Special Chapter - Si Kembar

507 66 42
                                    

Kini kehamilan (Name) sudah memasuki usia kehamilan minggu ke-20, dimana ia bersama Atsumu akan mendatangi rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan jenis kelamin si kembar yang ada di dalam kandungan.

Masih ingat tentang (Name) yang ditemani oleh Osamu ke rumah sakit pada pemeriksaan pertamanya?

Sejak saat itu, Atsumu mulai overprotektif kepada (Name). Ia harus selalu berada di samping sang istri kemanapun wanita itu berada.

Bahkan Atsumu pernah nekat sampai kabur dari tempat latihan hanya untuk menemani (Name) yang sedang berbelanja bahan makanan dimana lokasi tempat berbelanja tak terlalu jauh dari rumah.

(Name) hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala begitu diberitahu Bokuto kalau kejadian itu membuat Atsumu dimarahi habis-habisan oleh sang pelatih.

Kembali ke cerita, sekarang ini kedua pasangan suami istri itu sedang mengamati secara cermat si kembar lewat USG. Mereka berdua sangat bahagia melihat tangan dan kaki si kembar sudah mulai terbentuk jelas di dalam kandungan.

"Sayang! Lihat itu tangan dan kaki si kembar bergerak! Kawaii nee~"

"Iya, Atsumu. Aku juga lihat kok."

Sang dokter tersenyum, "Si kembar juga terlihat sehat di dalam kandungan, mereka juga sudah mulai aktif bergerak. Mohon untuk selalu mempertahankan kesehatan anda, nyonya Miya."

(Name) mengangguk paham, "Baik, sensei."

"Untuk jenis kelamin si kembar sudah bisa terlihat jelas, mereka adalah laki-laki dan perempuan," sambung sang dokter.

"Sayang! Kau dengar tadi?! Laki-laki sama perempuan!" Atsumu kembali heboh dengan raut wajah berseri-seri.

(Name) hanya bisa tertawa kecil melihat sang suami yang sangat bahagia seperti anak kecil diberi sebuah hadiah, bedanya Atsumu akan menjadi seorang Ayah dari si kembar yang masih berada di dalam kandungan.

Setelah selesai melakukan pemeriksaan, Atsumu selaku suami yang siap siaga menuntun sang istri menuju tempat parkiran dengan sangat hati-hati.

Perlakuan Atsumu membuat hati (Name) menjadi senang. Memang terlihat biasa saja dimata semua orang, namun sebagai ibu hamil tentunya wanita itu merasa sangat berharga bagi sang suami.

"Jalannya hati-hati, ya. Ingat, kau bawa anak kembar. Apa aku gendong saja dari sini?"

"Jangan berlebihan, Atsumu. Aku masih bisa jalan, hitung-hitung biar bisa beraktivitas sedikit."

"Tetap saja aku khawatir! Aku gendong saja, ya!"

"Ya ampun, malu tau digendong. Lagipula sebentar lagi kita sampai."

"Dih, ngapain malu? Kau 'kan milikku."

"Iyain aja deh biar cepet."

Sesampainya di tempat parkir, Atsumu menyuruh (Name) untuk menunggu di tempat sampai mobil berada di hadapan. Wanita itu tak perlu repot-repot lagi menghampiri mobil yang terparkir sebelumnya.

Atsumu membukakan pintu mobil untuk (Name), "Silahkan masuk, wahai istriku tersayang~"

(Name) tersenyum melihatnya, "Padahal kau tidak perlu repot-repot membukakan pintu untukku."

"Apapun akan kulakukan demi istriku tersayang meskipun harus menyebrangi lautan samudra."

'Mulai deh...' batin (Name) sweatdrop mendengar gombalan receh Atsumu.

"Ya sudah, yuk. Kita pulang sekarang."

"Oke, sayang~"

.

My Neighbour [Miya Atsumu x Reader] ✓Where stories live. Discover now