Hari Pertama

18K 661 8
                                    

"Alluka, silakan masuk dan perkenalkan diri kamu."

Aku pun melangkahkan kakiku memasuki ruang kelas yang bertuliskan XI Science 4 di depan pintunya. Kelas ini yang akan menjadi tempatku menuntut ilmu (lagi) serta menjalankan beberapa misi rahasiaku.

Aku mengedarkan pandanganku ke teman-teman sekelasku. Mereka semua melihat kearahku yang sekarang sedang berdiri di depan kelas. Beberapa melihatku dengan penasaran. Namun ada beberapa yang melihatku dengan pandangan meremehkan. Aku yakin mereka adalah anak-akan yang sok berkuasa di sekolah ini. Dan salah satu misi rahasiaku adalah "memusnahkan" mereka. Memusnahkan dalam arti mengubah sifat mereka. Atau mungkin saja mengeluarkan mereka dari sekolah ini.

Sebelum melakukan itu aku harus mengumpulkan bukti. Aku pun berdandan layaknya anak nerd. Kaca mata tebal dan rambut yang diikat satu kebelakang. Bajuku pun kumasukkan rapi dengan rok dibawah lima senti dibawah lutut.

"Nama saya Alluka Dary" Morano. Lanjutku di dalam hati. Karena aku belum bisa menunjukkan siapa diriku sebenarnya. " saya pindahan dari Balikpapan. Salam kenal." Aku sedikit menundukkan kepalaku.

"Baiklah Alluka, silakan kamu duduk di samping Reynand. Hanya dia yang duduk sendirian."

Aku pun berjalan kearah laki-laki yang duduk sendirian di barisan kursi paling belakang. Saat aku melewati barisan kursi kedua kakiku tersandung. Hampir saja aku terjatuh kalau saja aku tidak bisa menyeimbangkan badanku. Aku melihat kearah wanita yang menyandung kakiku tadi. Dia hanya menatapku sinis. Uh.. Tunggu saja permainanku gadis manis.

Aku tidak membalas ataupun memprotesnya. Bahkan Bu Syla yang aku yakin melihatnya tidak menegur gadis itu sama sekali. huh.. sepertinya tugasku sangat berat.

Oh ya. Aku belum memperkenalkan diriku. Nama lengkapku Alluka Dary Morano. orangtuaku, Zio Dary Morano dan Riana Yunita Morano adalah pemilik yayasan sekolah ini. Umurku 19 tahun. Jika kalian berfikir aku sangat tua jika masih berada di kelas 2 SMA kalian salah. Karena pada kenyatannya aku baru saja menyelesaikan pendidikan sarjana ku di MIT.

Aku ingin menjadi agent rahasia seperti Ayah dan Bunda. Apalagi dengan aku yang lulusan MIT aku bisa sangat berguna disana. Bahkan kak Novan anak dari Uncle Revan sang pemimpin Lion Federation sudah menjadi salah satu agent terhebat disana. Tapi ayah menyuruhku untuk meluruskan hal-hal yang bengkok di sekolah ini. Seperti pembullyan, guru dan murid yang tidak disiplin dan lain sebagainya. Oleh karena itu aku kembali menjadi anak SMA yang sebenarnya telah kuselesaikan saat umurku 16 tahun.

Aku mendaratku tubuhku di kursi paling belakang. Kulihat laki-laki yang akan menjadi teman sebangkuku lagi asik membaca buku yang ada di depannya. Dari tadi kuperhatikan dia sama sekali tidak melepaskan buku itu dari pandangan matanya. Kemudian dia melihatku sebentar. Tersenyum tipis. Lalu membaca buku lagi.. arrrggghhh... laki-laki apaan dia ini.

Aku pun memilih memfokuskan diriku pada bu Syla yang mulai bercuap-cuap tentang termokimia. Tapi karena aku sudah sangat mengerti materi ini aku pun menguap karena mengantuk. Kebiasaanku kalau sudah bosan pasti mengantuk.

"Alluka." Kantukku langsung hilang ketika mendengar bu Syla memanggil namaku. "cepat kerjakan di papan tulis soal no. 3 hal 57."

Aduh... mampus aku. Bukannya aku tidak bisa. Tapi masa aku aku harus menunjukkan kalau aku jenius secepat ini. Apa aku harus berpura-pura bodoh. Kayaknya nggak banget deh. Yang ada malah aku tambah di hukum.

"Kenapa kamu diam. Ayo maju kerjakan."

"Udah bu. Nggak mungkin dia bisa. Wajahnya saja menunjukkan kalau dia bodoh." Aku menggeram mendengar perkataan wanita yang tadi menyandungku. Sialan dia..

Our SecretWhere stories live. Discover now