"Tante emang mau jodohin Taeha sama anak temennya Om Surya. Bukan jodohin sih, cuma nemuin mereka aja. Ya siapa tau mereka cocok, terus bisa ke jenjang yang lebih serius"

Rena langsung tersenyum tipis. Papanya memang rekan kerja dari Papa Surya. Jadi dia beranggapan jika Mama Karin benar-benar akan menjodohkan Pak Taeha dengannya. Hanya saja Rena berfikir jika Mama Karin sedang berbohong supaya dirinya tidak tau.

"Yaudah. Kalo gitu Rena pulang dulu ya, tante. Takut di cariin papa"

"Loh. Kok pulang? Baru aja mau tante bikinin minum"

"Nggak usah, tante. Tadi Rena habis dari kafe sama temen-temen. Jadi masih kenyang"

"Yaudah. Hati-hati ya kalo pulang"

Rena menganggukkan kepalanya kemudian mencium tangan Mama Karin "Rena pulang dulu ya, tante. Assalamu'alaikum" ucapnya.

"Wa'alaikumsalam"

"Dir. Aku pulang dulu, ya" ujar Rena sambil menatap Pak Taeha.

"Hmmm" jawab Pak Taeha tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

Rena sudah keluar dari rumah Pak Taeha. Setelah itu Mama Karin langsung berpindah duduk ke samping Pak Taeha.

"Tae, yang di bilang Rena tadi bener?" Tanya Mama Karin penasaran.

"Yang mana?"

"Kamu lagi berduaan sama cewe"

"Enggak"

"Terus, kenapa Rena ngomong gitu?"

"Tadi Taeha lagi hukum mahasiswinya Taeha karena dia nggak ngerjain tugas. Rena cuma ngompor-ngomporin mama supaya mama marahin Taeha" jawab Pak Taeha.

"Siapa juga yang mau marahin kamu. Mama malah seneng kalo kamu kepergok lagi berduaan sama cewe. Kan mama jadi nggak mikir yang aneh-aneh lagi"

Pak Taeha menolehkan kepalanya, kemudian menatap Mama Karin bingung "Maksud mama?" tanyanya.

"Ya kan mama jadi percaya kalo kamu emang bener-bener tertarik sama cewe"

"Mama ngomong apa, sih?"

"Mama takut kalo kamu nggak tertarik sama perempuan karena kamu nggak pernah ngenalin satu perempuan-pun ke mama" ujar Mama Karin.

Pak Taeha menatap Mama Karin datar. Dia tidak habis fikir dengan mamanya yang satu ini. Bisa-bisanya dia mempunyai pemikiran sejauh itu. Pak Taeha tidak pernah mengenalkan perempuan kepada mamanya karena dia memang belum menemukan perempuan yang cocok dengan tipenya.

"Emang mama udah siap Taeha tinggal?"

Mama Karin mengerutkan keningnya "Maksud kamu?" Tanya Mama Karin bingung.

"Kan kalo Taeha nikah, otomatis Taeha nggak di sini lagi" jawab Pak Taeha sambil menutup laptopnya.

"Kan istri kamu bisa di ajak tinggal di sini"

"Iya kalo dia mau. Kalo nggak mau?"

"Kalo nggak mau ya nggak papa. Mama ikhlas asalkan kamu bahagia"

Pak Taeha berdiri dari duduknya, kemudian berjalan meninggalkan Mama Karin yang masih duduk diam di sofa.

"Ikhlas ikhlas tapi nangis" sindir Pak Taeha.

"Kamu ngeledek sekali lagi, susu ini mama siram ke badan kamu. Heran banget. Punya anak kok bisa kaya kamu gini"

"Heh. Mau ke mana kamu?" Tanya Mama Karin waktu melihat Pak Taeha berjalan menuju tangga.

"Tidur" jawab Pak Taeha yang masih melanjutkan langkahnya.

"Kotak bekal kamu mana? Kok mama nggak lihat di dapur?"

Pak Taeha langsung menghentikan langkahnya. Dia baru ingat jika kotak makannya di bawa Kiara. Bagaimana jika Mama Karin tau kalau Tupperware kesayangannya tidak ada di rumah ini. Mama Karin mewanti-wanti Pak Taeha supaya menjaga kotak makan itu karena katanya ada cerita tersembunyi di baliknya.

"Mana kotak bekalnya? Jangan bilang ketinggalan di kampus"

Pak Taeha membalikkan tubuhnya, kemudian menatap Mama Karin datar "Ketinggalan di meja Taeha" jawabnya santai.

"Ketinggalan apa kamu kasih ke cewe yang berduaan sama kamu tadi?" Goda Mama Karin.

"Taeha kasih ke calon mantunya mama"

Mama Karin menatap Pak Taeha berbinar "Kamu beneran udah punya pacar? Namanya siapa? Sini kenalin ke mama" ujarnya.

"Enggak"

"Terus yang kamu maksud calon mantu mama, siapa?"

"Calon istrinya Taeha"

"Iya, mama tau. Tapi siapa?"

"Taeha juga nggak tau" jawab Pak Taeha sebelum pergi menuju kamarnya.

Sebenarnya tadi Pak Taeha ingin bertanya kenapa Rena bisa tau alamat kampus barunya. Tapi Pak Taeha mengurungkan niatnya itu karena dia yakin pasti Mama Karin lah yang sudah memberi tahu perempuan itu.






























Teruntuk calon istrinya Pak Taeha. Di mohon untuk bersabar menghadapi bapack dosen yang satu ini.

See yuu in next part.....

Ppapay 👋👋

Kamis, 11 Agustus 2022

Mr.Taeha Dirgantara [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang