Pria itu berdehem singkat. Rion, adalah bodyguard Visya sejak dirinya menginjak usia sembilan tahun, lebih tepat nya ketika kedua orang tua nya dulu bercerai.

Andrew yang dulu sibuk dengan pekerjaan nya lantas memperkejakan Rion sebagai penjaga Visya kala dirinya tidak ada agar anak nya tetap aman.

Namun sejak kepulangan Visya dari rumah sang Kakek, gadis itu tak mendapati Rion di mansion. Andrew bilang bodyguard nya itu tengah mengambil cuti.

"Mau kemana?"tanya nya lagi dengan ekspresi datar.

Visya mengerjap pelan. Setelah itu dengan santai melayangkan tinjuannya pada perut Rion."Ga usah sok dingin."cibir Visya.

Rion meringis."Jahat nya..."kesal Rion seraya memberenggut, membuat Visya memutar bola matanya malas. Pria yang kira-kira berumur 30 tahun itu selalu terbuka di depan Visya. Beda lagi jika di depan Andrew, Rion akan diam tanpa ekspresi bak patung batu.

"Udah liburan nya?"tanya Visya yang kini berjalan di pinggir jalan. Bodyguard nya itu dengan setia berdiri belakang.

Rion melotot."Siapa yang liburan huh!?"tanya nya.

Visya sontak berbalik menatap Rion dengan berjalan mundur. "Om Rion lah."

"Engga."

"Hilih, bohong dosa tau!"delik Visya membuat Rion menghela nafas. Jelas-jelas dia dikirim Andrew untuk memeriksa salah satu bisnis nya di luar kota.

"Saya keluar kota untuk menangani masalah di salah satu perusahaan milik Papa anda. Memang Tuan Andrew tidak bilang?"

Visya kembali berbalik seraya mengedikan bahu acuh. "Engga. Ga penting juga."

Ingin sekali Rion menendang tubuh mungil di depan nya ini. Tapi tentu saja itu tak akan terjadi, ia masih sayang nyawa dan juga butuh uang.

Dengan terpaksa Rion tertawa. "Pasti Nona rindu saya kan?"tanya nya percaya diri.

Visya bergidik, percaya diri sekali bodyguard nya ini. Rion yang melihat ekspresi Nona nya itu lantas terkekeh. Visya sudah ia anggap seperti adik nya sendiri.

Tepat di depan taman, Visya lantas berhenti. "Om jauh-jauh!"

Rion mengerutkan alisnya.

"Maksudnya, jagain Visya nya dari kejauhan."ralat Visya membuat Rion menghembuskan nafas. Ia mengangguk singkat, setelah itu meletakan kaca mata hitam di hidung mancung nya.

Visya menggeleng kan kepala melihat ekspresi Rion yang berubah dalam sekejap.
"Dih, sok cool!" Cibir Visya pelan. Setelah itu mulai melangkah menjelajahi taman.

"Hahhh..."Visya menghela nafas, ia duduk di sebuah kursi yang ada di sana.

Lama ia terdiam, kaki nya yang menjuntai lantas ia naikan. Jadilah sekarang ia duduk bersila.

Suasana taman komplek sore ini cukup ramai. Beberapa dari mereka ada juga satu keluarga dengan membawa anak kecil. Tak lupa para remaja yang menghabiskan waktu seperti Visya. Ada yang hanya sekedar menikmati langit yang mulai berwarna oranye.

"Mama udah pulang belum ya..."gumam Visya seraya menatap jam digital di pergelangan tangan nya.

Visya akhirnya memutuskan untuk pulang, namun sebelum itu ia mencari tempat sampah untuk membuang kotak susu bekas nya.

Ia tiba-tiba berhenti, mata nya menyipit kala mendapati seseorang yang tengah duduk di bawah pohon. Dari postur tubuhnya, Visya seperti nya kenal.

Visya lantas mendekat setelah membuang kotak susu itu. "Kak Galang?"

AVWhere stories live. Discover now