01 : Dianthus caryophyllus

Start from the beginning
                                    

"Kenapa kau berkhianat dan memilih bergabung dengan angkatan tahun ke-3?" tanya Kirant

"Oh itu? Bukankah ujian sudah selesai? Jadi seharusnya, hal itu tidak bisa disebut sebagai sebuah pengkhianatan. Lagi pula, aku lelah dan ingin bersantai." jawab Elen

"Eh?"

"Kau terlalu fokus pada dirimu sendiri. Cobalah untuk bersosialisasi dan mencari rekan atau teman. Ujian kali ini, tak akan fokus pada nilai angkatan. Tapi individu, aku harap kau tak seegois dulu." ucap Elen ke Kirant, yang sedang serius menatap Elen.

"Hmm! Itu?"

Walau tak dipungkiri, mereka akan tetap berkompetisi. Manusia memang sangat melekat dengan kata 'egois'. Apalagi kompetisi sudah seperti naluri bawaan manusia (human need). Ditambah lagi, mau tidak mau atau suka tidak suka, hal itu juga diciptakan oleh lingkungan. pikir Elen, setelah memperhatikan Kirant.

"Aku kembali ke asrama, jika tak ada lagi yang ingin kau katakan." ucap Elen.

"Apa kau ingin mengatakan jika kompetisi tak dibutuhkan dalam hal ini? Ujian tetap ujian, semuanya harus jujur dalam mengerjakannya." ucap Kirant

"Sepertinya kau salah paham. Tapi, semuanya tergantung pola pikirmu. Bila menempatkan kata 'kompetisi' secara netral, maka kompetisi juga dapat memiliki makna yang sama seperti kata 'kolaborasi'. Sama halnya ketika menilai 'kolaborasi' bisa menjadi sangat negatif ketika masuk dalam konteks 'kerjasama korupsi'." jelas Elen lalu meninggalkan Kirant begitu saja.

"Apa hanya aku yang terlalu memikirkannya? Sampai aku terlihat seegois itu?" balas Kirant

langkah Elen terhenti lalu berbalik menatap Kirant.

"Itu bukan salahmu, juga bukan salah cara berpikirmu. Hanya saja, dunia ini tak lagi menjadi tempat tinggal bagi orang seperti itu. Dulu, sebelum masa depan seperti ini tiba. Jika kau tak memenuhi standar kehidupan yang ada, maka kau akan dianggap gagal. Sekarang, jika kau kembali ke masa lalu. Kau mungkin akan berada di posisi paling atas dan akan menjadi standar bagi orang lain untuk menilai diri mereka, dan juga kehidupan orang-orang disekitar mereka. Kau akan jadi yang paling sempurna. Tapi sekarang berbeda." jelas Elen.

"Ya, memang berbeda." ucap Kirant

"Berhenti memaksa dirimu untuk membuat orang lain terkesan padamu, sampai kau melupakan sesuatu yang sebenarnya lebih berharga dari penilaian orang lain padamu. Perubahan akan terus ada, dan semua orang akan berada diposisi itu. Jadi, lakukan sesuatu yang kau anggap akan memberikan kesan dan ketenangan untuk dirimu sendiri. Pilihan ada padamu. Aku pergi, segera kembali dan beristirahatlah." jelas Elen

Kirant memandangi Elen hingga menjauh dan menghilang dari pandangannya.

××××××××××××

Sementara itu, Dylan tengah memainkan sebuah rubik sembari memikirkan sesuatu. Sangat serius sampai rekan-rekannya tak ada yang berani menyapanya.

Dari hasil pengamatanku selama ini. Kirei cukup mengawasi Elen. Kini anak itu sudah berada dikendaliku. Dengan itu, aku bisa mengalahkannya dengan mudah. Setelah berhasil aku kalahkan, aku bisa menggunakannya untuk mengalahkan Xavier.

"Anu, Dylan?" ucap seorang siswa laki-laki.

"Hah! Kenapa lagi?" geram Dylan

"Kami sudah mengumpulkan anak-anak itu."

"Oh ya? Bagus." balas Dylan

Dylan kemudian mengikuti siswa laki-laki itu menuju ke sebuh ruang disudut gedung paling belakang.

"Oh, jadi kalian yang membocorkan anggota yang akan ditiadakan ya? Kalian selalu saja melakukan sesuatu yang menentang." ucap Dylan dengan lembut, namun sebenarnya dengan ekspresi yang begitu menakutkan.

Bad & Crazy School (End)Where stories live. Discover now