03. tanding kelas

95 15 43
                                    

"Kak ini diminum ya." Floren tersenyum manis dan menyodorkan air mineral kepada Alvaro.

Alvaro menaikkan sebelah alisnya. "Gaperlu." tolak Alvaro yang kini malah menghampiri siswi yang sedang berdiri di luar lapangan.

"Ish sebel deh!" Floren menghentakkan kakinya kesal. Pasalnya ia telah mencoba melakukan banyak cara untuk mendekati Alvaro, tapi semuanya gagal.

"Lo jangan marah-marah Flo, nanti lo jelek." ucap Olin kepada Floren.

"Apa kata lo? Jelek?!" Olin meringis dan menggaruk rambutnya.

"Tapi bener kan? Kalo marah itu lo jadi jelek?" tanya Olin polos dengan mengerjakan matanya.

"Diem deh Lin lo kok bloon banget sih!" ujar Nora tak enak saat Floren yang seharusnya nggak sekesal tadi malah tambah kesal.

Alvaro segera merampas air mineral yang dibawakan siswi itu. Namanya Ara. Satu sekolah sudah tahu jika Ara itu adalah korban bullying Alvaro. Dan sekarang dengan seenaknya Alvaro menjadikan Ara sebagai babunya.

"Kalo gitu aku ke kelas dulu Al." pamit Ara tanpa mau menatap kedua mata tajam Alvaro.

"Tugas gue udah jadi?" Ara yang sudah beberapa langkah berhenti.

Ia berbalik dan menunduk. "Udah nanti aku taruh di meja kamu."

Alvaro yang bodoamat meninggalkan Ara yang menatapnya gamang. Sorot sendu di kedua mata Ara.

Kapan ia bisa lepas dari Alvaro?

****

"Gue tandain lu Thal! Kalo lo kalah lo cemen banget!" Aska mengejek Thalia yang baru saja mengikat taki sepatunya.

"Sama cemennya kaya lo kan?" ujar Thalia yang tak mau kalah.

"Kalian daritadi ribut mulu! Panas kuping gue." ucap Starla menengahi mereka.

Pasalnya setelah kelas mereka, XI IPA 3 menerima kekalahan mutlak dari kelas Alvaro. Thalia malah semakin menjadi-jadi menghujat si Aska.

"Gue mau taruhan sama lo Thal! Kalo tim lo menang ngelawan kelas duabelas, gue bakalan traktir lo di kantin. Tapi kalo nanti tim lo yang kalah lo cemen, lo harus traktir gue!" ujar Aska.

"Siapa takut! Deal?" Thalia menyalami tangan Aska.

"Deal!"

"Lo berdua kalo berantem kaya kucing sama anjing aja." kekeh Starla.

"Gue kucingnya, dia anjingnya." ujar Thalia menunjuk Aska.

"Anjing lo Thal!" kesal Aska yang masih mendengar perkataan Starla dan Thalia.

"Imut gini disamain anjing! Wlee." ejek Thalia menjulurkan lidahnya kepada Aska.

"Kenapa sih gue harus punya tetangga laknat kayo lo! Udah gitu sekelas lagi! Bosen gue liat lo mulu!" kini si Aska malah mengadu nasib.

"Terima nasib aja Ka." ucap Starla.

Starla tersenyum, sepertinya berteman dengan mereka tak masalah. Mereka sangat menyenangkan.

"Tim kalian sudah siap?" tanya Pak Tino kepada kelas Starla.

"Sebentar Pak."

"Ada masalah dengan tim kalian?" tanya Pak Tino.

Floren menjawab. "Iya Pak, ini masih ngeributin siapa aja yang mau main."

"Star lo bisa basket?" tanya Thalia yang sudah bersiap tanding.

"Lumayan Thal."

"Eh Flo biar Starla aja yang ikut, Olin jadiin cadangan aja." Thalia memberi saran.

STARLAHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin