"Ayo Kak."ajak Visya

"Sya ..."

"Visya!"

"VISYA!"

"ARGHHH!"Galang berteriak frustasi, ia menendang apa saja yang ada di sana. Bahkan Jio dan Gevan kini sudah menjauh karena takut kena imbas nya.

Visya membawa Ken ke rooftop, gadis mungil itu kini tengah fokus mengobati luka Ken. Remaja tampan itu hanya diam.

"Selesai."gumam Visya. Ia membereskan kotak obat, setelah itu duduk di samping Ken.

Kedua nya sama-sama terdiam sesaat, hening. Visya memejamkan mata nya menikmati angin yang berhembus. Ken menoleh menatap wajah tenang adik nya.

"Visya juga salah,"ujar Visya tanpa membuka mata nya. Ken menghela nafas, ia lantas meraih pundak Visya membawa nya ke dalam dekapan.

"Cowo mana yang ga risih di kejar-kejar cewe yang ngaku suka sama dia, mungkin semua cowo yang ada di posisi Galang waktu itu bakal ngelakuin cara yang sama ..."

Ken menggeleng, "Dengan cara bilang kalo kamu itu jalang? Itu ga wajar Visya, cara dia bener-bener brengsek!"jelas Ken kembali menahan emosi namun raut wajah nya tetap datar.

Visya sontak membuka mata, ia mendongak menatap rahang Ken yang mengeras. "Kakak ..."ia mengusap lembut pipi Kakak nya.

"Makasih udah selalu ada buat Visya,"ujar Visya seraya memeluk Ken erat.

Ken menarik ujung bibir nya ke atas, ia mengusap rambut halus adik nya sayang.

"Dulu itu emm... Ya maklum lah ya, namanya juga masih smp, mungkin bener kata Papa kalo Visya itu cuma cinta monyet."jelas Visya yang tak mau terlihat bodoh di mata Kakak nya.

Sontak perkataan Andrew beberapa tahun yang lalu terlintas di otak Visya.

"Kamu itu cuma cinta monyet Visya, dan kamu ibarat monyet yang selalu ngejar-ngejar orang yang dia incar,"

Visya meringis mengingat nya, setelah Papa nya mengatakan itu, Visya langsung marah pada Andrew, ia tidak terima di samakan dengan monyet, jadilah tiga hari lama nya mereka tidak bertegur sapa alias diam-diaman.

Ken terkekeh kecil, ia menepuk-nepuk punggung Visya pelan. "Ya, Papa benar."

📍

Tak terasa waktu begitu cepat, matahari kini sudah berganti dengan bulan.

Di sebuah mansion megah terdapat pemuda yang memiliki sepasang mata tajam tengah berjalan santai keluar dari lift. Ia menunduk menatap jam di pergelangan tangan nya yang menunjukan pukul tengah malam.

Tatapan datar sedingin es itu mengintai setiap sudut mansion. Satu alis nya terangkat, ia berjalan ke arah ruang tv.

Di sana ternyata ada sang Mommy yang tengah tertidur pulas dengan tv menyala.

Asgara berdecak. "Pasti karena pria jelek itu."

Dia berjalan ke arah Mommy nya, Aya benar-benar tertidur pulas di atas sofa. Asgara kini duduk di bawah seraya mengusap surai halus Aya.

Jika sudah begini Asgara tak akan tega keluar meninggalkan Mommy nya sendiri, ya walaupun ada beberapa maid dan bodyguard.

Tak berselang lama pintu mansion terbuka, terlihat pria paruh baya yang masih nampak gagah masuk dengan jas di tangan kanan nya.

AVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang