Akhir dari Segalanya

667 58 681
                                    

•PART INI TIDAK BERMAKSUD MENYESATKAN

•TERDAPAT KATA KASAR YANG TIDAK DISENSOR

*****

Terhitung satu jam sudah Rizal dan Jhio berada di dalam gedung tua itu, ah lebih tepatnya di dalam sebuah kamar yang gelap. Entah bagaimana mereka berdua bisa berada di sana, sebab, setelah mereka disuntikkan cairan biru itu, mereka langsung tak mengingat apa pun.

"WOY BUKA WOY!"

Sudah puluhan kali Jhio menggedor-gedor pintu kayu itu, namun hasilnya nihil. Sampai detik ini tak ada yang membukakan pintu.

Berbeda dengan Jhio, Rizal justru malah mengamati sekelilingnya. Sedari tadi bocah itu berpikir, tempat apa ini? Permainan apa ini? Apa ini sebuah konspirasi?

"BUKA ANJING!"

Jhio kehabisan energinya, hingga jatuh ke lantai.

"Udah, Yo. Mau lo teriak ampe mati pun gak bakal ada yang bukain pintu."

Rizal mengatakan itu sambil terus mengamankan sekitarnya. Barangkali, ada celah untuk mereka keluar. Namun hasilnya juga nihil. Yang ia temukan hanya dua piring dengan masing-masing terdapat garpu dan pisau di atasnya.

"Wah bener-bener nih orang udah gak waras. Ngasih piring tapi gak ngasih makanannya."

Merasa tertarik dengan apa yang dibicarakan Rizal, Jhio pun menghampiri sahabatnya itu. "Masa sih?"

"Noh liat! Mana pas ada dua lagi." Rizal menunjuk ke arah dua piring tersebut.

Jhio menganggukkan kepalanya lalu menarik satu kursi dan duduk di atasnya. "Udahlah, gak pa-pa, yang penting ada air, aus banget gue bro," ucapnya sambil menuangkan air dari poci ke dalam gelas.

Beberapa detik setelah meneguk air itu, mulut Jhio menganga dengan mata yang berbinar. "VODKA INI MAH BRO!" serunya kepada Rizal.

"Ah yang bener lo!"

"Yee, bener."

Jhio akhirnya memberikan gelasnya kepada Rizal.

"Ih iya loh, ini vodka. Wah emang kalo rezeki gak bakal ke mana," ucap Rizal sambil tersenyum kepada Jhio. Lalu beberapa detik kemudian mereka berdua bersulang.

Sepuluh gelas cukup memabukkan kedua bocah ingusan itu. "Woy, ini kok gue ngerasa lagi muter ya?"

"Sama bro gue juga. Eh ngomong-ngomong kelingking lo enak juga tuh kayaknya," racau Jhio.

"Lo mau?" tanya Rizal, yang dibalas anggukkan oleh Jhio. "Yaudah sok makan aja."

"Beneran?"

"Iya, apa sih yang nggak buat lo, Yo."

"Wih makasih bro!"

Tak!

"Anjing! Ini sakit tapi enak bro," seru Rizal ketika kelingkingnya dipotong oleh Jhio.

"Ah yang bener bro? Gak percaya gue."

"Beneran. Mau cobain gak lo?"

Jhio kembali mengangguk.

Tak!

"Anjing! Bener bro kata lo. Ini sakit, tapi ebak njir," ucap Jhio sumringah.

"Nah iya kan? Sekarang kita adil, Yo." Rizal mengangkat kelingking milik Jhio yang berlumuran darah.

Jhio mengangguk sambil tertawa kecil. "Itidakimasu!"

"Rasanya ampir mirip ceker ayam ya kelingking lo, Zal."

Genius | Misteri ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin