"Gue yakin bu Inggrid lupa ngasih info, seharusnya kemarin malah pagi-pagi. Untungnya gue buka grup abis sholat," ucap Garry bersyukur.
"Parah, anjir. Kalo sekelas nggak ada yang baca grup, kagak bakalan ada yang bawa," Bastian ikut emosi. Dia sama seperti Daniel, tapi bedanya sudah sampai di parkiran dan harus balik lagi. Nggak lucu kalau dia dihukum sendirian.
"Ngakak gue anjir inget Bastian tadi pagi," kata Daniel sebelum akhirnya tertawa keras.
Dengan wajah paniknya dia bilang suruh bawa baju olahraga ketika memakirkan motornya di samping motor Bastian. Bastian ngelag dulu dengan wajah cengo baru marah-marah dikira Daniel bohong. Sama Garry disuruh buka grup dan apa yang dikatakan Daniel memang benar.
"Kesel anjir gue kalo inget," balas Bastian dengan wajah bersungut kesal. "Mana udah nyampe harus balik lagi."
"Makanya pas abis sholat buka hape," kata Garry yang langsung ditoyor Bastian.
"Gue kristen, goblok!"
Garry cengengesan.
"Lo ini punya siapa, Xav?" tanya Daniel sambil menarik-narik kaos olahraga yang dikenakan Xavier.
Xavier menoleh. "Minjem," jawabnya dengan ekspresi wajah datar.
Daniel yang receh langsung saja tertawa ngakak sambil memukul-mukul bahu Garry. "Mukanya datar banget, anjrit."
Garry mendengus kesal seraya menjauhkan tangan Daniel. "Nggak ada yang lucu, goblok."
"Lo nggak liat itu mukanya kayak squidward," katanya sambil menunjuk muka datar Xavier yang sedang garuk perut.
"Bacot, anjir," kesal Xavier menepis jari Daniel.
Garry ikut tertawa karena Daniel menyamakan Xavier dengan salah satu tokoh kartun di film kesukaannya. Bastian yang tidak sengaja melirik Xavier dan mendengar ucapan Daniel juga tertawa.
"Berisik banget, anjir," sungut Xavier karena Bastian ikut-ikutan. Kemudian, dia menatap Bastian kesal. "Emang lo keliatan muka gue datar."
Bastian dengan kesal mendorong wajah Xavier. "Mata gue sipit masih bisa ngeliat, goblok! Lo kata gue buta."
Mereka berempat tertawa bersama.
Mereka berempat menghampiri teman sekelas yang berdiri di depan ruang guru. Ada yang menunggu sambil mengobrol dan bercanda, duduk lesehan di koridor dan ada yang sedang mengabsen. Contohnya Hera—ketua kelas XI IPA 4.
"Bastian! Daniel! Garry! Sama Xavier mana?!" teriak Hera celingukan mencari empat teman sekelasnya. Dia harus mengabsen teman-teman sekelasnya dulu sebelum masuk ke lapangan. Disuruh guru olahraga pengganti.
"Gue di sini Bunda Hera!" seru Garry sambil mengangkat tangannya tinggi sampai melompat-lompat.
"Daniel juga di sini Bunda Hera!" Daniel ikut-ikutan seperti Garry. Mereka jadi terlihat seperti anak kecil dan Hera adalah guru TK yang mendampingi mereka untuk study tour.
"Haduh, nggak usah pake lompat-lompat segala kali," keluh Hera sambil berjalan mendekat. "Ngeliat gue ngeliat."
Hera meletakan buku absen di dinding. Mencentang nama keempat teman sekelasnya yang sebelumnya tidak ada di sini.
"Kok, absennya sekarang, Her?" tanya Garry.
"Disuruh sebelum masuk ke lapangan," jawab Hera.
"Guru olahraga yang ngajar kita nanti siapa?" tanya Daniel.
"Pak Rama," jawab Hera.
"Kata siapa lo?!" Daniel berseru heboh membuat Hera mendengus seraya memutar bola matanya kesal.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Dangerous Nerd
Fantastik#AREGAS SERIES 2 Lesya yang merupakan seoarang cold girl yang memiliki mata setajam elang dan disegani anak buah Papanya berubah menjadi gadis cupu yang masuk ke dalam sekolah swasta elite dan terkenal di Ibukota untuk mencari tau alasan meninggalny...
•| Chapter 7 |•
En başından başla
