"Kamu sangat mencintai dia bukan?" tanya Agatha menujuk kearah Haidar. Pria itu memalingkan wajahnya, tidak ada sepatah katapun yang keluar.

Sarah menampar Agatha dengan keras. Hingga membuat beberapa orang yang masih berada disana melirik penasaran kearah mereka.

"Yang anda permainan bukan hanya satu manusia, tapi satu keluarga," tutur Sarah tegas.

Agatha memandang Sarah dengan tatapan tajam. Tangannya melayang hendak membalas tamparan Sarah.

Sarah tidak mengelak, ia membiarkan wanita itu menampar dirinya dengan keras. Agatha tersentak melihat tindakan Sarah yang di luar dugaan. Ia tahu Sarah bisa menepis tamparannya.

"Puas? Apa dengan membalas, rasa sakit yang anda terima langsung hilang. Anda merasa lega dengan balas menyakiti? cecar Sarah.

Agatha mundur, nampak linglung. Ia melakukan hal yang sama dengan menampar Sarah, tapi bukannya merasa lega. Ia malah merasa tangannya yang baru saja menampar Sarah terasa terbakar.

Agatha malah menambah luka dengan tangannya sendiri.

Haidar membalikan tubuh Sarah yang menghadap kearahnya. Pria itu terlihat khawatir, sembari mengusap sudut bibir Sarah yang robek.

Luka yang diterima Sarah lebih parah dari sekedar panas kemerahan dipipinya. Agatha berjalan mundur sebelum berbalik pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.

↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞

Daniel Alfonso teman dekat dari Agatha, mengusap rambut wanita itu lembut. Ia melihat sahabatnya itu termenung dalam jangka waktu yang lama.

"Daniel kamu tahu seberapa hancur hidup aku kan? Jika kamu menjadi aku apa yang akan kamu lakukan?" tanya Agatha dengan tatapan kosong.

Pria itu tertawa renyah. "Tentu saja membuka lembaran baru dan menyembuhkan luka yang ada. Kita bisa mencari kebahagiaan baru dari pada terus terjebak dan merasakan kesakitan sendirian, bukan?"

Agatha mendongok, ia mengambil tangan Daniel sebelum memeluk lengan kekar pria itu.

"Sedang butuh pelukan?" tawar Daniel. Dan Agatha menangguk tanpa ragu, sesaat kemudian ia merasa hangat dengan aroma maskulin yang mendekap dirinya.

"Aku bertemu dengan Sarah, Sarah Widyanto."

Daniel terdiam, hanya mendengarkan tanpa berniat mengintrupsi.

"Aku bukan orang jahatkan? Tapi kenapa aku merasa sudah melakukan kesalahan besar. Selama ini aku sendiri tidak pernah bahagia, jadi wajar bila aku membuat Jonathan merasakan hal yang sama kan?"

"Setelah Jonathan meninggalkan aku semuanya berubah. Aku ditinggalkan sendiri, sebatang kara." Agatha meringkuk di dalam dekapan Daniel.

Kedua orang tua Agatha tewas dalam kecelakaan saat akan merangkat ke Indonesia untuk menyelamatkan hubungan pertunangan dirinya dan Jonathan. Perusahaan orang tuanya kacau dan semua orang meninggalkannya.

Sebelum kehadiran Daniel ia merasa seperti mayat hidup yang terus berharap Jonathan akan datang. Menyelamatkan dirinya, Jonathan yang membuatnya jatuh cinta. Ia menginginkan pria itu kembali.

Agatha merasa diselingkuhi dengan adanya hubungan Sarah dan Jonathan yang saling jatuh cinta, orang yang paling ia sayangi meninggal, membuat kesendirian melahapnya hidup-hidup. Ia hanya berharap Jonathan mengerti bahwa keputusannya mengakhiri hubungan mereka membuat dirinya jatuh ke nereka.

Ia berharap dengan membuat Jonathan merasakan semua yang pernah terjadi dalam hidupnya. Pria itu akan kembali, setidaknya untuk minta maaf.

"Jika mereka melihat kamu sebagai antagonis, bukankah ada manusia lain yang telah melakukan kejahatan hingga sampai membuat kamu mendapat peran tersebut?"


↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞

Spam komen 'next' di sini 👉

Berikan tanggapan terbaik kamu sesuai suasana hati setelah membaca chapter ini (😁☹😡😍) di sini 👉

Tinggalkan komentar yang lain juga untuk memberi semangat!

Follow wattpad aku : starbilss

Perfect MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang