06

2.7K 290 44
                                    

Gaji yang Gun terima dari hasil kerjanya membuat senyum bibir kissablenya merekah. Gun berniat untuk kembali kerumahnya, uangnya akan ia berikan kepada Kepala Han untuk mengembalikan uangnya dulu. Juga, ia akan mengembalikan uang ayahnya.

Kaki kecil yang kian kurus berdiri di depan pagar membuat satpam di depan terkejut lalu menunduk pada Gun. Segera saja mereka langsung membukakan pintu gerbang tersebut.

Pintu terbuka, sebuah taman luas yang berada di depan rumahnya membuat Gun tersenyum kala melihat Arm juga Alice sedang bermain bersama Pimwalee. Sebuah kilasan-kilasan di mana orangtuanya dulu juga pernah melakukan hal sama padanya juga kembarannya. Tapi itu semua hanya masalalu, jika saja Gun tak merengek meminta Gen untuk ikut dengannya. Mungkin saja ia masih merasakan kasih sayang dari kedua orangtuanya juga mungkin saja Gen masih ada di dunia ini. Semua ini memang kesalahannya.

Saat melamun, dirinya di kejutkan dengan kepala Han yang menepuk pundak ringkihnya. Kepala Han memicingkan matanya dengan dengusan melihat tubuh Gun yang semakin kurus tetapi perutnya yang membesar.

"Aku merindukanmu bibi" Peluk Gun pada kepala Han lalu ia sedikit mengobrol dengan niat kedatangannya kesini. Sudah empat bulan lebih dirinya tak datang kesini setelah kejadian di mana ia mengembalikan tabungannya pada orangtuanya. Dan hari ini juga ia akan kembali untuk mengembalikan uang kepada ayahnya lagi.

Setelah bibi Han menerima uangnya, wanita paruh baya itu langsung melanjutkan pekerjaannya. Bibi Han terus menolak akan Gun yang mengganti uangnya, tetapi Gun terus memaksanya hingga mau tak mau Kepala Han menerima uang tersebut.

Kedua orangtuanya tak mengetahui kedatangannya. Jadi ia sedikit berlari menuju kamar untuk mengambil hasil ronsen juga pendaftaran pasien kanker. Memasukan kertas tersebut dengan cepat, Gun langsung pergi dari kamar miliknya dulu ini. Kini Gun sudah berada di bawah. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat kedua orangtuanya yang masuk dengan menggendong Pim penuh tawa.

Gun ingin bersembunyi, tapi di mana ia bersembunyi? Dirinya sekarang berada di tangga bagian bawah, jika berlari keatas pun percuma, pasti kedua orangtuanya bisa melihatnya.

"Gun" panggil Alice pada Gun. Gun sendiri hanya tersenyum pada ibunya lalu berjalan sedikit kaku kearah keduanya. Kenapa dirinya seperti maling berada di rumah ini sekarang?

"Maaf pa, ma... Aku kembali hanya untuk mengambil barangku dan juga, aku ingin mengembalikan uang yang aku pinjam dulu" Gun menyerahkan lembaran uang pada Arm. Bisa di lihat wajah ayahnya yang semakin garang.

"Apa kau sedang menghinaku Gun Atthapan? Kau pikir aku tak bisa mendapatkan uang segitu hah?" Arm bertanya dengan nada dingin sehingga membuat Pim ikut takut lalu memeluk kaki Gun agar Gun tak ketakutan. Gun tersenyum lalu mengusap rambut Pim.

"Aku hanya mengembalikan uang yang aku pinjam padamu pa... Dan pa.." Uang yang Gun pegang terlempar di udara hingga berceceran di lantai. Mata Gun memanas dengan apa yang di lakukan oleh Arm. Apa susahnya untuk menerima uang hasil kerjanya selama ini?

Mengumpulkan uang yang ia pinjam pada ayahnya butuh kerja selama dua bulan lamanya. Bahkan hari minggu Gun rela mencari tambahan agar ia bisa melunasi hutang pada ayahnya ini. Ia mengorbankan tubuh lelahnya untuk uang yang berceceran di lantai. Tak sanggup lagi, kini ia langsung memungut uang-uang tersebut dengan cepat. Pim juga ikut membantunya, begitupun Alice

"Jika tak menerima diriku, apa susahnya kalian menerima uangku? Aku di sini tak pernah menghina atau merendahkan pa. Justru aku di sini menghormati kal..."

"Aku tak butuh uang dari hasil menjalang sepertimu" setelah mengucapkan hal seperti itu, Gun langsung terdiam begitu saja. Pekerjaan yang ia lakukan 100% halal dan ayahnya mengatakan jika ini uang dari hasil di mana ia menjadi jalang. Alice juga tak bisa mengontrol emosi suaminya ini, ia ingin membela tetapi mulutnya seakan terkunci begitu saja.

Not Visible (OFFGUN END)Where stories live. Discover now