31. Mimpi?

12.5K 1.5K 247
                                    

Theo : Gue bingung. Bantuin gue ya. Gue harus Nikah dulu apa kawin dulu?

.

.

.

"Seline?"

Seline mengangguk.

"Lo ngapain disini?"tanya Seline.

"Aku? Aku mau ke dokter."ucap Zayn.

Seline mengangguk mengerti.

"Yaudah ya. Gue duluan."ucap Seline.

"Tunggu."ucap Zayn sambil memegang tangan Seline membuat Seline mau tidak mau berhenti.

"Ada apa?"tanya Seline berusaha melepaskan tangan Zayn, namun bukannya terlepas justru pegangan tangan Zayn semakin erat membuat Seline akhirnya menyerah dan membiarkan Zayn memegang tangannya.

"Ikut."ucap Zayn.

"Tapi tuan muda anda harus-"

"Ikut! Aku mau ikut!"

Zayn berteriak memotong ucapan supir pribadinya membuat beberapa pengunjung rumah sakit berhenti dan menoleh ke arah Zayn.

Seline sendiri dengan pelan mengelus lengan Zayn. Seline cukup risih diperhatikan beberapa pengunjung rumah sakit karena Zayn yang berteriak.

"Zayn? Katanya mau berobat. Lo berobat dulu ya?"ucap Seline.

Zayn menggeleng cepat.

"No. Aku ga mau. Ikut Seline. Pengen ikut Seline."ucap Zayn lirih. Matanya berkaca kaca membuat Seline bimbang. Raut wajah Zayn terasa Dejavu. Ah iya, Seline ingat. Raut wajah Zayn seperti saat Theo merajuk atau meminta sesuatu padanya.

"Em, Zayn ke dokter ya? Gue temenin."ucap Seline pada akhirnya dan dibalas anggukan semangat dari Zayn. Saat Zayn konsultasi maka Seline akan pergi. Bukankah yang penting Zayn mau untuk diperiksa?

***

"Hallo Zayn. Lho? Seline?"

Seline terkejut ternyata dokter yang menangani Zayn adalah Eca, sepupunya. Dunia memang sesempit itu ya?

Seline tersenyum singkat membalas ucapan Eca. Entah mengapa rasanya ia sangat malas melihat Eca mengingat mimpinya tentang Eca dan Theo. Wajarkan ia tidak suka?

"Aku tidak tau kamu mengenal tuan Zayn. Dan apa ini? Kamu mengantarnya kesini? Apa Theo mengetahuinya?"

Seline menatap Eca datar. Apa apaan itu! Kata kata itu seakan akan Seline sedang berselingkuh saja.

"Apakah itu penting? Kita emang sepupu tapi gue ga akan diem aja kalo ada yang ganggu gue."ucap Seline dingin.

Eca tertegun sebentar sebelum akhirnya menjawab.

"Eh em aku tak memiliki maksud lain. Maaf jika kata kataku menyinggung mu. Mungkin kematian om Morgan membuatmu jadi lebih sensitif. Aku memakluminya."ucap Eca.

Obsesi Antagonis [ON GOING]Where stories live. Discover now