Chapter 11

45 10 0
                                    

Kereta melaju, membawa mereka ke daerah terbuka. Hari itu cuaca tak menentu. Sesaat gerbong mereka dipenuhi cahaya matahari dan saat berikutnya mereka lewat di bawah awan-awan gelap.

"Tebak apa yang kudapat untuk ulang tahunku?" tanya Neville.

"Remembrall baru?" tebak Harry.

"Bukan," kata Neville. "Tapi Remembrall akan berguna untukku, yang lama sudah lama hilang... bukan, lihat ini..."

Dia memasukkan tangan yang tidak memegangi Trevor ke dalam tas sekolahnya dan setelah mengaduk-aduk sebentar, menarik keluar sesuatu yang tampak seperti kaktus kecil kelabu dalam pot, hanya saja alih-alih duri, kaktus itu dipenuhi bisul.

"Mimbulus mimbletonia." Katanya bangga.

Melody melongo menatapnya. Tanaman itu berdenyut pelan, sehingga tampak seperti organ-dalam tubuh yang berpenyakit. Dia langsung bertanya-tanya dalam hati apa yang tenaman berdenyut ini bisa lakukan dan apa manfaatnya, tetapi gadis itu mendengar Pierre berbisik, "uh oh," dengan resah.

"Ini amat sangat langka," kata Neville, berseri-seri. "Aku tak tahu, jangan-jangan bahkan rumah kaca di Hogwarts pun tak punya. Aku sudah tak sabar ingin menunjukkannya kepada Profesor Sprout. Kakek Algie, adik kakekku, mendapatkan ini untukku di Assyria. Aku akan mencoba membudidayakannya."

"Apakah tanaman itu—eh—melakukan sesuatu?" tanya Chere hati-hati.

"Banyak hal!" jawab Neville bangga. "Dia punya mekanisme pertahanan yang luar biasa. Nih, tolong pegangkan dulu Trevor... "

Dia menaruh si katak ke pangkuan Harry dan mengambil pena bulu dari dalam tasnya. Mata melotot Luna muncul lagi di atas majalah-terbaliknya, untuk melihat apa yang dilakukan Neville. Melody dan Chere memandangi tanaman itu dengan ingin tahu, tetapi Pierre melepas jaketnya dan memasangnya seperti tirai di depan wajahnya, sementara Daniel memundurkan kepalanya.

Neville memegangi Mimbulus mimbletonia di depan matanya, lidahnya tergigit di antara giginya, memilih satu titik dan menusuknya dengan ujung pena bulunya. Cairan memancar dari semua bisul pada tanaman itu, kental, bau, dan berwarna hijau tua. Pancarannya mengenai langit-langit, jendela, dan menyemprot majalah Luna. Tetapi untungnya saat tanaman itu akan menyemprot, Melody serta Ginny buru-buru menutup wajah mereka dengan lengan dan Chere menutupi wajah dengan kedua tangan. Daniel hampir terlambat tapi sedetik sebelum wajahnya terkena lendir hijau bau, dia mengangkat lengan ke depan wajah, dan Pierre sama sekali tak terkena apa-apa karena terlindungi oleh jaketnya, paling hanya sepatunya saja yang sedikit kecipratan. Tetapi Harry, yang tangannya sibuk mencegah Trevor lari, mukanya tersemprot seluruhnya. Neville, yang wajah dan tubuhnya juga basah kuyup, menggelengkan kepala untuk mengeluarkan cairan dari matanya.

"S-sori," sengalnya. "Aku belum pernah mencobanya... tak kusangka akan begitu... tapi jangan khawatir, Stinksap tidak beracun." Lanjutnya cemas ketika Harry meludah ke lantai.

Tepat pada saat itu pintu kompartemen mereka menggeser terbuka.

"Oh... halo, Harry," sapa suara gugup. "Hm... waktunya tak tepat?"

Melody menurunkan lengannya dan menoleh ke arah pintu. Seorang gadis amat cantik dengan rambut panjang hitam berkilau berdiri di pintu, tersenyum kepada Harry. Cho Chang, Seeker tim Quidditch Ravenclaw.

Harry menyeka lensa kacamatanya, "oh... hai," balasnya tercengang.

"Hm ... " gagap Cho. "Aku cuma mau bilang halo... bye, kalau begitu."

Dengan wajah merona merah, dia menutup pintu dan pergi. Harry merosot di kursinya dan mengeluh. Dia pasti tak senang harus ditemukan oleh Cho Chang dalam kondisi berlumuran Stinksap.

Melody Potter and the Order of the PhoenixOnde histórias criam vida. Descubra agora