13

2.8K 222 53
                                    

Mike keluar dari ruang operasinya dengan wajah yang menunduk. Matanya sudah berair membuat Off langsung menghampiri sosok lelaki bermata elang itu dengan raut takut. Takut jika ia mendengar kabar yang tak ingin ia dengar.

Pundaknya di tepuk oleh Mike membuat Off tak sabar dengan kabar Gun yang berada di dalam. Mike mencoba tersenyum lalu mengusap air matanya

"Aku tak bisa menepati janjiku Off, maaf, Tuhan lebih menyayanginya" Off membolakan matanya, tiba-tiba otaknya terasa penuh mendengar kalimat yang Off mengerti ini. Dunianya langsung hancur oleh kalimat tersebut, hingga kakinya melemah untuk masuk kedalam ruangan operasi ini.

Air maata yang tak pernah keluar itu langsung mengalir deras sederasnya kala melihat sosok yang baru ia sadari adalah cintanya terbaring di bangsal operasi dengan wajah pucatnya. Off berjalan dengan memegang sebuah dinding ruangan ini hingga dirinya sekarang benar-benar melihat Gun yang tak berkutik sama sekali

Off menangis dan berteriak dengan keras. Hatinya bergemuruh takut akan apa yang ia hadapi tanpa Gun setelah ini. Kini wajahnya langsung menempel pada wajah Gun dengan menangis

"Kau berjanji padaku untuk bertahan, kenapa tak menepati janjimu hah? Jangan menghukumku seperti ini, bangun dan pukul aku sepuasmu hiks..." Suara itu melemah dengan tangisan di wajah pucat Gun

"Anak kita sudah lahir, apa kau tak ingin melihatnya?" Off mengusap wajah itu halus, matanya terus berair hingga sesegukan.

"Jangan seperti ini, bangun Gun... BANGUN GUN ATTHAPAN DAN AYO HIDUP BERSAMA ANAK KITA" Mike yang melihatnya langsung mengambil tubuh Off untuk menjauh dari Gun. Kini yang Mike lakukan adalah pelukan untuk Off agar lelaki sipit ini lebih tenang lagi.

"Phi Mike, katakan padaku jika kau bohong" Mike tak menjawabnya dan hanya menepuk pundak Off.

"Bagaimana aku menjalani hidupku setelah ini? Katakan padaku jika Gun masih hidup" tangisan lelaki ini sangat rapuh hingga Mike bisa merasakannya. Kehilangan sosok orang tercinta adalah hal yang paling menyakitkan di dunia ini.

"Off, dia sudah tiada. Ikhlaskan dia dan cari kebahagiaan tanpanya" Pintu ruang operasi terbuka hingga menampilkan kedua pasangan orang tua dari Off juga Gun. Off sudah terpukul kali ini, dan dirinya semakin terpukul kala mendengar kabar jika anaknya juga tiada.

"Bodoh, aku orang yang bodoh" Off terduduk lemah dan memukul semua badannya hingga tangisan dari kedua ibu tersebut langsung memeluk Off.

........

"Tay, beri jadwal tambahan untukku hari ini" Tay menoleh pada Off dengan helaan nafas kasar dan juga gertakan giginya. Sudah setahun ia bersama sang bos yang sayangnya ini adalah sahabatnya untuk menjadi sekertaris pribadinya. "Kenapa? Kau ingin menolaknya?"

"Off, apa kau tak kenal lelah eoh? Lihatlah mataku sekarang. Aku ingin pulang dan aku ingin melihat rupa anak bayiku. Jadwal sekarang sudah kosong dan habis, waktunya untukku juga dirimu istirahat" geram Tay dengan menggertakkan giginya. Kini bisa di lihat ekspresi Off yang hanya diam tanpa kata, kemudian Tay langsung menggaruk kepalanya yang tak gatal karena mungkin ia salah bicara

"Anakmu?" Tanya Off pada Tay membuat Tay langsung terdiam begitu saja. Kini lelaki tampan itu mengambil handphonenya lalu memamerkan rupa sang anak dengan senyuman bahagia menghadap kamera

"Sudah setengah tahun, Pluem sudah merangkak dan anakku ini tipe orang yang sangat pendiam" Off menatap bayi yang tersenyum di kamera. Matanya menyipit senyuman akan tetapi bibirnya masih tak ingin terangkat sama sekali. "Jika kau ingin menemuinya, temui saja dirinya"

Not Visible (OFFGUN END)Where stories live. Discover now