk bangkit dari bankar ranjang rumah sakit.
Tania berhasil turun dari bankar namun, baru saja ia menginjakkan kakinya kelantai dirinya terjatuh karena tak sanggup berdiri sendiri.

Dengan sigap Erda menangkap Tania dan membantu nya untuk ia dudukan dibankar.
" Tolong jangan egois Tania, kamu baru saja sadar dari pingsan, ingat keadaan kamu juga."

" Jika kamu tidak sanggup jangan dipaksakan!"

" Ta-tapi da, mama aku udah meninggal, aku sendirian sekarang, aku ga sanggup menjalani hidup ini da!" Ucap Tania menangis.

INTAN (End!)Where stories live. Discover now