17. Ngidam pertama bunda Widya

37.9K 5.2K 783
                                    

" Sejak kejadian itu, senyumku berubah palsu, si pemakai topeng julukanku dan anehnya aku terbiasa;) "

SyifaAgustrianiYani

.

.

.

Seline menatap bulan yang bersinar terang malam ini, ia benar benar akan selamanya di dunia ini kan? Ia tidak ingin kehilangan semuanya, Theo, orang tuanya, Kesya dan... Kekayaannya.

Tidak mau munafik, Seline senang karena di dunia ini ia kaya raya! Tidak seperti kehidupan sebelumnya dimana ia harus berhemat agar tidak membebani orang tua angkatnya.

Sombong karena duit orang tua lebih terhormat dibandingkan sombong karena duit om om!

Meski ia pintar, tapi tetap saja, cita citanya adalah menjadi pengangguran kaya raya!

Seline kembali menatap bulan. Ngomong - ngomong, bagaimana keadaan Aura? Ia rindu. Bertahun tahun bersama, bukankah wajar jika ia merasa kehilangan? Meski, sebenarnya ia yang meninggalkan Aura si.

Drrrtt drrtt

Seline melihat ke arah ponselnya yang bergetar digenggamannya. Ia mengerutkan keningnya tatkala nama Theo tertera disana.

"Kok belum tidur?"

"Lagi kangen seseorang."ucap Seline jujur. Benar kan? Ia sedang memikirkan Aura.

"Siapa? Theo kan?"

"Ck. Engga ya. Tiap hari ketemu juga ngapain kangen?"Seline berdecak malas. Orang mana yang tiap hari ketemu tetap saja kangen?!

"Ck. Terus kangen siapa?!"

Seline tersentak mendengar teriakan Theo di telpon. Kupingnya bisa budeg!

"Oranglah. Kepo banget."ucapnya sewot. Jantungan lho dia!

Lagipula, tak mungkin ia menyebutkan nama Aura. Tidak ada yang mengenal Aura disini. Lalu dia harus jawab apa saat orang bertanya siapa Aura sedangkan ia tidak pernah dekat dengan orang yang bernama Aura? Yang ada ia dikira halu atau bahkan gila.

"Theo?" Seline akhirnya memanggil Theo yang tak kunjung berbicara.

"Yaudah, sekarang tidur. Ucapan love you nya dipending dulu. Theo lagi ngambek soalnya."

Tut

Seline menatap layar ponselnya tak percaya. Theo mematikan telponnya setelah mengatakan hal itu?

Mengapa Theo ngambek? Apa karena ucapannya? Perasaan ia tidak mengatakan hal aneh. Lagipula wajar kan merindukan seseorang?

Sudahlah, lebih baik ia tidur.

***

"Theo mana?"

Seline bertanya pada sahabat sahabat Theo yang sedang nongkrong di kantin. Karena sejak pagi ia belum melihat keberadaan Theo disekolah. Biasanya Theo akan berangkat pagi atau bahkan menjemputnya. Apa karena perkataan Theo yang berkata bahwa ia sedang ngambek? Yang benar saja!

Obsesi Antagonis [ON GOING]Where stories live. Discover now