❁Daisy 00.18❁

16.1K 1.9K 68
                                    

Tekan bintang nya dulu☆☆☆

(Typo bertebaran!)

H a p p y R e a d i n g

"S-sorry..."

Akhtar, pria bermanik mata coklat itu menyerka wajahnya yang basah.
"Hm, cepat lah habiskan sebab aku perlu mengantar adikku kesekolah-"

Cklekk...

Pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok gadis cantik dengan rambut panjang di gerainya.

"Bianca?" panggil Akhatar namun dibarengi gerakan tangannya yang membuat gadis kecil itu melompat ke pangkuannya. "Apakah putri kecil ini siap diantarkan kesekolah nya oleh Pangeran?"

Gadis itu mengangguk riang saat berhadapan langsung dengan pria tersebut, melihat cara komunikasi Akhtar pada Bianca yang terkesan menggunakan isyarat dan ekspresi wajah, aku langsung bisa menyimpulkan kalau gadis cantik itu pasti mengalami tuli dibagian pendengarannya.

"Akhtar, apakah adikmu ini..."

"Iya, Bianca. Adik ku mengalami kekurangan yang sangat spesial pada pendengarannya, kenapa aku mengatakan ini adalah kekuarangan spesial... Karena Bianca peda dari anak perempuan seusianya, dia memang tidak bisa mendengar dengan baik tapi dia mampu memahami dan menangkap baik ucapan  seseorang hanya dengan melihat ekspresi wajahnya saja." 

"Adikku bahkan bisa mengharumkan nama sekolahnya lewat puisi yang selalu ia bacakan, aku tidak pernah menyesal mempunyai adik se spesial dirinya," melihat Akhtar yang mencium puncuk kepala Bianca dengan penuh kasih sayang membuatku termenggu.

Aku menunduk kemudian memilin jariku dibawah selimut.
"Iya, su- ah, maksudku pria itu juga memiliki kekurangan... Namun itu hanya siasat nya saja," ucapku dengan gumaman diakhir.

Kepalaku mendonggak begitu merasakan usapan lembut di rambutku yang pelakunya adalah Bianca, melihatnya tersenyum seperti itu mengingat kan ku dengan Amel dan Qila.

"Jangan menangisi masa lalu dan terjebak didalam perasaan kaka sendiri, kaka hanya perlu membuka lembaran baru yang membuat hidup kaka tenang."

Aku tertegun mendengar setiap lontaran kata darinya.
"Namamu Bianca kan? Umurmu berapa cantik?" alihku dibarengi bahasa isyarat menggunakan tangan.

"Iya, Aku Bianca Clareta Diaskara kaka cantik. Bianca baru naik kelas 2 tapi umurnya Bianca ga tau, tanya aja sama Ka Akhtar."

Aku terkekeh pelan, ku lirik Akhtar yang tengah menatapku tak berkedip.
"Ekhm... Akhtar?"

"E-eh, iya ada apa?" jawabnya terdengar gugup dengan rona pipi merah diatas kulit putihnya.

"Kau ingin mengantarkan Bianca kan? Boleh aku ikut? Aku akan bekerja direstoran mu mulai sekarang."

"Tentu, bersiaplah aku akan menunggumu diluar. Kau bisa mengenakan pakaian Kaka ku didalam lemari."

Aku mengangguk, jika saja kafe hari itu jadi untuk kubeli sejak awal, mungkin aku masih memiliki pegangan disaat genting seperti ini, tapi sayangnya Velove tak pernah menghubungiku sejak hari pertama aku meminta nomernya itu, sudah ku chat dan telfon namun tak ada balasan.

"Jika aku sudah bekerja, mungkin menyisakan sedikit gajihku untuk ke panti itu tidak akan apa-apa. Ayo bangkitlah Daisy! Kau bisa memulai lembaran baru mulai sekarang!" saat aku mengepalkan kedua tanganku rasanya seperti ada yang hilang namun aku tidak tau itu apa.

Kuputuskan memakai kemeja putih polos biasa dengan celana panjang hitam sebagai bawahannya, tatapanku beralih pada gunting diatas nakas.

"Aku ingin memulai sesuatu yang baru, dan pastinya merubah diriku terlebih dahulu untuk sesuatu yang baru tersebut," ku potong rambutku pendek sebatas diatas bahu.

DAISY (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang