Kelas mulai ramai. Semua murid buru-buru masuk dan duduk di kursi nya masing-masing.

Tak terkecuali dengan Asgara dengan penampilan seperti biasa nya. Hampir dua tahun wajah nya itu tak di ketahui, mereka semua bahkan sudah terbiasa dan juga tak lagi penasaran. Ya, mungkin saja benar rumor mengatakan kalau wajah nya jelek, mangkanya ia sembunyikan.

Visya yang tengah memainkan ponsel, mencoba tak perduli dengan gerakan di samping nya. Gadis itu berusaha acuh, karena tak mau kembali membuat masalah.

Seperti biasa Asgara menelungkup kan wajah nya di atas meja. Sudah seperti ritual di pagi hari, anak itu pasti akan tertidur.

Beberapa menit berlalu, guru pelajaran tak kunjung datang.

Tiba-tiba ketua kelas mereka memberi tahu jika guru mata pelajaran kali ini berhalangan hadir, namun tetap ada tugas yang di tinggalkan. Ketua kelas sudah mengirimkan tugas tersebut ke grup kelas, dan mereka tinggal mengerjakan masing-masing.

Visya dengan malas membuka tugas tersebut, membaca sekilas dan keluar dari room chat grup, ia benar-benar tak berniat mengerjakan nya.

Gadis itu malah menjatuhkan wajah nya di atas meja. Kini mata bulat nya tak lepas dari layar ponsel.

"Bener-bener gokil, keren banget ... Kapan gue punya motor kaya gini. "Gumam Visya seraya menatap sebuah foto yang memperlihatkan diri nya tengah menaiki motor sport hitam berkelas.

Mata nya begitu berbinar senang. Walaupun semalam ia membuat Kakak nya marah tapi ia bahagia karena keinginan nya terpenuhi.

"Tapi gue penasaran sama As."lanjut nya pelan.

Visya sedikit terkejut saat Asgara berdiri. Ia mencoba tenang, laki-laki itu lantas beranjak dan keluar dari kelas. Lama Visya menatap punggung kokoh itu, namun setelah nya ia mengedikan bahu.

Ia kembali senyam-senyum menatap foto di ponsel nya sampai tak menyadari Naira sudah berdiri di depan meja nya.

"Sinting nih orang."ringis Naira menatap ekspresi sahabat nya.

Visya mendengus saat sadar. "Anj!"

"Ih mulut nya,"dengan gemas Naira mencomot pelan bibir mungil Visya.

"Hih!"

"Senyum senyum ngapa Lo?!"tanya Naira penasaran.

"Ada deh ..."

Naira berdecak, ia lantas duduk di atas meja. Sebenarnya ingin duduk di samping Visya, tapi ia tak cukup nyali untuk duduk di tempat Asgara si cowok misterius itu.

"Liat berita trending hari ini ga?"

Visya menggeleng, ia meletakan ponsel nya setelah itu mendongak menatap Naira.

"Berita apaan emang?"

"Atrex bertekuk lutut di bawah Darkez."jawab Naira dengan semangat.

"Terus?"

"Yaudah si itu aja. Tapi kan ya Sya, tau sendiri si Atrex nih musuh bebuyutan si geng nya Galang. Semua juga tau dia suka nyari gara-gara mulu sama anak Darkez bahkan sama murid PU lainnya."

PU (praja utama, nama sekolah) bukan pijat urut ye.

Visya mengangguk kan kepala nya, berita ini memang cukup hot, apalagi berhubungan dengan Darkez. Hm, syukur lah. Berarti Kakak nya tak perlu banyak menghadapi musuh tak jelas seperti mereka. Huh! Gak level banget.

"Liat nih, dia Edwin ketua Atrex"tunjuk Naira.

Visya mengamati video yang berada di ponsel sahabat nya itu dengan seksama. Di sana Edwin tengah mengakui ke kalahan nya juga berjanji tidak akan berulah dengan anggota Darkez. Remaja itu berbicara dengan susah payah, mengingat kondisi nya yang tak bisa di katakan baik, bahkan kepala nya nyaris tertutupi banyak nya perban. Edwin benar-benar babak belur.

AVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang