17. Rumah sakit

43 41 33
                                    

Abrisam dan Doni bergegas pergi meninggalkan kantor setelah meminta izin kepada Abraham. Doni yang menyetir mobil milik Abraham.

Tujuan keduanya adalah rumah sakit yang alamatnya telah dikirimkan oleh Jesika. Abrisam tidak bisa tenang, pikirannya terus mengarah kepada Qiana, walaupun Jesika mengatakan Qiana hanya mengalami luka di bagian kaki, tangan, dan masih sedikit shock.

Doni memarkirkan mobilnya, Abrisam tak menunggu Doni. Abrisam langsung masuk dan mencari keberadaan Jesika.

"Jes," panggil Abrisam setelah melihat keberadaan Jesika.

Jesika menoleh ke arah Abrisam, Qiana sempat mengatakan bahwa Abrisam tak masuk sekolah karena ada pekerjaan di kantor Papanya. Melihat Abrisam serapih ini, Jesika sangat pangling dan takjub melihat ketampanan pria dihadapannya yang begitu sempurna.

"Iya," jawab Jesika.

"Qiana sudah sadar?" tanya Abrisam dengan nafas yang tak beraturan.

"Udah, tapi di dalam ada, Bundanya," balas Jesika.

Mendengar itu, Abrisam merasa lega. Abrisam sangat khawatir, bahkan ia sampai meninggalkan Doni sendirian.

"Sam," panggil Doni dari jauh.

Abrisam menoleh, sahabatnya berjalan santai ke arahnya dengan dua botol air mineral di tangannya.

"Ni minum dulu," suruh Doni lalu memberikan botol air mineral.

"Makasih, Don."

"Hm."

Abrisam langsung duduk dan meminum air mineral yang dibawa oleh Doni. Sementara Doni dan Jesika hanya berdiri di dekat Abrisam.

Jesika melihat ke arah Doni sebentar, dalam hati Jesika bertanya, apakah mereka saudara? Atau kakak beradik?keduanya sangat rapi dan sama-sama memakai setelan Jas.

"Ekhmm..." Doni berdeham membuat Jesika dan Abrisam menoleh ke arahnya.

"Ini cewek lo kan?" tanya Doni mengarah ke Jesika.

"Bukan," jawab Abrisam cepat sembari mendongakan kepalanya ke arah Doni.

"Cewek lo dimana?" tanya Doni.

"Dalem."

"Kenapa nggak masuk?" tanya Doni lagi.

"Ada bundanya."

"Masuk aja kali, masa' lo takut sama Bundanya," suruh Doni tanpa mempertimbangkan perkataannya.

"Bener juga lo," ujar Abrisam setuju.

Abrisam lalu berdiri, ia berniat masuk ke dalam ruangan dimana Qiana dirawat. Abrisam mengajak Doni dan Jesika untuk ikut masuk ke dalam bersamanya. Sebelumnya masuk, Abrisam mengetuk pintunya terlebih dahulu sampai ia mendapat balasan dan masuk ke dalam ruangan.

Qiana yang sedang menyandarkan punggungnya sontak menoleh, ia sedikit tersenyum melihat Abrisam datang menjenguknya. Sementara Hanum, ia langsung berdiri.

"Loh, Jesika belum pulang?" tanya Hanum.

"Belum, Bu," balas Jesika.

Dear Q [ On Going ]Where stories live. Discover now