13. Makan Malam

52 45 29
                                    

"Lo ada nomor hp Abrisam nggak?" tanya seorang gadis sembari memakai sesuatu diwajahnya.

"Ada," balas lawan bicaranya.

"Tolong masukin nomor hpnya," suruh Olyn yang masih fokus di depan cermin.

"Ini yang paling gue nggak suka kalo ada lo, perintah gue seenaknya," kesal Mia tapi tetap menurutinya.

"Nanti gue tambah uang jajan lo."

"Setuju."

Setelah memasukan nomor Abrisam pada ponsel Olyn ia lalu meninggalkan Olyn sendiri di dalam kamar. Olyn yang sudah selesai memakai beragam skincare, akhirnya mengambil ponselnya.

Olyn lalu mencari keberadaan kontak Abrisam, setelah menemukannya ia lalu mengirim pesan singkat kepada Abrisam. Setelah pesan itu terkirim, Abrisam hanya membaca pesannya tanpa membalas.

"Ck, Nggak kakaknya nggak adeknya sama-sama sombong," cibir Olyn tertuju pada Aidan dan Abrisam.

Olyn yang sebelumnya meminta foto Qiana pada Mia, ia menyiapkan semuanya dengan matang. Olyn mengirim foto Qiana kepada Abrisam, tak menunggu lama Abrisam pun langsung membalasnya.

"Oh, jadi bener dia deket sama cewek ini?" Olyn membenarkan perkataan Mia.

Tanpa aba-aba, Olyn langsung melakukan panggilan video. Dengan cepat pula Abrisam mengangkatnya. Awalnya Olyn menutupi bagian cameranya agar Abrisam tak bisa melihat wajahnya.

Tapi itu tak berangsur lama, Olyn mengeluarkan suara dan mulai menunjukan wajahnya. Hal itu membuat Abrisam sangat terkejut.

'Lo?!'

"Iya, ini gue. Olyn," jawab Olyn.

'Jangan pernah berurusan dengan gue lagi ataupun orang terdekat gue. Ingat itu,' ancam Abrisam dari sambungan telpon.

"Abrisam, gue masih suka sama lo, dengerin gue sebentar..." pinta Olyn dengan wajah yang memelas.

'Gue nggak punya banyak waktu untuk dengerin semua omong kosong lo,' tegas Abrisam lalu mematikan sambungan telponnya.

"Argh! Sial!"

Olyn yang kesal melemparkan ponselnya ke sembarang arah. Olyn terdiam sejenak, ia memikirkan ide lainnya.

•••• Dear Q ••••

Abrisam baru saja membersihkan tubuhnya setelah mengirimkan pesan kepada Qiana untuk mengajaknya makan malam.

Abrisam sedikit merasa takut setelah mengetahui bahwa Olyn kembali mengejarnya. Bahkan saat Olyn menelponnya tadi, Abrisam langsung banyak berfikir.

Abrisam tak memberitahukan hal ini kepada Papanya, ia memilih untuk diam dan mengajak Papanya untuk segera pulang.

Abrisam mengambil setelan jas abu-abu dengan kemeja hitam, pakaian yang ia gunakan saat Qiana melihatnya di restoran mahal beberapa minggu yang lalu.

Jam tangan, sepatu, dan parfum pun Abrisam menyamakannya. Saat dirasa sudah rapih, Abrisam turun ke bawah meminta izin kepada Papanya.

"Pa, Abrisam ingin makan malam di luar," ujar Abrisam menemui Papanya di sofa.

Abraham menoleh saat putranya mengajaknya bicara. "Dengan siapa?"

"Dengan perempuan yang harus Abrisam jaga," ujar Abrisam tersenyum.

Abraham tak menghalangi niat anaknya, ia mengizinkan Abrisam pergi.

Dear Q [ On Going ]Where stories live. Discover now