Seline terdiam saat Eca mengingatkan kematian ayahnya. Ia memandang Eca intens. Ia kemudian memandang Zayn.

"Zayn. Aku masih ada urusan. Maaf sepertinya aku tak bisa menemanimu."ucap Seline. Lama lama didekat Eca bisa membuatnya lepas diri dan mencakar wajah Eca yang kelewat ngeselin meski hanya diam.

Seline berjalan begitu saja tanpa tau bahwa Eca didorong kuat oleh Zayn hingga terjatuh cukup keras.

***

"Bunda? Apa kabar?"

Seline menatap mata Widya yang senantiasa tertutup tanpa ada tanda tanda akan terbuka dalam waktu dekat.

Pandangan Seline beralih pada perut Widya dimana calon adeknya masih ada didalam sana.

"Hai? Lo cowok ya? Kuat banget Lo. Kalo dulu gue beneran kasih sianida Lo masih kuat kayak sekarang ga ya?"canda Seline sambil mengelus perut Widya. Tak lama Seline merasakan tendangan ditangannya. Matanya menatap perut Widya ngeri karena bergerak gerak.

"Canda kali. Baperan si Lo."gumam Seline namun sepertinya hal itu berhasil, karena perut Widya kembali tenang seperti semula.

"Cewe si ini mah."gumam Seline menatap perut Widya ngeri. Matanya kembali menatap Widya.

"Bunda cepet sadar ya? Seline kangen."ucap Selune tulus kemudian mengecup dahi bundanya dan keluar dari ruang inap Widya. Untuk saat ini, Seline sudah mulai mencoba menerima segalanya. Ia harus bangkit lebih cepat bukan? Masih ada bunda dan calon adeknya yang harus ia jaga.

***

"Seline!"

Seline yang sedang berjalan di koridor rumah sakit segera berhenti dan menoleh kebelakang dimana ada Theo dengan baju serba hitamnya sedang berlari ke arahnya. Jeans hitam, kaos hitam dan jaket hitam. Benar benar terlihat cool dan dangerous secara bersamaan. Tunggu! Baju serba hitam? Bukankah sekolah? Seline melihat jam ditangannya dan menatap Theo curiga.

"Theo? Kenapa disini? Ini masih jam sekolah."ucap Seline curiga menatap Theo.

Seline sendiri sudah meminta cuti pada guru sekolah. Pihak sekolahpun memahami dan memberi ijin dengan syarat nilai Seline jangan sampai menurun. Dan Seline sendiri menyetujui syarat tersebut.

"Tadi guru pada rapat jadi kita pulang cepet."jawab Theo cepat.

"Seragam kamu?"tanya Seline. Ingat ya, kepercayaan Seline pada Theo menurun 10% sejak kejadian ciuman itu. Mana ada Theo polos! Saat praktek nyatanya Theo sangat pro!

"Ya? Kan tadi aku pulang dulu buat ganti."ucap Theo.

"Beneran?"tanya Seline sekali lagi.

Theo mengangguk cepat dan menunjukkan jari ✌🏻.

"Bener."jawab Theo menunjukkan senyum Pepsodent nya.

Seline mengangguk meski ia merasa sedikit kurang percaya.

"Terus ngapain kesini?"tanya Seline.

"Emang biasanya kemana?"tanya Theo balik.

"..."

Jika diingat ingat, Theo memang selalu bersama Seline si. Hingga Seline merasa terbiasa melihat Theo disisinya. Seperti sendal jepit yang kemana mana berdua.

Obsesi Antagonis [ON GOING]Where stories live. Discover now