4. Tepat Sasaran

2.6K 122 0
                                    

Happy Reading
.
.

☕☕

Alexa sudah menghubungi Bara untuk meminta izin kalau dirinya terlambat datang hari ini. Sesuai dengan surat yang diberikan sekolah pada Ghani, Alexa akan ke sekolah Ghani untuk memenuhi panggilan itu.

Seperti yang adik laki-lakinya itu katakan kemarin, ia memukul temannya karena dengan seenaknya menghina ibu mereka. Siapapun akan sangat kalap jika ibu lah yang dihina oleh orang lain. Termasuk Ghani, adiknya yang sangat pendiam dan terlihat ... Culun.

Alexa juga sangat emosi kala mendengar cerita Ghani. Maka dari itu, tanpa memikirkan apapun lagi, Alexa menyetujui untuk datang ke sekolah. Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran pihak sekolah yang dengan seenaknya langsung memberikan SP pada adiknya. Salah satu siswa yang berprestasi dan sering mengirimkan piala pada sekolah.

Satu hal yang terpikirkan oleh Alexa saat memikirkan tindakan pihak sekolah. Kalau orang tua Noval menjadi salah satu orang yang berpengaruh disekolah itu. Huh! Dengan memikirkan hal itu saja, membuat Alexa semakin mendidih.

Orang berkuasa akan selalu menang dari fakta! Pikir Alexa.

Setelah merasa pakaian yang ia kenakan sudah cukup rapi dan sopan, Alexa keluar kamar. Alexa bergaya seni formal. Celana dasar longgar berwarna coklat muda, tanktop putih, dan luaran sebuah blazer dengan warna senada dengan celana. Alexa terlihat seperti pekerja kantoran sekarang.

Sebelum berangkat, ia akan makan lebih dulu, dan kebetulan saat ia sampai dimeja makan adik-adiknya sudah ada disana bersama sang ibu yang juga sedang makan. Termasuk Ghani.

"Ini piring kamu," kata Berta memberikan piring pada Alexa. Alexa menerimanya dengan senyuman setelah ia duduk di kursinya yang bersebalahan dengan Ghani dan Berta di kiri dan kanannya.

"Makasih, Bu."

Lalu menyendok nasi, dan menaruh beberapa makanan diatas nasi itu.

"Kamu udah izin sama Bos kamu?" tanya Berta.

Alexa mengangguk sembari terus mengunyah makanannya. "Udah, Bu."

"Dia memberikan izin?"

"Iya, Bu. Kak Bara kasih izin untuk aku datang terlambat hari ini."

Mendengar hal itu, justru membuat Ghani merasa bersalah. Ia terus saja menunduk karena sebab dirinya, kakaknya itu harus izin datang terlambat untuk bekerja.

"Maaf, Kak."

"Hm?" Alexa mengkerut kan keningnya karena tiba-tiba Ghani menggumam maaf yang ia yakini tu untuk dirinya. Karena hanya dia yang tertua diantara mereka yang beradik kakak itu.

"Untuk?"

"Gara-gara aku, Kakak harus izin kerja."

Alexa menyelesaikan suapan pertamanya kemudian minum. Ia menghela napas dan menatap Ghani dengan tatapan teduh. Dielusnya kepala Ghani dengan lembut. "Kakak cuma izin terlambat datang, Ghani. Bukan nggak masuk kerja. Lagipula ini memang harus Kakak lakuin sebagai kakak kamu. Kakak juga nggak terima dengan apa yang dilakukan teman kamu sama sekolah. Jadi nggak perlu ngerasa bersalah ya."

Ghani hanya mengangguk mendengar penuturan Alexa. Ia lalu melanjutkan makannya begitu juga dengan Berta dan anak-anaknya yang lain.

Beberapa menit kemudian, mereka selesai sarapan.

"Yaudah, kita berangkat sekolah sekarang?"

Ghani kembali mengangguk. Lalu mereka bersiap pergi dan berpamitan pada ibu dan adik-adik mereka yang masih pada makan. Menunggu angkot yang akan menjemput mereka untuk sekolah.

On YouWhere stories live. Discover now