Percayalah, rasanya Kiara sekarang ingin berteriak sekencang-kencangnya karena di sebut cantik oleh Pak Andra. Tapi Kiara harus berusaha untuk tetap terlihat anggun di depan dosen tampannya itu.

"Hehehe. Kelepasan, pak. Pak Andra mau ke mana?"

"Saya mau nunggu praktek" jawab Pak Andra sambil tersenyum.

"Nunggu saya aja, pak. Nggak usah nunggu praktek"

Pak Andra mengerutkan keningnya "Maksud kamu?" Tanya Pak Andra.

"Eh. M-maksud saya nanti kalo kelas saya praktek, di tunggu Pak Andra juga, kan?" Tanya Kiara berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Iya. Nanti saya yang nunggu, sama Pak Taeha juga"

Senyum Kiara yang awalnya mengembang langsung pudar setelah mendengar nama Pak Taeha di sebut. Entah kenapa, mendengar namanya saja sudah membuat mood Kiara menjadi hancur seketika.

"Kalian nggak pulang?"

Kiara mengerjapkan matanya pelan "Pulang habis ini, pak" jawabnya.

"Yasudah. Kalau begitu saya permisi dulu, ya"

"Eh. Iya, pak. Hati-hati" kata Dira.

"Iya"

Kiara masih menatap punggung tegap Pak Andra yang mulai menjauh darinya. Hingga tidak lama kemudian, dosennya itu menghilang di balik tembok besar yang berada di ujung koridor.

"Gue heran sama diri gue sendiri. Kalo ke cowo lain tuh jual mahal banget. Tapi kalo ke Pak Andra kok kaya banting harga gini ya, Dir?" Ujar Kiara yang masih menatap lurus ke depan.

"Gue juga gitu, Ki"

Kiara langsung menolehkan kepalanya, kemudian menatap Dira tajam "Jangan bilang lo mau jadi saingan gue juga" ujarnya.
............

Sekarang Kiara dan Dira sudah berada di kantin. Kebetulan kantinnya sedang sepi karena sebagian penghuni kampus sudah pulang, dan sebagian lagi masih praktik. Mereka berdua memilih bangku paling ujung supaya lebih nyaman jika menggosip.

Kiara mulai membuka kotak makan dari Pak Taeha tadi. Ternyata di dalamnya ada ayam kecap dan juga nasi goreng yang sangat menggugah selera. Sebenarnya Kiara tidak sudi memankan makanan dari dosennya itu. Tapi menu ini juga menu favorit Kiara, jadi dia sedikit bingung untuk memutuskan apakah dia memakannya atau tidak. Tapi tidak lama kemudian, tangannya secara otomatis mengambil sesendok nasi dan mengarahkannya ke dalam mulut.

"Ki" panggil Dira.

"Hmmm"

"Lo tadi ngapain aja di ruangan Pak Taeha sampe-sampe bolos jam pelajaran? Lo nggak lagi berbuat yang aneh-aneh, kan?" Tanya Dira penasaran.

Kiara langsung tersedak setelah mendengar ucapan Dira. Mana mungkin dia melakukan hal yang aneh-aneh dengan dosen menyebalkan seperti Pak Taeha. Jangankan melakukan, membayangkannya saja sudah membuat Kiara bergidik ngeri.

"Eh. Minum minum" ujar Dira sembari memberikan sebotol air mineral kepada Kiara.

"Gila ya lo, Dir? Gue lagi makan malah tanya kaya gituan" ucap Kiara emosi.

"Ya kan gue cuma tanya"

"Kaga ada pertanyaan lain, apa?! Lagian mana mungkin gue berbuat yang aneh-aneh sama dosen tengil kaya dia"

"Ya terus lo ngapain di sana?"

Kiara menghentikan acara makannya, kemudian menekuk tangannya di atas meja "Gue di suruh bantuin pak teh sisri buat masukin nilai semua anak didiknya. Sedangkan si Stella, dia cuma di kasih tugas buat cari materi tentang perjalanan obat dalam tubuh manusia. Coba lo bayangin gimana rasanya jadi gue" ujarnya emosi.

Mr.Taeha Dirgantara [on going]Where stories live. Discover now