Rencana Mulai Berjalan

1.4K 54 7
                                    

Happy reading ♥️

"Mulai sekarang kamu harus latihan naksir aku," kata-kata yang Riland ucapkan terus terngiang di telinga Melisa. Pikirannya terus melayang pada boss yang disukainya itu.

Leah terheran melihat Melisa yang sedang membereskan tumpukan baju dengan pandangan kosong. "kamu kenapa, Mel ? Kesambet ?" Tanya Leah sambil tertawa.

Melisa yang mendapatkan pertanyaan itu langsung menolehkan kepalanya dengan wajah lesu. "ya, kesambet setan ganteng nan tampan nan sexy dan cipokable ( sangat menggoda untuk dicium )," jawab Melisa tanpa bisa mengontrol ucapannya.

"Hah ? Siapa ? Jangan naksir dulu yang lain. Mulai sekarang kamu harus belajar naksir Riland biar acting nya kelihatan natural.  Kan kamu sendiri yang yang punya ide seperti itu," protes Leah.

Melisa terdiam terpaku, tak dapat berkata-kata. Ingin ia berteriak pada Leah bahwa lelaki yang ia sukai itu adalah Riland sang boss.

Tapi lagi-lagi Melisa berusaha sebisa mungkin menutupinya. Ia tak mau perasaannya akan merusak pekerjaan yang baru saja ia dapatkan.

"aku keluar sebentar, janjian ketemu teman. Mel, bikin iklannya nanti pas aku pulang bisa kan ?" Tanya Riland yang tiba-tiba datang dari arah belakang. Ia membuka masker hitamnya ketika mengatakan itu.

"Cowok pakai baju hitam emang gak ada obat,"  alih-alih menjawab pertanyaan sang boss, Melisa lebih sibuk dengan pikirannya sendiri yang begitu terpesona dengan penampilan Riland saat ini.

Kaos hitam tangan panjang yang digulung sebatas lengan, celana ripped jeans abu-abu tua dan ankle boot berwarna mocca menyempurnakan ketampanan lelaki itu di mata Melisa. Ia hampir saja menjatuhkan liurnya karena begitu terpesona.

Riland berjalan kian mendekat, sedangkan yang ditanya hanya menatapnya dengan pipi merona dan mata sayu penuh damba membuat lelaki itu kebingungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Riland berjalan kian mendekat, sedangkan yang ditanya hanya menatapnya dengan pipi merona dan mata sayu penuh damba membuat lelaki itu kebingungan.

"Mel, aku tanya. Nanti sore aja gak apa-apa kan ? Anggap aja lembur kalau kamu pulang lebih dari jam kerja," tanya nya lagi.

Melihat Melisa yang masih di awang-awang bagai orang mabuk, Leah pun menggoyangkan lengan sang teman agar ia tersadar dan ternyata cara itu membuahkan hasil karena Melisa langsung merespon. "Apaan Leah ?" Tanya nya tanpa merasa bersalah.

"Kamu mabuk apa gimana ? Lihat Riland kaya gitu amat ?" Leah bertanya dengan terheran begitupun Riland yang kini sudah berdiri tepat dihadapannya. Menatap Melisa penuh tanda tanya.

Bukan Melisa kalau gak bisa nge-les kaya bajaj, " Nah gimana acting aku bagus kan ? Itu aku berpura-pura terpesona sama kamu, Riland," jawabnya  sembari menaik turunkan alisnya.

Wajah menegang Riland berangsur hilang seiring senyuman di wajahnya. "Kirain aku kenapa," sahutnya pelan. "Dibandingkan dengan terpesona, kamu lebih mirip orang yang kerasukan," lanjutnya lagi sambil tertawa.

The Hot Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang