Ingin Bertemu

691 54 12
                                    

Jangan lupa vote dan masukkan ke reading list kalian yaaa 🥰😚

Selamat membaca, Beb ♥️

"Cepat pulang ke rumah, Riland ! Sampai kapan kamu mau menghindari perjodohan ini ? Mona sudah siap untuk bertunangan denganmu,"

"Aarrrggggghhhh fuck !!!" Maki Riland seraya memukuli setir mobilnya. Ia sungguh-sungguh merasa kesal. Hanya karena adiknya akan menikah kenapa dirinya pun jadi sasaran?

Orang tua Riland masih berpikiran kolot, mereka tak mau sang adik melangkahi kakaknya hingga Riland yang masih sendiri dijodohkan paksa dengan anak kenalan mereka dan sialnya perempuan bernama Mona itu langsung setuju ketika hendak dijodohkan dengan Riland padahal mereka baru sekali saja bertemu.

Itulah alasan Riland tinggal di tokonya, ia tak mau diganggu oleh siapapun. Setiap malam sang adik atau ibunya akan datang ke apartemen hanya untuk membujuknya agar menerima perjodohan. Mereka tak akan menyangka jika Riland tidur di tokonya karena di sana tak ada ranjang untuk ditiduri. Selama ini Riland merelakan tubuhnya menjadi pegal-pegal karena tidur di atas sofa kecil yang ada di lantai 2.

Kecuali Stefan, yang langsung datang ke tokonya. Sepupunya itu pun datang ke  Bandung karena ada pertemuan keluarga tentang pernikahan adik Riland dan juga pertunangan dirinya.

Sebenarnya Mona juga tak seburuk itu, dia manis dan baik hati. Hanya saja ia tak merasakan getaran saat bertemu perempuan yang usianya sama dengan dirinya.

Riland memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku tanpa lebih dulu membalas pesan dari ibunya. Padahal dirinya telah berulangkali mengatakan pada seluruh keluarganya jika ia tak masalah bila sang adik yang bernama Rendi akan menikah lebih dulu darinya, malahan ia ikut senang dengan pernikahan adik nya itu.

Tapi ibunya tetap tak mau, ia menginginkan Riland untuk menikah secepatnya. Mengetahui jika sang anak masih sendiri, ibunya itu berinisiatif mencarikan jodoh bagi Riland tanpa membicarakannya terlebih dahulu.

Riland tak menggubris isi pesan itu,  ia memacukan mobilnya dengan cepat untuk kembali ke tokonya.

Sementara itu di dalam kamar kostnya, Melisa menjatuhkan diri ke atas ranjang tanpa berganti baju terlebih dahulu. Tak hanya tubuhnya yang terasa lelah, tapi juga hatinya.

"Jadi bikin iklannya ?" Tanya Agni. Ia duduk di ranjangnya.

Melisa menganggukkan kepalanya pelan sebagai bentuk jawaban. Bibirnya sedikit mengerucut dan tatapan matanya yang sendu cukup melukiskan rasa resah hatinya yang luar biasa.

Agni menatap prihatin pada sahabatnya itu. Ini adalah kali pertama Melisa benar-benar jatuh cinta pada seorang pria.
Dan yang dirasakan Melisa adalah jatuh cinta layaknya seorang wanita dewasa bukan lagi cinta monyet seperti saat mereka remaja.

Agni juga tahu semua semua kisah cinta Melisa dan Riland. Ia juga tahu jika Melisa yang patah hati harus berjuang keras untuk berpura-pura baik dan melakukan pengambilan gambar dengan seseorang yang telah mematahkan hatinya itu.

"Usaha kamu udah berhasil dengan baik, toko Riland juga sudah ramai lagi seperti dulu jadi sebaiknya gak usah bikin konten tentang 'the hot boss' lagi biar kamu gak makin sakit hati," ucap Agni sambil berpindah tempat duduk ke ranjang yang Melisa tempati dan memberikan usapan halus di puncak kepala sahabatnya itu.

"Tapi gimana caranya aku bilang sama mereka ?" Tanya Melisa seraya menghela nafasnya. Saat ini dirinya terlihat begitu frustasi.

"Katakan saja bahwa RH store sudah meraih sukses jadi tak perlu membuat konten lagi," sahut Agni dan Melisa hanya terdiam.

"Tadi jadi makan siang sama Raya ?" Tanya Agni lagi.

"Hu'um jadi... Dia juga ngajak aku ketemuan lagi, tapi kenapa ya rasanya sreg di hati," jawab Melisa.

The Hot Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang