5. Harus Cerita

2.3K 110 0
                                    

Perlawanan yang dilakukan Alexa pada Ratna membuat suasana tegang diruangan itu semakin terasa. Beberapa wakil kesiswaan dan wali kelas bahkan kepala sekolah menarik napas karena ketegangan yang terjadi. Ratna merupakan istri dari salah donatur terbesar sekolah itu, yang juga menjadi alasan dibalik tingkah Noval yang tidak pernah mereka lakukan tindakan lebih lanjut. Rasa takut jabatan dan pekerjaan mereka hilang hanya karena ingin melawan keluarga yang cukup berpengaruh itu.

Dan sekarang mereka malah menyaksikan secara langsung Alexa melakukan perlawanan. Membuat badan mereka semakin bergetar ketakutan. Kekuasaan selalu saja menang dari fakta yang sebenarnya.

Ratna menganga tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh gadis muda didepannya ini. Mata tajam dan mengintimidasi yang dilakukan oleh Alexa sangat membuat Ratna semakin tersinggung. Berani sekali anak ini, memangnya dia siapa! Pikir Ratna.

"Kamu nantangin saya?!" ucap Ratna dengan suara yang sudah meninggi.

"Anggap saja seperti itu," ucap Alexa, dan itu semakin menambah amarah Ratna.

"Sudah, cukup! Kita disini untuk menyelesaikan masalah Noval dan Ghani. Bukan untuk menambah masalah baru!" lerai kepala sekolah dengan suara yang meninggi.

Mendengar itu, Ratna membuang mukanya dengan angkuh kesamping sambil membuka kipas yang ia pegang dengan kasar. Napasnya memburu dengan tidak baik. Sangat kesal dengan sikap kurang ajar yang dilakukan Alexa padanya. Memangnya siapa gadis itu?

"Pokoknya saya tidak mau tahu. Anak itu ..." Ratna menunjuk Ghani. "Harus dikeluarkan dari sekolah ini! Jika tidak, saya akan meminta suami saya untuk mencabut semua donasi yang sudah diberikan untuk sekolah ini," ucap Ratna dengan nada mengancam setelah itu.

Jelas hal itu membuat kepala sekolah ketar ketir. Ia tidak mungkin melepaskan donasi dari orang tua Noval begitu saja. Sekolah bisa sangat rugi.

"Bu Ratna, jangan gegabah. Kita masih bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik," kata kepala sekolah gelagapan.

Sedangkan Alexa mendengkus tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh wanita tua didepannya ini. "Saya sangat tidak percaya dengan apa yang saya lihat ini. Sekolah yang katanya sangat menjunjung tinggi keadilan dan posisi semua muridnya sama rata, begini nyatanya. Bukannya mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan menyelesaikan dengan tidak ada kerugian diantara kedua belah pihak, malah yang berkuasa yang tetap memegang kendali," kata Alexa dengan berani.

"Lancang sekali kamu bicara seperti itu?!" bentak Ratna tidak terima. Matanya melotot dengan sangat tajam.

Alexa tidak menghiraukan wanita didepannya lagi. Ia menatap kepala sekolah dengan wajah tegas. "Saya ingin melihat CCTV tempat Noval dan Ghani bertengkar kemarin."

Kepala sekolah menghela napas, lalu menatap kearah para pegawainya yang mengangguk setuju. Tidak ada pilihan lain selain memang melihat CCTV. Salah mereka juga kemarin pada saat kejadian, CCTV tidak mereka lihat karena kebetulan saat itu orang tua Noval juga sedang ada urusan disekolah. Saat itu juga, orang tua Noval mendesak sekolah agar mengeluarkan SP pada Ghani karena tidak terima anaknya yang sudah babak belur.

Tidak ada pilihan lain, sekolah pun melakukannya. Mengeluarkan SP, tidak hanya pada Ghani tetapi juga Noval.

"Nggak bisa, Bu. Yang terlibat disini ada dua orang. Jadi, kalau satu kena SP, maka yang satunya juga harus dapat SP," kata kepala sekolah waktu itu karena Ratna yang tidak terima anaknya juga mendapatkan SP.

