"gue juga gak suka, milik gue di sentuh orang lain," tegas Fatih menepis tangan Rendra untuk kedua kalinya. Lalu ia membawa Edel pergi
-----------------------------------------------------------------------Kepala Edel sangat pening, matanya terbuka perlahan, ia tersadar. Pandangannya buram, namun samar-samar ia melihat seseorang disampingnya
"udah bangun?" tanya Fatih di sampingnya
Edel mengangguk. "kamu dari tadi disini?" tanya Edel
"hmm" jawab Fatih sembari menyiapkan obat untuk Edel
Edel mengulum senyumnya senang.
"gausa cengar-cengir, cepet minum obatnya," ucap Fatih membuyarkan kehaluan Edel
Edel menurut, ia meminum obat tersebut. Setelah selesai, ia meletakan gelas di nakas.
"istirahat aja disini, gak usah ikut kelas dulu," ucap Fatih menasehati. Ia hendak beranjak keluar
"kenapa? kamu khawatir kah?" tanya Edel iseng. Namun ia berharap jawabannya adalah iya
"Enggak. Lo berat, gue capek kalo harus gendong lo lagi," jawabnya dingin lalu lekas pergi
Edel menghembuskan nafasnya kasar "ah, sudahlah. Lagian Del, apa yang kamu harapin dari kulkas itu?" tanyanya berceloteh sendiri
Edel terdiam. Ia sadar apa yang terjadi padanya tadi. Suara-suara itu, dari mana datangnya? Suara itu bahkan mirip seperti suara orang di mimpinya. Mimpi yang akhir-akhir ini selalu menghantuinya.
"apa aku harus mulai cari tau masa lalu ku?" batinnya bertanya
Tak lama teman-teman Edel datang. Zila, Rendra dan tak lupa yang paling heboh, Muti.
"Del, yaampun lo bikin kita khawatir tau ga. Lo gak papa? tanya Zila khawatir
Edel mengangguk. "gue gapapa, cuma kecapean," jawab Edel
"Del, bisa gak si jangan bikin orang khawatir?" ucap Muti. Nadanya terdengar rendah
Edel terdiam sejenak "hmm, sorry bikin kalian khawatir," jawab Edel
"bocah tengil yang tadi dimana?" kini Rendra yang berbicara
Edel bingung. "Fatih namanya Ren, dia baru aja pergi," jawab Edel
Zila menyenggol lengan Edel "cie dijagain mas crush," lalu hanya di tanggapi senyum oleh Edel
"ya terserah lah siapa itu namanya, gak penting juga," gumam Rendra
"kepala lo masih sakit, Del?" tanya Muti lagi. Edel menggeleng sebagai jawaban tidak
"Mut, seinget kamu apa hal buruk pernah nimpa aku?" tanya Edel penasaran
Muti diam sejenak. Ia tampak bingung untuk menjawab "hal buruk? seinget gue gak ada. Yang gue tau lo sering di tolak Fatih dari kecil," ucap Muti yang justru meledek
YOU ARE READING
Imperfect Love
Mystery / Thriller"Rasa dan Rahasia, adalah luka yang paling sempurna" - Author "Bukankah, isi kepala terlalu rumit jika berkaitan dengan luka dan rahasia?" -Edelweis Edelweis. Seorang perempuan cantik dan dengan hidup yang indah. Namun, apakah hidupnya benar-benar...