•Part 28 | Kesadaran Diri•

25 11 13
                                    

[Silakan vote terlebih dahulu :3]

[Jangan lupa tinggalkan komentar kalian^^]

[Baca perlahan, ya, untuk part ini biar feel-nya nyampe ehee :3]

•••

Aland, laki-laki itu masih melayangkan tatapan tajamnya. Kedua tangannya pun saat ini masih mengepal dengan napas yang berderu cepat. Meskipun beberapa bagian tubuhnya terasa nyeri dan linu, tak masalah. Ia bisa menahannya sedikit lagi demi menyadarkan sosok laki-laki yang usianya lebih tua darinya itu.

“Lo berani ngebela cewek itu sampai kayak gini, heh?” Adrian mengulas senyum miring. Ia lantas meludah ke sembarang arah. Rasa anyir darah langsung terasa di seluruh sudut mulutnya. ‘Sial, pukulannya nggak main-main!’

“Dan lo masih nggak mau merenungi semuanya? Mahasiswa yang selalu dibanggain sama keluarga Hartono ... ternyata aslinya punya kepala yang nggak ada otaknya, ya?” balas Aland tak kalah sarkas.

Mendengar hal itu, membuat rahang Adrian kembali mengeras. Kilat amarah semakin terlihat jelas di balik netranya. Harga dirinya saat ini tengah dipertaruhkan. Ia yang memiliki title ilmu bela diri, masih bisa babak belur seperti ini hanya dengan melawan laki-laki yang usianya lebih muda darinya itu? Hah, jangan melawak!

“Lo habis main apa aja sama Kyra? Adik gue udah kasih kepuasan apa buat lo, Aland?” desisnya.

Refleks, Aland kembali meninju wajah laki-laki itu. “Setan lo!” sentaknya.

Adrian hanya bungkam sembari memegang sudut bibirnya yang sepertinya robek itu. Lalu, ia kembali menatap remeh pada laki-laki yang ada di hadapannya. Tak lupa sembari mengulas senyum tipisnya. “Santai, Bro. Lo marah gara-gara gue ngomong fakta, ya? Apa segila itu lo suka sama adek gue, hm?”

Sebisa mungkin Aland menahan emosinya. Membuatnya hanya diam menunggu kelanjutan dari ucapan Adrian. Jika dirinya tetap memilih hawa nafsu yang ingin menghabisi laki-laki itu, tidak akan ada jalan tengah untuk membuka jalan pikiran kakak dari teman masa kecilnya itu.

Adrian tertawa hambar. “Gue bingung, apa istimewanya Kyra? Kenapa Ayah dan lo ngebela dia segitunya, sih?” Ia menjeda kalimatnya. “Ah, kalau Ayah … gue seenggaknya ngerti alasan dia apa. Mungkin kasihan sama anak kurang kasih sayang yang suka caper itu. Tapi kalau lo … it’s crazy!”

“Lo serius suka sama anak gila kayak dia? Lo beneran ngebela-belain perawatan psikolog buat anak gila itu? Lo itu cuma obsesi atau beneran tulus, Al?”

‘Deg!’

Aland dibuat bungkam. Namun, sebisa mungkin ia mengontrol ekspresinya. Mengenai perkataan Adrian barusan, ia tak bisa mengelak. Aneh, kenapa ini?

“Gue tanya sekali lagi … lo serius suka sama anak gila kayak dia, hah?” Kembali, Adrian menginterupsi. Membuat Aland tersenyum miring.

“Anak gila? Lo masih belum sadar juga, Adrian?” Bukannya menjawab, Aland mengajukan pertanyaan lain. Membuat Adrian mengernyitkan keningnya bingung.

Menghela napas panjangnya sejenak, Aland menepuk-nepuk sebelah bahu laki-laki itu. Ia pun menyunggingkan seringaiannya. “Lo sadar siapa yang lo sebut gila? Lo sadar orang yang sering kalian sebut ‘gila’ itu ulah siapa? Lo sadar kenapa Kyra bisa jadi kayak gitu selama ini? Apa lo sadar?”

“Mak—”

“Itu semua karena kalian semua, Anjing!” sentak Aland yang kembali diselimuti amarah. Untuk pertama kalinya, ia berkata sekasar ini. Ya, untuk pertama kalinya aura yang dikeluarkan oleh Aland berbeda dari biasanya. Menyeramkan … penuh dengan emosi dan amarah yang meletup-letup.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 26, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sempiternal 'Ai' [On Going]Where stories live. Discover now