***

Akhirnya semua yang ada diruangan kepala sekolah tadi melihat video rekaman CCTV yang dibawakan oleh petugas CCTV sekolah. Dan Ratna tidak lagi dapat menunjukkan wajah sombongnya melihat memang benar putranya lah yang memulai pertengkaran itu duluan. Wajah malu serta angkuhnya ia tutupi dengan deheman dan melihat kemana saja asal tidak pada rekaman CCTV tersebut.

Alexa pun menghela napas sambil geleng-geleng kepala melihat kejadian itu. Lalu tangannya menggenggam tangan sang adik yang dari tadi diam sambil menunduk. Ia memberikan senyum terbaiknya saat Ghani menatap dirinya.

"Sekarang semua sudah jelas, kan, Pak? Siapa yang alah disini. Adik saya juga termasuk salah, karena memukul temannya dengan cara yang seperti itu. Tapi hal tersebut juga tidak akan terjadi kalau saja Noval tidak menyinggung hal-hal yang membuat adik saya sangat marah," jelas Alexa.

Kepala sekolah lagi-lagi menghela napas karena kesalahan yang ia lakukan. "Saya sebagai kepala sekolah benar-benar minta maaf atas kelalaian yang saya lakukan pada Ghani. Dan Bu Ratna, saya harap Ibu bisa mendidik Noval dengan baik. Karena jujur, para guru lain juga sering mengeluhkan sikap dan perilaku Noval selama bersekolah disini. Maka dari itu, saya sebagai kepala sekolah akan langsung memberikan hukuman pada Noval berupa masa skors selama satu minggu. Dan itu dihitung sejak Noval pulang dari rumah sakit."

Setelah mendengar perkataan dari kepala sekolah tersebut, Alexa menghela napas lega. Baginya sudah cukup untuk itu. Sedangkan Ratna, Wanita itu langsung bergegas pergi sambil menenteng tas mahalnya. Dagunya tetap terangkat, namun itu cuma untuk menutup rasa malu yang ia rasakan.

Ratna tidak meminta maaf, dan hal itu membuat Alexa dongkol setengah mati. Setelah menyalahkan adiknya, wanita sombong itu tidak meminta maaf karena kesalahan yang telah dia lakukan, kata Alexa membatin.

"Saya sebagai kepala sekolah dan perwakilan dari Bu Ratna meminta maaf atas kejadian ini," kata kepala sekolah meminta maaf sekali lagi.

Alexa hanya tersenyum tipis lalu mengangguk samar. "Tidak apa-apa, Pak. Bapak tidak perlu mewakilkan Bu Ratna untuk meminta maaf. Kalau begitu, kami pamit Pak."

Setelah itu, Alexa dan Ghani pun juga ikut keluar dari sana. Mereka berpamitan pada kepala sekolah dan guru-guru yang hadir tadi. Ghani pun mengantarkan kakaknya ke parkiran.

***

Sesampainya diparkiran, Alexa menatap adiknya dan tersenyum. Sedangkan Ghani masih setia menunduk. Ia pun memeluk adiknya dengan erat.

"Semuanya udah selesai. Sekarang kamu masuk kelas dan semangat belajar nya ya. Nggak perlu mikirin apapun lagi," kata Alexa dan melepaskan pelukannya.

Ghani mengangguk dan menatap kakaknya. "Iya, Kak. Makasih, kak."

Alexa mengangguk. "Kalau gitu Kakak balik ya, kamu hati-hati di sekolah. Kalau ada apa-apa jangan sungkan cerita sama kakak. Kakak bakalan dengerin, kok. Ya?"

Ghani kembali mengangguk. "Kakak langsung ke tempat kerja?"

"Iya. Kakak berangkat, ya." Alexa sudah naik ke motornya. Dan menghidupkan mesin.

"Hati-hati, Kak."

Alexa mengangguk dan segera meninggalkan perkarangan sekolah. Begitu juga Ghani yang juga meninggalkan parkiran menuju kelasnya.

***

Ditulis, 23.04 WIB
Tampan, Pekanbaru/05 November 2022

Semoga sukaaa
Jangan lupa tinggalkan jejakk 😊✨

***

Revisi, 18.48 WIB/07 Januari 2023
Painan, Sumatera Barat

On YouWhere stories live. Discover now