04

2.5K 274 32
                                    

Gun hanya bisa berdehem kala dirinya melihat hal yang tak lazim di depan matanya. Deheman dari Gun membuat kedua sejoli yang berciuman langsung melepas pautan tersebut sehingga membuat sang pemimpin langsung menatapnya penuh ketajaman.

"Gun?" Mild menyipitkan matanya lalu menatap Off menuntut penjelasan. Off langsung menghela nafasnya kasar dan memperjelas bagaimana Gun berada di sini. Mild terkejut bukan main kala mendengar jika Gun hamil karena kejadian di mana ia memberi Off obat perangsang. Mild berdehem dan harus menutup rapat siapa di balik semua kejadian ini. Jika rahasia di mana ia membuat Off terangsang karena obatnya dan harus bertanggungjawab pada Gun orang yang di bencinya, tamatlah riwayatnya.

Sembilan bulan? Hei, itu waktu yang sangat lama. Mild langsung menatap tajam Gun dan mempunyai rencana untuk menyingkirkan lelaki kecil itu. Bibirnya tersenyum miring.

Tapi, apa dia berani?

"Kau akan kalah dariku Gun" batin Mild dengan smirk di bibirnya. Atau dia yang akan kalah dari Gun jika Gun membongkar semuanya?

"Aku tak ingin anakku melihat hal yang tak lazim. Jika kalian ingin berciuman, kenapa tak di kamar saja? Menyebalkan" Gun berdecak dengan mengusap perutnya yang berusia tiga minggu ini. Sudah seminggu ia berada di Apartemen milik Off

dan ya kalian tahu bagaimana sifat Off pada Gun selama seminggu ini.

Terus saja menyiksanya. Akan tetapi, setelah penyiksaan itu pasti ada rasa cinta dari Gun yang semakin terbaur dalam hatinya.

"Ini Apartemenku dan siapa kau mengatur hidupku? Juga, Anakmu itu belum lahir. Bagaimana dia bisa melihatnya?" Gun melihat perutnya lalu menghela nafasnya.

"Dia juga anakmu Phi Off" Off hanya terdiam kemudian ia berdiri untuk pergi dari ruan tamu. Kini tinggal Gun juga Mild yang saling menatap. Tatapan dari Gun itu seperti mengejek Mild karena dia menang dari Off. Mild berdecak tak suka lalu pergi menuju kamar milik Off.

Kamar Off tertutup rapat sehingga kini menyisakan Gun yang berdiri diam. Hatinya berdenyut sakit dan ia mencoba untuk tersenyum. Tapi nyatanya, senyuman itu berubah menjadi tangisan yang memilukan dari bibir Gun kala mendengar suara desahan dari kamar Off.

"Sayang, kau tak boleh mendengarnya eum. Ayo kita istirahat" Gun mengusap air matanya cepat lalu ia berjalan menuju kamarnya. Hari ini seperti biasa, pagi menyiapkan makanan yang tak pernah tersentuh oleh Off dan membersihkan Apartemen milik Off. Setelah itu ia akan bekerja di kedai milik sepupu Han hingga malam tiba.

.
.
.

"Bagaimana dengan coffe yang ada di dekat kampus?" Tay menawari semua teman kampusnya untuk meminum kopi di kedai dekat kampus. Tay sering melihat kedai itu sering ramai tapi ia belum pernah mencoba memasuki kedai tersebut. Dan kini, ia mengajak temannya untuk mampir ke kedai tersebut

"Aku setuju dengan ide kekasih tampanku ini" ucap Newwie kekasih dari Tay menyetujui ajakan dari Tay. Begitupun juga Singto, Krist kekasih Singto dan Mild sehingga mau tak mau membuat Off mengangguki ucapan dari mereka. Mereka memang sengaja bersekolah di Universitas yang sama tetapi berbeda jurusan

Setelah mereka setuju untuk berkumpul di kedai tadi, kini mereka berada di depan kasir untuk memesan menu makanan di sini. Sepuluh menit terlewati, makanan pun datang.

"Selamat menikmati makanannya" senyum lelaki kecil sehingga membuat Tay juga Singto membolakan matanya terkejut. Off juga sempat terkejut karena adanya Gun di sini sebagai pelayan Cafe ini. Tetapi, ia menyembunyikan rasa terkejut tersebut dengan tenang.

Gun mengedipkan matanya pada Off membuat Krist juga New tak suka dengan kedipan dari Gun ini.

"Hei, jangan mengedipkan mata pada orang yang sudah mempunyai kekasih. Lihat, kekasihnya dari toilet itu" Gun langsung mengikuti arah pandang lelaki cantik di samping Singto ini. Gun bisa melihat Mild yang berjalan dari arah toilet dengan gaya anggunnya. Kini ia langsung mengangguk dan meminta maaf pada lelaki cantik di samping Singto ini.

Not Visible (OFFGUN END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang